25 End (Bonus)

1.9K 123 24
                                    

_________________________________________

Bona menatap kertas didepannya dengan tatapan sendu, ia kembali mendongak untuk melihat seorang hakim yang kini tengah membaca surat pernyataan dari bona.

"Eomma! Eomma sedang apa disana?! "

Bona yang awalnya hanya diam pun menolehkan kepala nya, senyuman nya mengembang melihat jiyoon yang tengah dipangku oleh eunbi di sebuah kursi.

"Eomma mau kerja dulu ok? Jiyoon tunggu disana bersama bibi eunbi dulu ya!" Kata bona membalas teriakkan Jiyoon sebelumnya.

Sedangkan eunbi hanya diam menatap bona, ia menghela nafasnya pelan. "Aku harap kau tidak akan menyesal bona. "












Sedangkan di lain tempat, eunseo menatap layar ponsel nya dengan tatapan tak percaya.

Hatinya berdebar dan merasakan sakit yang mulai menjalar, ia merasa sesak yang tak biasa.

Disana, di room chatnya dengan bona. Tertera pesan yang membuat nya ingin menangis.

Bbo
|datanglah ke pengadilan Yongsil, aku sudah memberi pernyataan cerai. Aku harap kau datang dan bertanggungjawab.

Tanpa basa basi, eunseo meraih jas nya di kursi dan berlari keluar dari ruang kerjanya.

Ia berlari secepat mungkin ke arah parkiran, sesekali ia lirik jam tangan nya, waktu sudah menunjukkan jam setengah 8.35, 25 menit lagi sidang akan segera dimulai.

Jika eunseo tidak sampai disana pukul sebelum jam 9, ia dan bona dinyatakan resmi bercerai.

Eunseo meraba saku celananya dengan terburu-buru, ia mengerang kesal, kunci mobil nya tertinggal di ruangannya.

Saat eunseo ingin berbalik untuk mengambil kunci mobilnya, seorang wanita tiba-tiba memberhentikan langkah eunseo.

"L-Luda?"

"Kau seperti nya terburu-buru, mau kemana?" Tanya orang itu -Lee Luda- seseorang yang membuat eunseo sibuk dengan pekerjaannya akhir akhir ini;).

"A-Aku harus ke pengadilan, b-bona sudah memberi pernyataan cerai" Jawab eunseo terbata, ia kembali melirik jam nya. Pukul 8.42.

Mendengar itu Luda tersenyum, ia melingkar kan tangannya di leher eunseo."Oh? Bukan kah itu hal yang bagus? Kau akan menepati janjimu 4 tahun lalu".

Dengan cepat eunseo menggeleng.

"A-Aku tidak bisa seperti ini terus Luda, aku menyayangi bona, dia yang sudah menemani ku dari dul---"

"Aku yang lebih lama Juyeon, kau bersama ku 2 tahun sebelum aku pergi menemani ayahku ke China. Lalu saat aku kembali, kau sudah dengan orang lain. Itu tidak bisa dibiarkan." Potong Luda tersenyum, ia menarik eunseo ke dalam pelukannya.

"L-Luda, aku mohon lepaskan, a-aku harus pergi" Ucap eunseo berusaha melepas pelukan Luda.

"Tidak eunseo, kau pergi meninggalkan bayi mu ini dan tidak bertanggungjawab, atau pergi menemui istrimu yang bahkan tidak bisa memberi mu seorang anak?" Tanya Luda menatap dalam manik eunseo.

Ia tau, ini pilihan yang sulit untuk pria di depan nya ini.

"Pilih eunseo, bukan diam. "

Eunseo menelan saliva nya secara kasar berkali-kali, fikiran nya berkecamuk. Ia tidak bisa memilih keduanya.

"A-Aku... "

"Satu... "

"L-Luda dengar---"

"Dua... "



Ting!


Eunseo dan luda mengalihkan pandangan mereka ke ponsel eunseo yang bergetar, dengan gugup etangan eunseo mulai terangkat dan membuka pesan tersebut.

Bbo
|kau sibuk kerja lagi?

BboSend a picture

|terimakasih atas semua nya eunseo, aku harap kau tetap sehat dan bahagia.
|kita, resmi bercerai.





.

.

.

.

.

.

.

Eunseo berlari sekencang mungkin menuju pengadilan yongsil, ia tinggalkan luda diparkiran dan berlari pergi dari sana.

300 meter lagi eunseo sampai di pengadilan, ia tidak perduli dengan penampilan nya yang sudah acak-acakan. Intinya ia ingin bertemu bona sekarang juga.

"Bona" Eunseo bergumam pelan begitu matanya menangkap bona yang baru saja keluar dari pengadilan, bersama Jiyoon di gendongan nya dan eunbi.

Dengan cepat eunseo berlari, udara pada paru-paru nya mulai menipis. Dan itu membuatnya tak mampu berlari lagi.

"Bona! Ya!! Kim Jiyeon!!!" Dengan nafas yang tersenggal, eunseo berteriak memanggil bona. Shit, kepalanya terasa pening sekarang.

Sedangkan yang hampir memasuki mobil milik eunbi pun terhenti, ia menatap eunseo dengan tatapan sedih, marah, kesal, semua bercampur menjadi satu.

"Bona-ah, temui saja dulu dia." Kata eunbi sembari mengambil ahli Jiyoon dari gendongan bona.

Bona terdiam sebentar, dengan langkah berat ia mulai berjalan mendekati eunseo yang berada jauh beberapa meter darinya.

Disana, eunseo tengah tertunduk dan terengah akibat berlari kencang.

Tak lama eunseo mulai mendongak, matanya memerah menahan tangis. Ia berjalan ke arah dengan sedikit kesusahan karena nafasnya yang hampir habis.

"Jiyeon dengar! Aku minta maaf! A-Aku mohon tarik lagi surat itu..."

"M-Maaf, aku tidak bisa"

Eunseo menggeleng, ia menatap manik bona yang kini sudah berada tepat didepannya.

"Hiks... Aku mohon jiyeon, maafkan aku... Hiks.. " Tangis eunseo pecah, ia menunduk dengan penuh penyesalan.

Bona menghela nafasnya berat, tangannya terangkat memegang kedua pipi eunseo lalu ia angkat lagi agar bertatapan dengannya.

"Maaf eunseo, aku tidak bisa, aku tau kau pasti merasa sangat jenuh dengan ku. Aku tidak bisa memberimu keturunan, bahkan malah membuatmu bosan. Maafkan aku belum bisa menjadi yang terbaik untuk mu. " Jelas bona mengecup singkat bibir eunseo lalu mulai berbalik.

"A-Aniya, m-Maaf kan aku bona... YA!! KIM JIYEON!!!!"

Eunseo terduduk lemas, ia tatap mobil eunbi yang di tumpangi bona mulai menjauh.

Senyum nya mengembang, senyuman yang terlihat pahit.

"Ya Kim Jiyeon, pergilah... Dapatkan seseorang yang lebih baik. "













~~~

End?

Iya dong...

Awokawok maap kurang ngenak😂

Udahya, thank you udah mau lanjut baca 😌

Makasih udah vomment😌

Mahal kita❤😌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Young Parents√ || EunBoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang