11. Angry

799 52 0
                                    

Jeno mencoba mengontrol emosinya agar tidak meledak didepan istrinya yang sangat ia cintai.

Namun entah kenapa ia sangat tidak bisa menahan emosinya saat ini.

"Aku tidak pernah meminta-mu untuk membantuku! Apakah kau tuli?!" Tanya Jeno sarkas, memandang Renjun.

"Mau sampai kapan kau tutupi itu semua dari aku?! Kita sepasang suami istri bukan?! Masalah-mu--"

"Masalah-ku sendiri! Kau tidak perlu ikut campur dalam masalahku! Tugas-mu hanya-lah mengurus Jisung! Aku tidak pernah meminta-mu untuk membantu-ku menangani masalah keuangan bukan?!" Potong Jeno dengan cepat membuat Renjun terperangah mendengarnya.

Inikah yang ia dapatkan karena menolong Jeno? Apakah salah seorang istri membantu suami-nya, hingga Jeno sampai semarah ini.

"Kamu memang tidak pernah mau meminta-ku! Kamu akan selalu menyimpannya sendiri! Bukan-kah kita sepasang suami-istri?! Kenapa kau harus merahasiakan semuanya kepadaku Lee Jeno?!" Tanya Renjun murka.

"Karena aku masih bisa menangani-nya!" Teriak balik Jeno yang sukses membuat Renjun tertegun. Baru kali ini Jeno teriak seperti ini di hadapan Renjun.

"Mau sampai kapan kau bisa menangani-nya Jeno?! Perusahaan-mu di ambang kebangkrutan! Biar aku membantu-mu!" Bujuk Renjun sekali lagi dengan intonasi melembut.

"Kau mau membantu-ku pakai apa?" Sarkas Jeno yang masih tidak menurunkan intonasi suaranya.

"Aku punya perusahaan sendiri Jeno! Bi--"

"Dan kau tidak memberi tahu-ku Lee Renjun?!" Potong Jeno menatap Renjun intens dan sukses membuat Renjun membatu.

Dirinya baru sadar kalau Jeno tidak mengetahui bahwa dirinya mempunyai perusahaan sendiri.

"Sudah berapa banyak hal yang aku tidak tau dari-mu?! Berapa banyak perusahaan yang kau bangun di belakang-ku?! Bukankah aku sudah sering kali melarang-mu untuk membangun perusahaan apalagi bekerja?! Kau meragukan aku sebagai kepala rumah tangga dalam menghasilkan uang?!" Tanya Jeno penuh selidik, menyudutkan Renjun.

Renjun membeku, dirinya terasa kelu untuk menjelaskan semuanya dari awal kepada Jeno. Apalagi dalam keadaan Jeno yang sedang emosi serta keuangan Jeno yang tengah tidak stabil. Jika dirinya salah berbicara sedikit saja, pasti Jeno langsung meng-hardiknya dengan yang tidak-tidak dan pastinya itu akan menyakiti perasaan Jeno.

"Berapa banyak yang kau sembunyikan Huang Renjun!" Teriak Jeno tepat didepan wajah Renjun.

'Huang Renjun?' Semudah itu Jeno mengubah marga-nya?

"Aku--aku---"

"Terserah kau! Ini terakhir kalinya aku melihat dirimu mencampuri urusan pekerjaan-ku! Kita sudah mempunyai tugas masing-masing bukan?! Kau mengurus rumah tangga kita, melayani-ku serta merawat Jisung. Sedangkan aku yang mencari nafkah!"

"Itu kalau kau menghargai aku sebagai suami-mu. Terserah kau mau bertindak seperti apa. Aku hanya lelaki bodoh yang tidak tau apa-apa dimata-mu bukan?" Sambung Jeno lalu pergi meninggalkan Renjun.

Renjun termenung menatapi punggung Jeno yang terus menjauh darinya.

Renjun tau dirinya salah karena menutupi semuanya dari Jeno yang notabennya kepala rumah tangga didalam kelurganya. Namun Renjun juga takut untuk memberitahu Jeno. Ia takut kalau Jeno akan menyuruh Renjun menjual perusahaannya yang sedari kecil ia bangun hanya karena Jeno tidak suka Renjun bekerja.

Tapi ini juga bukan full kesalahan Renjun. Jeno juga selalu membunyikan semua masalahnya dari Renjun, menganggap dirinya bisa menangani semuanya sendiri dan itu membuat Renjun merasa dirinya tak berguna sebagai seorang istri.

LEE FAMILY - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang