"Berkah dari mu Huangdi." Para Prajurit memberi salam pada Jinyoung yang memasuki ruang tahanan bawah tanah. Lorong sempit, dingin bahkan dapat membuat siapapun menjadi Hipotermia jika berlama lama disini.
"Saya sudah berusaha untuk membuka mulut mereka namun diantara keduanya tak ada yang ingin bicara sama sekali meski disiksa." Ujar Jackson dengan nada khawatir
"Enggan juga dibawa ke ruang takhta anda Huangdi." Lanjut jackson
Jinyoung menatap tahanannya dengan wajah tenang dan angkuh, Jinyoung mengambil pedang yang ada di pinggang Jackson dengan cepat.
"Kalian boleh pergi." Perintah Jinyoung
"Namun tidak untuk kedua makhluk keparat yang sudah menumpang diperbatasan kita." Lanjut Jinyoung dengan nada yang dingin
"Jawab pertanyaanku dengan baik, aku akan membebaskan kalian dan memberi posisi dikerajaan manapun." Sungguh licik dan lihai mulutnya, senyuman psikopatnya terpampang jelas di mata kedua orang itu.
"Siapa yang menyuruh kalian menyerang kerajaan ku? Kalian semua sudah kutandai, bercak hitam didahi kalian sama dengan pembunuh Kaisar dan Kaisarina. Komplotan bodoh!"
Teriakan Jinyoung menggema dipenjuru ruangan, meninggalkan atmosfer marah dan dendam yang begitu mendalam. Dinginnya ruangan seakan membara karena amarah Jinyoung.
"Dua orang dari suku di perbatasan, sedang berbicara menggunakan bahasa kuno. Bahasa yang sepertinya punah 28 tahun lalu, Huangdi."
Ia kembali teringat kata kata Jackson tanpa basa basi Jinyoung mencoba bahasa kuno yang ia pelajari semasa kecilnya. Bahasa kuno dari kerajaan Helios.
"Bukankah ini bahasa ibumu?" Jinyoung menatap kedua orang itu dengan dingin. Betapa terkejutnya kedua orang itu mendengar bahasa yang dipakai oleh Jinyoung.
Pelafalan nya fasih dan suaranya begitu menusuk ketelinga mereka, aura bengis yang Jinyoung miliki terasa begitu pekat dan gelap.
"Jawab!!" Teriak Jinyoung dengan lantang. Tiba-tiba keluar busa dari mulut mereka, kejang bahkan badan mereka menegang. Jinyoung paham mereka menaruh racun di ujung giginya.
Dengan santai Jinyoung menatap mereka mati sebelum ia memenggal kepala kedua orang itu dengan sadis
"K-kami akan menguasai b-bul...akhh~" ujar salah satu dari mereka, Jinyoung berdecih lalu memenggal kepala mereka dengan santainya.
"Kuasai sebelum kuhancurkan kerajaan mu" Jinyoung berguman meninggalkan ruang bawah tanah, tetesan darah yang ada diwajahnya membuat semua orang terkejut. Jinyoung menyuruh mereka untuk membuang mayatnya di laut dingin.
"Sungguh baru 4 hari kematian mu, aku harus menghadapi ini sendirian. Aku akan menghancurkan mereka dengan tangan ku sendiri."
Dengan perasaan yang campur aduk Jinyoung kembali kedalam istana dan menemukan Huanghou sedang diruang takhta. Jinyoung mendekati permaisuri janda tersebut dengan perlahan
"Mengapa begitu mendendam melihat takhta ku Huanghou?" Tanya Jinyoung dengan sarkas, So Hyun menatap Jinyoung dengan nyalang. Tak menjadi gangguan baginya karena tatapan seperti itu sudah biasa
Perasaannya membaik setelah melihat dua mayat itu dilarung di laut dingin. Jinyoung duduk ditakhtanya dan menatap So Hyun dengan santai. Ia mengambil Guci abu kakak nya dan menyuruh So Hyun mengambil nya
"Jadikan anak ku Putra Mahkota. Kaisar membutuhkan Permaisuri atau kaisarina." ujar So Hyun dengan nada datar, Jinyoung mendecih menatap wanita kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUN & MOON 「JJP」
CasualeTentang perasaan yang indah yang tak pernah pudar. Akan kah matahari terus bersinar? Akan kah bulan terus gemerlap? Aku menunggu mu. untuk kembali. warn B×B pair JJP and others