"Aku minta maaf untuk sikap burukku yang tadi," ujar pria yang masih belum Maharani ketahui namanya "Kakakku memaksa untuk membawa koper miliknya karena roda pada koperku patah," lanjutnnya.
Entah takdir atau apa yang membuat mereka memiliki nomor kursi bersebelahan di dalam salah satu gerbong eksekutif 2 kereta api malabar. Tepat di atas tempat duduk mereka, dua koper merah jambu turut diletakan secara bersebelahan.
"Menurutku tidak aneh melihat laki – laki memiliki barang berwarna merah jambu. Tidak ada yang salah dengan itu." Ujar Maharani bermaksud untuk menenangkan, namun sepertinya pria tadi masih tetap kesal.
Baiklah, sepertinya 13 jam mereka di kereta akan terasa sangat canggung dan dingin.
.
.
.
Kereta api Malabar terus bergerak menuju destinasi selanjutnya sebelum mencapai kota Bandung. Kini mereka mulai memasuki area persawahan yang tidak lagi hijau, padi – padi mulai merunduk dengan daun keemasan siap untuk dipanen. Sungguh pilihan yang tepat bagi Maharani memilih tempat duduk di samping jendela, karena dari sana ia bisa melihat dengan jelas sang matahari kini mulai bersembunyi meninggalkan rona jingga di tengah hamparan padi.
Dari sisi kiri, seseorang juga tengah terpana melihat sebuah pemandangan yang tidak kalah indah daripada senja. Melainkan sesosok wanita dengan paras cantik yang tengah terenyum menatap perginya matahari. Menghayati seakan – akan tidak ingin kehilangan momen paling berharga di hari itu.
Chandra. Pria itu terpesona pada gadis tak dikenal yang duduk di sampingnya kali ini. Tolong ingatkan dia untuk menjaga irama jantungnya yang berdetak lebih kencang dua kali lipat setelah sekian lama. Ya, perasaan yang berusaha ia tinggalkan selama 3 bulan terakhir yang juga alasan ia datang ke Malang untuk menemui kakaknya. Salahkan Chandra yang terlalu mudah untuk terspesona pada seorang gadis namun tidak berani melakukan pergerakan apapun. Cukup ia simpan sendiri, lalu pergi jauh untuk melupakan pesona yang sempat memikat.
Dan kali ini, ketika ia hendak kembali setelah merasa lebih baik, debaran itu datang kembali. Lagi – lagi pada orang lain yang sama sekali tidak ia kenal.
.
.
~next
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Different Cities (Haechan - Ryujin)
RomanceKamu akan dibawa pergi ke 3 kota yang berbeda dalam cerita ini. "Ternyata benar apa kata orang - orang. Ketika Tuhan menciptakan Bandung saat sedang tersenyum, maka Tuhan menciptakan Jogja saat sedang jatuh cinta, lalu Malang tercipta saat Tuhan sed...