Jaebum segera memerintahkan para prajurit berdiri didepan pintu gerbang utama, Jaebum segera berlari terburu-buru. Ia memacu kuda nya menuju halaman gerbang utama. Ia merapihkan pakaiannya dan wajah nya ia buat tenang.
Saat gerbang terbuka menampilkan 2 orang mengenakan tudung berwarna biru dengan aksen sulur dihiasi bentuk Bulan sabit. "J-jadi benar adanya? Aku masih belum percaya" Gumam Jaebum dalam hati. Saat tudung itu terbuka para prajurit mengacungkan tombaknya menampilkan sosok tegas terlihat seperti panglima dengan wajah yang kaku,datar dan dingin
"Turunkan tombaknya" Perintah Jaebum dengan tegas dengan segera para prajurit menurunkan tombaknya menuruti perintah Jaebum
"Huangdi disini aman, sihlakan buka tudung mu~" Ujar lelaki itu dengan lembut. Orang yang disebut Huangdi itu membuka tudungnya dan Sosok manis dengan visual kuat, bibir nya yang full dan lembut,mata yang tajam dan pipi yang kemerahan.
Tak lama kemudian Nana dan Mark datang dengan kuda mereka lalu Nana dengan cepat turun dari kuda dan menunduk hormat kepada orang yang dipanggil Huangdi ini. "Hormat ku kepada Amaris~" Ujar nana dengan lembut
Mark, Jaebum terkejut dan menatap sosok Huangdi ini. Jaebum segera turun dari kudanya dan menunduk hormat. Iya perkenalkan ini dia Huangdi,Amaris sosok kaisar kedua dari kekaisaran Artemio yang bernama Park Jinyoung.
Seorang yang suci dan diberkahi langsung oleh dewa dewi bulan sama seperti Jaebum. Roh yang akan mempresentasikan kesucian dan keagungan sang rembulan dengan ilmu pengetahuannya ia berdiri sendiri. "Eliodoro~" panggil Jinyoung dengan lembut dan menatapnya begitu lekat dan sedikit angkuh.
Jaebum meremas baju nya sembari menatap Jinyoung dengan kaku "bagaimana ia bisa tahu namaku" Jaebum menelan ludahnya. "Saya mengapresiasi kebijakan mu tapi bisakah saya mendapatkan tempat duduk yang nyama-" belum selesai Jinyoung bicara ia teralihkan dengan visual dari Jaebum yang berdiri tegak menatapnya. Wajah jinyoung memerah tak karuan, ia memegang dadanya dan meremas perlahan. "A-ah apa ini?" Tanya Jinyoung perlahan
"Supernova jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya" Jinyoung meremas tudung Jackson sang panglima tersebut, Jackson segera turun dari kudanya untuk membantu jinyoung turun dari kudanya dan membiarkannya berdiri sejenak
"Anda perlu istirahat Huangdi,saya akan antarkan keruangan. Izinkan saya memegang anda Huangdi" Nana mendekat dan membantu Jinyoung yang terlihat lemas itu. "Ini bukan penyakit!" Cegah Jinyoung ia melirik Nana dan Jackson bergantian "aku hanya lelah."
Jaebum dan Mark bertukar pandang mengapa Nana dengan sesantai itu mendekati Jinyoung yang terlihat ganas dan brutal itu? Jaebum terdiam menatap Jinyoung yang memerah. "Elio anda harus membantu tamu kehormatan kita" ujar Nana. Jaebum tersentak dan berlari kecil mendekati Jinyoung yang terlihat kesal. Jaebum memiringkan kepalanya dan menatap Jinyoung. "Benar anda terlihat lelah Huangdi mari say-" Jinyoung menatap Jaebum dengan tatapan tajam itu. "Aku kesini untuk menerima undangan mu itu" ujar Jinyoung
"Undangan yang mana? Aku saja belum mengirimkan surat resmi kepada kekaisaran Artemio!" Ujar Jaebum dalam hati. "S-saya belum mengirimkan apapun Huangdi" Terang Jaebum khawatir, Jinyoung menatapnya kembali. "Anda ingin hubungan diplomatik?" Skak Jinyoung
"Benar tapi sebelumnya saya ingin mengajak anda ke ruangan saya" Ujar Jaebum tegas. "Izinkan saya~" Jaebum mengulurkan tangannya dan Jinyoung menatap uluran tangan itu dan menyambutnya. Dengan langkah yang kaku Jaebum menuntun Jinyoung yang terlihat dingin dan angkuh itu bahkan keheningan menyelimuti mereka berlima dalam menuju ruangan Jaebum
Setelah beberapa saat keheningan itu berjalan mereka berlima sampai didepan pintu ruangan Jaebum, dengan segera Jaebum membuka pintu tersebut dan menampilkan ruangannya yang telah rapih. "Sihlakan Masuk Huangdi" Jaebum melepas genggaman tangannya sembari melihat Jinyoung yang melirik kesana dan kesini menatap seisi ruangannya. "Saya har-"
"Aku suka ini" ujar Jinyoung tiba-tiba. Jaebum,Mark terkejut dalam diam. "Mari bicarakan sekarang" Lanjut Jinyoung. Jaebum mempersihlakan Jinyoung duduk. "Saya ingin melalukan hubungan diplomatik perdangangan dan memajukan ekonomi kasta rendah" Jaebum menjelaskan secara merinci, sesekali ia menggambarkan rencana kerja nya tersebut. "Jadi kau ingin memajukan ekonomi kasta rendah dikerajaan mu dengan melakukan ekspor dan impor sayur mayur dan daging hewan?" Tanya Jinyoung
Jaebum mengangguk dengan cepat dan tersenyum kecil. Lagi-lagi jantung Jinyoung kembali terpacu, ia meremas sofa dan menahan napas. "H-huangdi anda tak apa?!" Ujar Jackson, ia memegang dahi Jinyoung. "Aku bukan tak demam Supernova!" Ujar Jinyoung dengan cepat, Jaebum terdiam. "Anda harus istirahat Huangdi" Ujar Mark lagi. "Aku merasa terhormat jika kalian berhenti mengkhawatirkan ku" Peringatan halus itu seakan menusuk telinga. Jinyoung percaya ia bisa berdiri sendiri
"PERAMAL AGUNG DATANG!" Teriak penjaga diluar sana, Yugyeom datang memberi hormat dan tersenyum. Jinyoung melirik dan memberikan senyum remeh nya. "Y-yang mulia?" Tanya Yugyeom kaku. "Kau yakin aku yang kau ramalkan?" Tanya Jinyoung tiba-tiba. "M-maafkan hamba Yang Mulia~" Yugyeom terkejut dan menunduk hormat.
Setelah percakapan lama dengan atmosfer yang berat dan bahkan terlalu serius itu. Jinyoung dan Jackson kembali memacu kudanya sembari berterimakasih telah menerima tamu dadakan itu. Jaebum menatap kuda yang telah menjauh di tengah kota itu menuju padang pasir yang luas.
"Ramalan baru? Kau tahu itu ilegal kalau belum memberi tahu keluarga kerajaan!" Kecam Jaebum. Yugyeom terbengong kaget dan memiringkan kepalanya. "M-maaf tapi aku tak meramalkan apapun hari ini. Kejadian yang ia bilang ramalkan itu tak terprediksi olehku!" Ujar yugyeom, Nana menepuk punggung Yugyeom dengan lembut. "Tenang Gyeom-ah" ujar Nana dengan senyumannya
Mark terdiam. "Bukankah Yugyeom telah bicara? Soal siapa yang akan memperkeruh masalah?" Tanya Mark dan Bingo Jaebum ikut memberhentikan langkahnya melirik Yugyeom dengan wajah yang tak bisa mencerna apa yang terjadi barusan begitu pula Yugyeom yang mendapat julukan Peramal Agung itu. "Astaga, ini manipulasi sekali" ujar Nana.
Jaebum kembali jalan dan larut dalam pikirannya. "Dia dingin tetapi terlihat serius dan meski angkuh aku seperti nya menyu- JAEBUM! Astaga kau Eliodoro jangan merendah!" Jaebum menepuk pipinya dengan kencang. Mark,Nana bahkan Yugyeom terkejut melihat Jaebum seperti itu. "E-elio?" Tanya Nana khawatir. "Tidak aku tidak menyukai nya!" Jaebum berlari dengan cepat
"A-apa apaan tadi itu" Mark mengusap dadanya. "Apa tadi dia bilang suka?" Tanya Yugyeom dengan segera Nana mengangguk cepat dan melihat Adiknya berlari seperti orang yang menyesali sesuatu. "Yang tadi tak kuprediksi juga~ jadi ini bukan ilegal kan?" Tanya Yugyeom. Mark dan Nana mengangguk
"Anak itu kenapa?" Tanya Mark dalam hatinya
Jaebum memasuki ruangannya sembari menggerutu menyesali kecerobohannya itu, Jaebum segera berjalan ke balkon dan menaikan matahari tepat di atas. Jaebum menikmati semilir angin dan wangi pasir yang tersiram air. Jaebum berjalan masuk dan melirik selembar kertas yang ada diatas mejanya seolah memang menarik untuk dilihat. "Aku harus menulis surat resmi dan dokumen sah serta rencana yang menciptakan jalinan kerjasama yang baik. Simbiosis mutualisme~" gumam Jaebum pelan
Saat sedang fokus membaca referensi dan mulai menyusun kerangka suratnya, prajurit diluar sana berteriak dengan begitu lantangnya "PUTRI ATTHAYA, IUSTUM DAN Al-NA'IR DATANG!".
"Astaga kaget!" Jaebum mengusap dadanya sembari melanjutkan tulisannya. "Eliodoro anda tidak apa?" Tanya Nana. Mark dan Yugyeom terkekeh kecil menahan tawanya karena kejadian menepuk pipi itu. Jaebum menatap Yugyeom dan Mark dengan tatapan tajam. "Apa yang lucu hah?" Tanya Jaebum
"T-tidak,maafkan saya yang muli-pfft
Mulia" Yugyeom meremas jubah nya. Jaebum segera paham apa maksudnya itu.Yang tadi itu sangat
Memalukan :)
HAI AKU BEK.
Aw begete utang ku banyak bgt
That's mine belom
Look belomVote men :)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUN & MOON 「JJP」
AléatoireTentang perasaan yang indah yang tak pernah pudar. Akan kah matahari terus bersinar? Akan kah bulan terus gemerlap? Aku menunggu mu. untuk kembali. warn B×B pair JJP and others