"Nanti kau lembur lagi?" Tanya Renjun yang tengah menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.
Jeno mengangguk membenarkan pertanyaan Renjun. Renjun menghela nafasnya panjang. "Yasudah kalau gitu nanti sore akan aku kirimkan makanan untuk kamu makan." Ujar Renjun yang mendapat decihan tak suka dari Jisung.
"Alah, bilang aja supaya Appa bisa ngemilikin Eomma sepenuhnya jadinya Appa milih lembur dan Eomma bisa ngirim makanan lalu Appa menahan Eomma disana." Terka Jisung yang membuat Jeno membelalakan matanya tak percaya sedangkan Renjun terkekeh mendengar asumsi Jisung yang sangat tidak masuk akal.
"Memangnya kenapa? Iri? Bilang bos! Makanya cari pacar biar ada yang bisa dimanjain." Suruh Jeno, menatap Jisung dengan pandangan mengejek, sekaligus memeluk Renjun dan mendekatkan kepalanya di tubuh ramping Renjun; memanasi Jisung yang tengah melihatnya.
"Aku sudah punya pacar sih!" Elak Jisung tak terima yang dibalas kekehan mengejek Jeno.
"Aish, Jinjja? Siapa yang mau menjadi pacar anak manja seperti dirimu?!" Ledek Jeno kembali yang membuat Jisung menahan kesal.
"Chenle? Jangan bermimpi sayang! Kau sudah di tolak Chenle yang ke 10 kalinya." Tambah Jeno mengejek Jisung.
"Kata siapa?! Sekarang aku sama Chenle dekat kok! Kemarin--"
"Kau kerumahnya untuk membawakan pembalut? Itu bukannya dekat! Kau dimanfaatin dia karena gak ada yang bisa Chenle suruh selain kamu!" Poting Jeno.
"Eomma~~" Rengek Jisung seraya menunjuk Jeno kesal.
Jeno mendecih tak suka menatap anak semata wayangnya. Selalu saja meminta pertolongan Renjun ketika dirinya kalah berdebat.
"Jeno~~" tegur Renjun.
Jeno mendecak kesal. "Mian, baby Ji." Ujar Jeno dengan pura-pura menyesal.
Jisung tersenyum kemenangan menatap sang Appa yang bertekuk lutut, tak berdaya kepada dirinya. "Gwenchana Appa, aku selalu memaafkan sikap kekanakan-mu." Ujar Jisung.
"Cha, sekarang saatnya makan. Jangan ada perdebatan ketika makan." Peringat Renjun yang dibalas anggukan kepala oleh Jeno dan Jisung.
Mereka bertiga akhirnya makan dengan hikmat tanpa ada perdebatan atau suara yang keluar , sesuai intruksi Renjun.
Setelah makan, mereka berdua akhirnya pergi. Renjun menemani Jisung dan Jeno sampai depan rumahnya.
"Hati-hati, jangan mengebut, perhatikan guru yang tengah menjelaskan pelajaran dan jangan membolos!" Peringat yang selalu Renjun katakan kepada Jisung, ketika sang anak hendak berangkat sekolah.
Jisung mengangguk. "Arraseo Eomma." Final Jisung lalu masuk kedalam mobil miliknya dan pergi meninggalkan perkarangan rumahnya.
"Aku berangkat ya." Pamit Jeno, mengalihkan atensi Renjun yang tengah menatap mobil Jisung.
Renjun menoleh, lalu mengangguk. "Jangan terlalu memaksakan dirimu. Kalau memang kau sudah tidak sanggup? Kau bisa memberitahu-ku. Kita sepasang suami-istri bukan? Aku akan membantu-mu apapun kondisinya." Peringat Renjun.
Jeno tersenyum, mencium kening Renjun. "Arraseo, aku akan memberitahu-mu kalau aku sudah tidak bisa menghandle semuanya." Dusta Jeno lalu masuk ke dalam mobilnya, menginjak pedal gasnya dan meninggalkan perkarangan rumah.
Setelah Jeno dan Jisung pergi, Renjun bergegas masuk kedalam rumahnya. Melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan Jeno.
Mengganti pakaian santainya menjadi pakaian formal. Memoles wajahnya dengan sedikit make up. Setelah itu, Renjun mengambil tas yang telah ia persiapkan dan mengambil kunci mobilnya lalu pergi meninggalkan rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE FAMILY - NOREN
FanfictionINI CERITA KHUSUS LEE FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER BAIK LEE JENO, HUANG RENJUN MAUPUN PARK JISUNG. SHIPPER INI MENYANG...