Happiness (End)

809 109 11
                                    

Seminggu sudah berlalu sejak kedatangan Gulf ke Hotel, Gulf tidak kembali ke rumah. Begitu juga Mew. Kondisi di kediaman Traipipattanapong sangat kacau. Ayah Gulf gusar mencari keberadaan anaknya. Pasalnya rencana pernikahannya sudah tinggal menghitung waktu. Namun, Gulf tidak juga nampak.

Jane dan ayahnya sangat kecewa atas menghilangnya Gulf. Tiga hari sebelum acara pernikahan, Keluarga Jane mengumumkan acara pernikahan diundur sampai waktu yang tidak ditentukan.

" Mew!" Panggil Grace ketika Mew sedang berjalan menyusuri lorong hendak keluar dari hotel. Semenjak membawa Gulf pergi, Mew tidak pernah masuk kerja. Hari ini pun ia datang untuk mengundurkan diri dan mengembalikan semua seragam hotel yang selama ini ia pakai.

Mew menghentikan langkahnya namun tidak menjawab panggilan Grace.

" Aku sudah mendengar dari atasanmu bahwa kau mengundurkan diri."

Mew membalikan badan menghadap Grace dan menatapnya tajam.

" Aku juga tahu Gulf bersamamu. Aku tidak akan mencegahmu membawanya pergi." Ucap Grace membuat tatapan Mew melunak.

" Aku dan ibu merasa sudah cukup membuat Gulf menjadi korban ambisi ayah. Aku yakin, bersamamu, Gulf akan menemukan bahagianya. Aku dan ibu tidak menentang hubungan kalian." Lanjut Grace.

" Kau tahu tentang kami?"

" Tentu saja, bahkan sebelum kalian resmi berpacaran. Kami diam-diam memperhatikan sikap kalian. Kau yang begitu perhatian kepada Gulf sejak kecil dan Gulf yang sangat dekat denganmu sampai bagaimana dia selalu menuruti setiap perkataanmu. Aku dan Ibu mungkin tidak begitu dekat dengan Gulf tapi kami selalu memperhatikan setiap tingkahnya. Dia anak laki satu-satunya di keluarga. Orang yang selalu diharapkan ayah untuk dapat melanjutkan bisnisnya."

Grace menghela nafas, lalu melanjutkan ucapannya. "Aku juga tahu ayah yang selalu berusaha menjauhkan kalian. Tapi aku tidak menyangka ayah akan bertindak sejauh ini. Dia sudah benar-benar merenggut kebahagiaan Gulf. Aku tidak ingin melihat Gulf lebih menderita dari sekarang." Ucap Grace.

" Pergilah, Bawa Gulf ke tempat yang tidak mungkin ditemukan oleh ayahku."

Grace lalu memberikan sebuah amplop. " Di dalam situ ada alamat temanku. Dia punya bisnis hotel disana. Tidak besar, tapi cukup ramai. Kau bisa bekerja disana dan jaga Gulf dengan baik. Soal ibumu, kau tidak perlu khawatir, aku akan pastikan dia baik-baik saja dan tidak tersentuh oleh ayah. Sebagai balasannya kau harus menjaga adikku dengan baik." Ucap Grace.

" Terima kasih Grace. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga Gulf seperti aku menjaga diriku sendiri. Terima kasih kau telah mendukung kami. Aku mohon jaga ibuku dan sampaikan padanya aku akan menjemputnya saat aku sudah mampu." Ucap Mew mantap.

" Hmm, Kau bisa mengandalkanku, Mew" Ucap Grace sambil tersenyum pada Mew.

Mew lalu melangkah meninggalkan hotel.

" Rencana pernikahan bisnis antara keluarga traipipattanapong dan Jiranorraphat gagal dikarenakan sang mempelai pria hilang entah kemana. Ada kabar menyebutkan bahwa mempelai pria yang merupakan anak dari keluarga Traipipattanapong tersebut kabur dengan kekasihnya—"

Gulf terkejur karena tiba-tiba televisi yang ia tonton mati.

" Mew? Kau sudah pulang?" Ucap Gulf ketika menemukan sosok Mew duduk di sampingnya.

" Hmm, Kenapa masih menonton televisi? Sudah ku bilang jangan nyalakan televisi" Ucap Mew dengan suara berat.

" Aku bosan! " Rengek Gulf dengan suara manja sambil mengerucutkan bibirnya.

Mew hanya tersenyum dan mengelus kepala Gulf. " Tapi kau tahu kan, berita di televisi masih meliput kepergianmu. Aku tidak mau kau sedih melihat itu." Ujar Mew dengan sangat lembut.

Autumn without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang