Dahyun pikir, keputusannya untuk tinggal di rumah milik anak teman ibunya itu adalah keputusan yang tepat. Namun kenyataannya, ia salah besar.
Berakhir tinggal bersama lelaki gay tentu bukan keinginannya. Namun kenyataan yang sebenarnya terjadi mala...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Disaat seperti ini, rasanya Dahyun ingin memaki ibunya yang masih bisa bersikap santai, bahkan setelah ia menceritakan soal pengakuan Jungkook yang mengatakan kalau dia bukanlah gay. Gadis itu sampai berpikir, apakah ia bukan anak kandung sang ibu karena nyatanya, wanita paruh baya itu sama sekali tidak peduli dengan anak gadisnya yang tinggal bersama lelaki dewasa yang ‘normal’.
“Aku bukan gay, jadi pastikan mengunci kamarmu.”
Dahyun meringis seraya menutup kedua telinganya. “Ish! Lupakan itu Shin Dahyun! dia pasti lelaki baik-baik.” Namun seringai Jungkook langsung kembali terlintas di benaknya membuat gadis itu menenggelamkan kepalanya pada bantal.
“Sial, bagaimana aku bisa tidur dengan tenang.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pukul lima dini hari, langit masih gelap. Dahan pepohonan yang berada tepat di depan jendela kamar Dahyun mengetuk-ngetuk. Tuk tuk tuk. Seolah menyuruh gadis di bawah balutan selimut itu untuk segera bangun. Dahyun menggeliat seraya mengerang rendah dengan mata yang masih tertutup. Di luar ekspektasi, gadis itu tidur nyenyak sekali di malam pertama ia tinggal di rumah ini. ranjangnya begitu nyaman, apalagi wangi khas yang telah tersebar di kamar ini membuatnya sangat nyaman. Padahal Dahyun bukan tipikal orang yang mudah beradaptasi di tempat baru, Namun rumah ini seolah langsung menyambutnya begitu ia pertama kali menginjakan kaki di sini.
Begitu alarm berbunyi, gadis itu langsung menegakkan tubuhnya dan berjalan ke luar kamar. Lampu masih belum menyala, begitu hening seakan tidak ada siapapun di sini. Dengan mata setengah terbuka, Dahyun langsung pergi menuju kamar mandi. Tanpa menaruh curiga sama sekali, gadis itu langsung masuk begitu saja. Suara air mengalir yang terdengar semakin kencang seolah menyadarkannya begitu ia telah berada di dalam.
“Seolma.” Dahyun mematung. Perasaannya tidak enak. Sesaat, ia meneguk ludahnya sebelum akhirnya mengangkat kepalanya. Dan tepat ketika maniknya tanpa sengaja berkontak mata langsung dengan Jungkook yang tengah berada di balik kaca yang berembun, keduanya berteriak.
“AAAAA!!!”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook melipat kedua tangannya di dada seraya menatap gadis di hadapannya dengan tajam sementara Dahyun masih menunduk, tak berani menatap lelaki berambut mullet itu. “Ada yang ingin kau katakan?” tanyanya setelah beberapa saat terjadi keheningan.
“Mi-mian …,” Dahyun memainkan kedua tangannya gugup. “Aku benar-benar tidak sengaja dan tidak tahu kalau kau ada di dalam. La-lagipula … aku tak melihat apapun. Sungguh! Kacanya berembun ja-jadi … arrgghh! Pokoknya aku sama sekali tidak melihat apapun!” Wajah Dahyun segera memerah hanya dengan memikirkan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu.
Sementara Jungkook masih menatap Dahyun tajam. Ia benar-benar tidak menyangka akan mendapat kejutan dihari pertama gadis itu tinggal di sini. Sebenarnya, salah dirinya juga yang tidak membetulkan pintu kamar mandi yang rusak, namun ia juga tidak bisa memaafkan begitu saja orang yang telah melihatnya mandi—apalagi dia adalah seorang wanita.
“Baiklah, aku akan memaafkanmu.” Perkataan itu sungguh mengejutkan hingga membuat Dahyun yang semula menunduk dalam langsung mendongak seraya menatapnya dengan manik berbinar.
“Jinjja?!”
Jungkook mengangguk. “Tapi dengan satu syarat.” Senyum Dahyun langsung luntur begitu saja.
“Syarat?”
“Iya. Tentu aku tidak bisa memaafkanmu begitu saja. Tubuhku ini sangat berharga, jadi siapapun tidak boleh melihatnya tapi karena kau telah TIDAK SENGAJA melihatnya, jadi kau harus menanggung akibatnya.” Dahyun menelan ludahnya getir sementara lelaki itu telah mengulas senyum miring yang sialnya masih terlihat tampan.
“Jadi syaratnya ... kau harus mengabulkan semua permintaanku selama seminggu penuh.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Translate:
Ya! = Hey Mwo = Apa Seolma = Jangan-jangan/apa mungkin ... Jinjja = benarkah? Mian = Maaf