10. Embarrasing?

762 54 2
                                    

Renjun mengucapkan rasa terima kasih kepada Hera. Karena dirinya, ia bisa lebih leluasa mencari tau dalang yang sebenarnya.

Renjun mengeluarkan beberapa flashdisk dari tasnya. Mulai mencopy semua berkas keuangan perusahaan milik Jeno beserta para staff, absensi dan jadwal harian staff sert meng-copy rekamanan cctv serta hal lain yang diperlukan.

Dalam hati, Renjun berdoa agar Jeno kembali dalam waktu yang lama. Kalau tidak dengan cara ini, Jeno tidak akan mau melibatkan dirinya untuk membantu.

Setelah mencopy semuanya, Renjun memanggil salah satu agent mata-matanya yang bekerja diperusahaan milik Jeno untuk bertemu dengannya.

"Bagaimana?" Tanya Renjun kepada orang suruhannya yang sudah ada didalam ruangan Jeno.

"Aku sudah mengcopy semua yang kau mau didalam sini. Aku rasa, tidak ada staff desaign graphic yang mesabotase ini semua. Aku malah mencurigai para direktur yang mensabotase ini." Jawab orang suruhannya Renjun.

"Aku tau! Yang jadi pertanyaan-ku, siapa dia?!" Sungut Renjun kesal, menuntut jawaban.

"Aku mencurigai direktur dari divisi pemasaran. Pasalnya, belum lama ini dia membeli sebuah pulau dengan mansion yang sangat luas di korea serta pesawat pribadi. Tapi, aku belum pasti apakah dia atau tidak. Kau tau sendiri gaji atasan memang sangat besar." Ujar orang itu.

Renjun mengangguk paham. "Oke kalau gitu. Kau bisa keluar. Kau sudah pastikan tidak ada yang membututi-mu?" Tanya Renjun memastikan.

Orang itu menggeleng. "Tidak! Aku bilang bahwa mau memberi hasil desaign grapich ke ruangan bos." Sambung orang itu lalu pergi meninggalkan Renjun.

Setelah orang itu pergi, Renjun segera menelepon seseorang.

Hallo?

---

Bisakah kau kesini? Sudah kudapatkan semuanya! Aku mau kau menyelidikinya lebih dalam.

---

Oke! Aku tunggu!

Setelah mematikan telepon. Renjun mulai mendaratkan bokongnya di atas sofa. Entah kenapa sekarang ia jadi sering lapar. Alhasil ia memakan makanan milik Jeno.

***

Dilain sisi, Jeno sedang berbincang dengan Hera sesuai permintaan Hera tadi.

"Jadi, software yang ingin aku kembangkan untuk orang yang berkebutuhan khusus. Seperti anak kecil yang terlahir tidak dapat melihat, mendengar ataupun berbicara dan juga anak yang memiliki kapasitas otak yang minim. Bisa diakses melalui gelombang pikiran melalu ponsel yang akan kau buat. Jadi fitur kami didalam ponsel-mu akan bisa memanggil orang dengan hanya apa yang kau pikirkan melalui headseat yang akan menjadi penghubung antara otak dan ponsel." Ujar Jeno tanpa bertele-tele.

"Mengenai detail pesifik dan perangkat apa saja yang dibutuhkan, aku tidak akan memberitahu, aku tidak mau ada kebocoran didalam perusahaanku." Tambah Jeno.

"Itu ide yang bagus! Aku suka ide-mu! Jadi, kapan itu dibuat? Dan bagaimana mengenai tawaran-ku? Aku akan pastikan perusahaan-mu kembali berjaya dengan saham yang akan kuberikan nanti setelah kau menikahi-ku. Aku tidak akan meminta-mu untuk bercerai dengan istri-mu!" Ucap Hera dengan lantang dihadapan para staff Jeno serta sekertaris perusahaan Hera.

Baru saja Jeno ingin membalas, tapi ia urungkan karena melihat sesosok wanita yang ia kenali masuk dengan seringainya, wajah datar nan dingin seperti tidak mau disentuh, mata yang menyiratkan kemarahan dan permusuhan.

"Kim Hera! Pewaris sah serta pewaris  tunggal dari Kim coorporation, right? Kau menawarkan diri dengan jaminan saham untuk Jeno?  Kau tidak mengetahui siapa pemilik saham terbesar di perusahaan-mu? Park Coorporation! Perusahaan nomor 1 di China yang bergerak dibidang Jasa maupun barang serta memiliki anak perusahaan yang tersebar diseluruh dunia!" Ujar Renjun seraya mendekati Hera.

Renjun sempat tersenyum kepada seluruh staff Jeno.

Baru saja Jeno ingin membubarkan rapat, Renjun melarangnya.

"JANGAN ADA YANG MENINGGALKAN RUANGAN INI! BIAR KALIAN TAU SIAPA DIRIKU DAN SIAPA YANG MENANTANGKU!" Titah Renjun tidak mau dibantah.

Renjun juga menatap Jeno dengan tatapan tajam dan penuh kebencian.

Renjun menampilkan seringaian di depan Hera dengan tatapan remeh.

"Kau tau siapa pemilik saham terbesar di perusahaan-mu?! Park coorporation right? Kau tau siapa pemilik perusahaan itu? Aku bisa saja mencabut seluruh saham-ku yang ada diperusahaan-mu. Dan ya! Dengan jatuhnya perusahaan Jeno,tidak akan membuat-ku kemiskinan! Kekayaan-ku bahkan bisa menghidupi keluargaku sampai keturunan yang ke-23. Lebih baik aku menyerahkan seluruh aset-ku kepada Jeno daripada harus melihat dirimu dan Jeno menikah!" Sambung Renjun.

"Ck! Kekayaanmu tidak sebanding dengan diriku! Terlalu murah dirimu sampai melakukan segala cara untuk menikah dengan suami-ku." Tambah Renjun dengan wajah meledek.

Hera menahan rasa amarah yang membuncah dalam dirinya. Seumur hidupnya, Ia tidak pernah diremehkan!

"Ck! Kita lihat seberapa kesombonganmu akan bertahan. Huang Renjun! Dan ya, aku bahkan tidak akan terpengaruh muslihat-mu yang mengatakan bahwa kau-lah pemilik perusahaan Park dan menjadi pemegang saham terbesar diperusahaan-ku." Balas Axelina.

Renjun yang mendengar itu tersenyum remeh, mendecak dan mendekati Hera seakan menghapus jarak antara mereka.

Renjun mengeluarkan ponselnya didepan Hera seraya menelepon seseorang dan me-loudspeaker agar terdengar oleh Hera dan staff yang ada diruang rapat.

Hallo Chanyeol Ahjussi, ini aku Renjun.

Oh iya Renjun-ah. Ada apa?

Bisakah kau mencabut seluruh saham di Kim Coorporation?

Tapi, untuk apa? Bukankah kau sangat tertarik dengan perusahaan itu?

Awalnya aku tertarik, tapi pemilik perusahaan itu tidak mempunyai sopan santun pada-ku! Tarik seluruh saham dan bilang kepada Tuan Kim bahwa cucunya harus meminta maaf kepadaku kalau sahamnya ingin kembali!

Oke, baiklah. Aku akan menurutinya.

Terimakasih Chanyeol Ahjussi!

Tutup Renjun secara sepihak lalu menatap Hera dengan tatapan menantang.

"Satu, dua, tiga, empat, li-- ups! Sepertinya Haraboji-mu menelepon!" Seru Renjun kepada Hera karena ponselnya berdering.

Baru saja Hera ingin mengangkat ponselnya, ponselnya sudah ditarik terlebih dahulu dan di loudspeaker oleh Renjun.

Hera! Apa yang kau lakukan sampai pemilik saham Park menyabut saham-nya?! Aku kasih waktu 24 jam untuk-mu  agar perusahaan itu memberikan sahamnya pada perusahaan kita lagi! Kalau kau tidak bisa?! Akan ku pastikan kau tidak dapat mengelola perusahaan kembali!

Ancam Tuan Kim lalu memutuskan panggilan sepihak.

Setelah panggilan terputus, Renjun mengedarkan pandangannya kepada seluruh staff yang daritadi berdiam diri.

"Untuk kalian? Tenang saja! Perusahaan ini tidak akan pernah bangkrut! Aku akan---"Omongan Renjun terpotong karena Jeno yang tiba-tiba memegang pergelangan tangannya lalu menariknya keluar dari ruangan.

"Rapat selesai, kalian boleh bubar." Ucap Jeno sebelum pergi meninggalkan ruangan.

Jeno terus menarik Renjun hingga mereka sampai di dalan ruangan Jeno; baru Jeno melepaskan cekalan tangannya.

"Kau tau kalau perbuatan-mu itu memalukan?!" Sentak Jeno menatap Renjun dengan tatapan marah.

"Aku memalukan?! Aku membantu-mu Jeno!" Sergah Renjun menatap Jeno dengan tatapan tak percaya.

LEE FAMILY - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang