"Mom, tidak tidur?" Tanya Jisung memanggil Renjun yang tengah duduk di sofa ruang tamu.
Renjun yang namanya tengah dipanggil pun menoleh, menatap Jisung yang sudah duduk disampingnya. Menyandarkan kepalanya diatas paha milik Renjun.
"Tidak. Kau kenapa belum tidur?" Tanya balik Renjun, mengusap rambut sang anak satu-satunya yang sebentar lagi berubah sebutan menjadi Hyung atau Oppa, karena kehadiran anak yang tengah di kandung Renjun, yang Renjun sembunyikan dari Jisung dan Jeno.
Bukannya rencana Renjun tidak akan memberitahu Jeno saja? Jawabannya tidak! Renjun juga tidak ingin memberitahu Jisung. Jisung itu tipikal anak polos yang suka pelupa dan asal ceplos. Ia akan berkata jujur apabila dirinya terus didesak dan sangat tidak bisa menyembunyikan kebohongan ataupun rahasia. Maka dari itu, memberitahu Jisung adalah bencana bagi Renjun.
"Menunggu Appa lagi?" Tebak Jisung, memejamkan matanya karena menikmati sentuhan tangan Renjun yang ada dikepalanya.
Renjun tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja. Eomma akan selalu menunggu Appa-mu." Jawab Renjun yang mendapat decihan tak suka dari Jisung.
"Daebak, Appa selalu mempunyai cara untuk mendapatkan perhatian lebih dari Eomma. Untuk apa Appa sering lembur kalau bukan untuk mendapatkan perhatian Eomma." Rutuk Jisung kesal.
"Sstt tidak boleh begitu. Kali aja ada masalah yang harus diselesaikan Appa, jadi Appa tidak bisa pulang tepat dan harus lembur." Jelas Renjun.
"Masalah Apa sampai mengharuskan Appa lembur? Lagi nih ya Eomma, sebanyak apapun masalah Appa; Appa pasti akan pulang tepat waktu, karena Appa tidak bisa jauh dari Eomma." Jelas Jisung yang masih menyudutkan Jeno, seakan tidak rela Renjun membela Jeno.
"Baby Ji masih kecil, jadi belum tau dunia kerja seperti apa. Nanti kalau sudah waktunya, baby Ji pasti akan mengalami lembur seperti Appa." Jelas Renjun yang mendapat gelengan langsung dari Jisung.
"Aku tidak mungkin lembur. Aku tidak akan membiarkan Chenle menunggu-ku pulang larut. Aku tidak setega itu untuk membiarkan Chenle menunggu sendirian di sofa ruang tamu. Itu tidak akan terjadi di kehidupan rumah tangga-ku dan Chenle." Jelas Jisung, menangkal perkataan Renjun.
Renjun terkekeh mendengar ocehan Jisung. "Rumah tangga dengan Chenle? Kamu masih kecil baby Ji. Masih banyak yang harus kamu capai sebelum menikahi Chenle. Kamu harus kerja, mempunyai rumah, perusahaan dan tabungan cukup untuk menjadikan seseorang menjadi istri-mu. Dan ya, emangnya Chenle mau menjadi istri-mu?" Ledek Renjun.
"Tentu saja! Siapa yang tidak mau denganku? Aku tampan dan juga kaya! Jadi, perempuan mana yang tidak mau denganku?" Sombong Jisung.
"Kaya? Ini kekayaan milik Appa. Kamu hanya menumpang disini." Ralat Renjun yang mendapatkan decakan tak suka dari Jisung.
"Tentu saja ini kekayaanku juga Eomma! Appa kan kerja untuk Eomma dan aku, jadi tetap saja ini kekayaanku juga." Tolak Jisung atas asumsi Renjun.
"Iya baby Ji. Tapi apakah Chenle mau dengan laki-laki yang hanya mengandalkan harta kekayaan orang tua?"
"Perempuan itu paling suka sama laki-laki yang bisa menghasilkan uang sendiri, yang kaya hasil usaha dan jerih payahnya sendiri. Terlebih Chenle yang memang dari kecil sudah kaya, dia tidak butuh seseorang yang kaya dari harta orang tuanya, karena Chenle sudah merasakan itu sedari kecil." Jelas Renjun yang sukses membuat Jisung berfikir.
Setelah lamanya berfikir, Jisung bangun secara tiba-tiba dari pangkuan Renjun.
"Jadi selama ini Chenle tidak suka denganku karena aku suka memamerkan harta orang tua? Jadi Chenle sangat suka cowok-cowok yang kayak di wattpad? Ganteng, cool dan kalem?" Tanya Jisung menatap Renjun penuh tanda tanya dan harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE FAMILY - NOREN
FanfictionINI CERITA KHUSUS LEE FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER BAIK LEE JENO, HUANG RENJUN MAUPUN PARK JISUNG. SHIPPER INI MENYANG...