Makan sambil belajar, jalan sambil belajar, dalam perjalanan juga sambil belajar. Alma seketika kaya kesambet jin Tomang yang bikin dia jadi kegilaan sama belajar.
Moka sampai bingung harus gimana misahin Alma sama buku-bukunya.
Bukannya Moka tidak senang dengan perubahan Alma, hanya saja perempuan itu belajar tak mengenal waktu. Tidak membiarkan mata, otak dan pikirannya beristirahat sebentar, bahkan Alma tidak memberikan kesempatan untuk perutnya terisi makanan satu pun.
Moka tidak bisa membiarkannya begitu lama, akhirnya Moka menarik Alma untuk bangun dari tempat duduknya. Adegan itu sempat menjadi sorotan dikelasnya. karena malas jadi bahan gosip dan malas dilihatin Cindy lama-lama, akhirnya Alma nurut sama apa yang Moka bilang.
"Makan buruan. Abisin. Gaada sisa sisaan."
Alma cemberut, dengan terpaksa dia melahap nasi, sayur dan telur dadar yang Moka pesan tadi di warung kantin.
"Lo jangan gitu kenapa si. Gue gak enak sama Cindy. Dia kayanya cemburu tadi lihatnya."
Moka mengusap wajahnya dengan kasar, "Urusan Cindy belakangan. Yang penting Lo makan dulu cepet. Lo bisa pingsan kalo gini caranya."
"Gue ga napsu makan Mok, gue kepikiran buat olimpiade nanti."
Moka menghela napasnya pelan, "kalo Lo gamau makan gue suruh Elena buat ambil lagi kesempatan lo. Biar Elena aja yg maju, Lo batal."
"EHH JANGAN DONG." Alma menahan lengan Moka saat cowok itu hendak bangkit dari duduknya.
"Makanya buruan makan." Dengan raut wajah yang tertekuk, Alma meraih sendok untuk memakan nasi yang sudah siap di saji di depannya.
Moka tersenyum miring, "Lo boleh belajar, tapi inget waktu juga, kalo waktunya makan ya makan, waktunya tidur ya tidur jangan diembat semua buat belajar."
"Hmm."
"Mok, aku cariin tahunya disini." Panggilan itu mampu membuat Alma dan Moka sontak menoleh bersamaan.
"Hai Cin, makan." Cindy menatap Alma dengan senyum yang terpaksa, perempuan itu sudah selalu dapat peringatan dari Moka kalo ia tak boleh cemburu dengan Alma.
Namun, tetap saja saat melihat Moka lebih dekat dengan Alma, perasaan kesal dihatinya semakin besar.
"Silahkan, gue ada perlu sama Moka. Bisa bicara sebentar Mok?" Kata Cindy yang langsung mengabaikan sapaan basa-basi Alma, memilih untuk tak ikut campur, Alma kembali sibuk dengan makannya. Moka nampak menatap Cindy sebentar.
"Ngomong aja di sini. Ada apa?"
Alma sempat melirik Moka, ini cowok gatahu kode kalo Cindy mau ngomong privasi berdua apa ya?
Alma berdeham, karena Moka tak kunjung peka dengan apa yang Cindy maksud, lebih baik dia pamit undur diri.
"Gue pindah ke sana deh, Lo berdua bisa ngobrol berdua." Alma bangkit membawa piringnya, namun lengannya ditahan oleh Moka.
Cowok itu protes karena Alma meninggalkannya, tapi Alma memberikan kode melalui tatapan matanya, semoga saja Moka mengerti. Sekilas Moka nampak melirik Cindy, mungkin karena melihat Cindy dengan raut wajah yang menyeramkan membuat Moka jadi sadar akan kesalahannya.
"Oke, jangan lupa di habisin makannya." Alma mengangguk dan segera berlalu meninggalkan kedua pasangan yang katanya akan jadian itu. Tapi tak tahu kapan jadiannya.
"Kenapa Cin?"
Cindy melipat kedua tangannya, perempuan itu menatap Moka dengan garang, "Maksud Lo apa si?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Me [END]
JugendliteraturFOLLOW SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE KE SOSIAL MEDIA KAMU YA ♥️ #Brokenheartseries #WattpadRomanceID **** Andai saja aku tidak hadir di tengah-tengah kalian, apakah kalian akan menderita seperti sekarang? **** Versi pertama finis...