#1. Lived with A Guy

2.7K 233 45
                                    

Dahyun pikir, keputusannya untuk tinggal di rumah milik anak teman ibunya itu adalah keputusan yang tepat. Ia bahkan sudah berpamitan dengan rekan sekamarnya di asrama, dan mengatakan dengan bangganya, kalau ia akan memulai kehidupan baru. Namun kenyataannya, ia salah besar. Dahyun sangat menyesali keputusannya itu.

"Eomma, kenapa kau tidak bilang kalau anak teman eomma itu laki-laki?"

Dahyun menoleh ke belakang saat merasa ada yang tengah memerhatikannya namun lelaki itu buru-buru kembali melihat ke arah televisi.

Dahyun berdeham, lantas kembali mendengarkan ibunya di seberang telepon sembari masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintunya rapat.

"Eoh, eomma bicara apa tadi?"

"Bukankah bagus kalau tinggal bersama lelaki? Dia tampan, kan? Dan yang terpenting, dia bisa menjagamu."

"Eomma! Tapi aku ini perempuan! Bagaimana jika dia menyelinap masuk ke dalam kamarku lalu—"

"Ya! Walaupun eomma ingin sekali menjadikannya menantu tapi sepertinya kekhawatiranmu itu tidak akan terjadi. Kau tahu dia itu ... gay."

"MWO?!" Dahyun langsung membekap mulutnya sendiri saat menyadari ia berteriak cukup kencang tadi. Gadis itu kembali mendekatkan ponselnya dan berkata lirih, "Eomma bercanda? Bagaimana mungkin?"

"Teman eomma yang mengatakannya. Dia yakin kalau putranya itu gay karena dia tidak pernah melihat sekalipun anaknya itu membawa wanita ke rumahnya. Saat mencoba dijodohkan dengan beberapa wanita pun, dia terlihat tidak tertarik, padahal usianya sudah akan mencapai kepala tiga."

"Wah ... tidak dapat dipercaya. Tapi eomma, aku tidak—"

Tok! Tok! Tok!

Seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar, Dahyun segera berpamitan dan mematikan panggilannya sebelum membukakan pintu.

"Iya?"

"Makan malamnya sudah siap," ujar lelaki itu singkat lalu kembali berjalan ke ruang tengah tanpa menunggu jawaban Dahyun.

Gadis itu segera keluar dari kamarnya, menutup pintu, lalu bergabung di meja makan. Dahyun berdeham, rasanya sangat canggung sekali, apalagi lelaki itu sama sekali tidak mengatakan apapun dan hanya makan dengan tenang.

"Ekhm ... Chogiyo—"

"Namaku Hwang Jungkook, kau?"

"Ah ... Shin Dahyun."

"Umur?"

"Mwo?" Jungkook langsung melirik Dahyun. "Emm ... 26 tahun."

Lelaki itu mengangguk samar seraya kembali fokus pada makanannya. "Hanya berbeda setahun, tapi kau tidak perlu memanggilku oppa."

"Ahaha ... iya." Dahyun meringis, memainkan nasi di piringnya seraya menggerutu pelan, "Mwoya, dia aneh sekali."

"Oh ya, selama kau tinggal di sini, harap jaga kebersihan rumah ini. Kita bisa membersihkannya secara bergantian nanti, biar aku saja yang atur jadwalnya. Kecuali kamar, kita bersihkan sendiri masing-masing. Masalah makanan juga mungkin bisa diatur jadwal belanjanya. Oh ya, aku juga sangat sensitif dengan wewangian jadi sebaiknya kau jangan menggunakan parfum berlebihan."

"Ah, iya." Dahyun mengangguk-ngangguk saja, sementara Jungkook terus berbicara soal peraturan tinggal di rumah ini. Gadis itu pikir, Jungkook tidak akan banyak bicara, tapi rupanya lelaki itu bahkan lebih cerewet daripada ibunya.

Don't Touch Her! She's Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang