Break Up

559 91 12
                                    

" Apa-apaan ini? Kenapa tiba-tiba ada perjodohan? " Gulf marah ketika mereka bertiga sudah sampai rumah.

Mereka masih berdiri di ruang tamu. Gulf sangat marah. Ia sangat tidak suka hidupnya diatur. Tapi kenapa setiap langkah hidupnya seperti disetir oleh sang ayah.

" Gulf, perjodohan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang aneh. Ini biasa terjadi. Kau tidak perlu semarah ini. Jane anak yang baik, cantik. Kau akan mewarisi bisnis  ayahnya. Dan bisnis kita akan semakin besar kalau kau menikah dengannya"

" Tapi aku tidak menyukainya! " Ucap Gulf dengan suara tinggi yang membuat seluruh ruangan menggema.

" Setelah Ayah memaksaku untuk kuliah di Bangkok, sekarang ayah memaksaku untuk menikahi seseorang yang tidak kusuka? " Lanjutnya masih berteriak.

" Gulf, pelankan suaramu" Mew mengusap punggung Gulf.

" Aku tidak peduli dengan bisnis ayah maupun bisnis ayah Jane atau apapun itu. Aku tidak mau dijodohkan. Titik! " Gulf pergi meninggalkan ayahnya dan Mew yang masih berdiri disana.

Keduanya terdiam.

" Aku permisi, Om" Ucap Mew akhirnya ikut pamit dari situ.

" Mew, tunggu! "

Mew membalikkan tubuhnya menghadap ayah Gulf.

" Apa hubunganmu dengan Gulf? " Tanya sang ayah dengan suara berat.

Mew kaget mendapat pertanyaan seperti itu. Ia terdiam,  tidak bisa menjawab.

" Hanya teman bukan? Ya, tentu saja kau sahabatnya sejak kecil. Hahahaha"

" Mew, aku ingin meminta bantuan padamu. Tolong bujuk Gulf untuk menerima perjodohan ini. Dia akan selalu menuruti kata-katamu, Mew." Ucap Alex penuh harap pada Mew.

Mew tersenyum. " Akan Ku coba, Om" Ucap Mew akhirnya.

Bagaimanapun Mew berhutang budi pada keluarga Gulf. Keluarga Gulf sudah menghidupi dia dan ibunya sejak ia kecil.
Bahkan ia disekolahkan dan diberi pekerjaan. Membuatnya tidak bisa menolak permintaan Alex.

Alex sebelumnya tidak pernah meminta bantuan apapun pada Mew. Ini pertama kalinya ia dimintai tolong. Apa pantas menolak permintaan tolong seseorang yang telah menghidupinya sejak kecil? Pikir Mew.

Mew pergi menyusul Gulf ke kamarnya.

Ia melihat Gulf terduduk dilantai ketika Mew memasuki kamarnya.
Kakinya ia tekuk dan kepalanya ia telusupkan ke kakinya. Terdengar isakan kecil dari sana.

Mew berjalan menghampiri dan duduk di samping Gulf.

Ia tidak mengatakan apapun. Hanya menatap Gulf sekilas lalu menunduk.
'Apa yang harus aku katakan' Pikir Mew.

" Aku tidak mau menikah dengan Jane, Mew. " Ucap Gulf tiba-tiba dengan suara isak yang masih terdengar. Wajahnya masih berada di posisi yang sama seperti tadi.

Mew masih diam. Namun kali ini tangannya meraih punggung Gulf dan memeluknya.

Bukan hanya Gulf yang terluka. Dia juga terluka mendapat kabar itu. Baru saja ia merasa bahagia karena berhasil memiliki pujaan hatinya, sekarang ia akan kehilangan lagi.

Gulf mengangkat kepalanya.
" Kau tidak mau mengatakan sesuatu? Atau bertindak sesuatu untuk menyelamatkanku dari perjodohan sialan itu? " Ucap Gulf penuh harap.

Mew terdiam sejenak. " Aku pikir menikahi Jane bukanlah ide buruk, Gulf." Ucap Mew dengan suara bergetar yang berusaha ia tutupi sebisanya.

" Ha? " Gulf menggelengkan kepalnya tidak percaya dengan ucapan Mew.

Autumn without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang