The Day

700 108 4
                                    


Besok, Gulf sudah harus pergi ke Bangkok. Saat ini ia sedang membereskan semua barang-barang yang akan dibawanya.

Tanpa Gulf sadari, dibalik pintu yang terbuka sedikit ada seseorang yang terus menatapnya dengan tatapan sedih. Dia adalah Mew. Mew memang tidak pernah mengatakan kalau dia sebenarnya tidak mau Gulf pergi. Tapi kalau dia mengatakan semuanya, Gulf pasti akan berubah pikiran. Dan dia tidak mau hal itu terjadi.

Mew mencoba menenangkan perasaannya dan memasuki kamar Gulf.

" Sudah selesai beres-beresnya? " Sapa Mew dengan senyuman senormal mungkin.

Gulf menengok "Hmm, sedikit lagi."

" Mau ke bukit sebelum kau pergi?"

" Ide bagus. Tunggu sebentar aku selesaikan ini dulu setelah itu kita berangkat" Ucap Gulf sambil menunjuk tas yang sedang ia bereskan.

Mew tersenyum dan duduk di sofa yang ada dikamar Gulf sambil terus menatap sahabatnya itu.

Mew menemukan sebuah foto polaroidnya dengan Gulf diatas meja disamping sofa. Dia mengambil foto itu, itu adalah foto ketika mereka merayakan ulang tahun Gulf.

Mereka selalu merayakan ulang tahun bersama.

" Ulang tahunmu tahun ini tak bisa kita rayakan bersama" Ucap Mew tiba-tiba tanpa sadar membuat Gulf menghentikan gerakannya dari membereskan barang-barangnya.

" Aku bisa pulang pada hari ulang tahunku untuk merayakannya bersamamu" Ucap Gulf sungguh diluar dugaan.

Mew tersenyum. " Aku akan menunggumu kalau begitu. Tapi kalau kau sibuk, tak usah memaksakan kita bisa merayakannya lewat video call"

" Itu tidak asik! Bagaimanapun caranya aku akan pulang. "

" Baiklah, terserah kau saja. Sudah selesai? "

" Hhmm, sudah. Ayo berangkat. " Ucap Gulf menghampiri Mew. Padahal dia sama sekali belum menyelesaikannya.
.
.

Mereka sudah sampai di Bukit. Mereka saat ini sedang duduk sambil bernyanyi dengan iringan gitar yang dimainkan oleh Mew. Suasana malam di bukit sungguh romantis. Cahaya lampu kota sungguh indah namun terlihat sendu, seperti hati kedua adam yang bernyanyi tapi sibuk dengan pikirannya masing-masing. Seolah lagu dinyanyikan adalah isi hati keduanya yang tidak pernah tersampaikan.

Setelah selesai menyanyikan sebuah lagu, keduanya terdiam. Masih asik dengan pikiran masing-masing. Tidak lama, Mew mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya dan menyodorkannya ke hadapan Gulf.

Gulf bingung dan menengok ke arah Mew. " Apa ini? "

" Bukalah"

Gulf membukanya, ternyata sebuah bracelet yang dibagian dalamnya tertulis huruf MG yang merupakan inisial dari nama mereka, MewGulf.

Gulf tersenyum dan menengok ke arah Mew. Mew tersenyum sambil menunjukan bracelet yang sama dipergelangan tangannya.

" Wow" Gulf terkejut melihat Mew mengenakan itu juga.

" Supaya kau tidak melupakanku" Ucap Mew santai.

" Aku tidak akan melupakanmu. Pakaikan ini" Pinta Gulf sambil menyodorkan tangan dan bracelet.

" Baiklah" Mew mengambil bracelet itu dan memakaikannya. " Berjanjilah untuk menghubungiku sesering mungkin. dan angkat teleponku kalau aku menghubungimu" Pesan Mew sambil melingkarkan bracelet pada lengan Gulf.

"Hhhmm, aku berjanji akan menghubungi setiap hari. Aku akan sangat merindukanmu. " Ucap Gulf parau.

" Aku juga. Belajarlah yang giat. Jangan kecewakan orang tuamu dan aku"

Autumn without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang