Prolog ✓

62.3K 4.9K 272
                                    

"Bi Naya pergi jogging dulu ya!" ucap Naya berpamitan kepada pembantunya.

"Tumben pisan Non mau jogging biasanya juga kalo libur, kerjanya rebahan mulu," ungkap pembantu itu, panggil saja Bi Inem.

[Tumben banget]

"Kali-kali lah Bi biar sehat!" jawab Naya memamerkan lengan teposnya, walau sudah bergaya seperti gatot kaca.

"Ya udah atuh cepet berengkat, nanti keburu panas," ujar Bi Inem.

"Yee, si Bibi ngusir!" canda Naya.

Ya begini lah kehidupan seorang Kanaya, memang ia tak punya keluarga tapi dengan kehadiran Bi Inem dan Mang Ujang cukup membuatnya bersyukur karna tak terlalu kesepian.

Sifat Bi Inem dan Mang ujang pada Naya pun seperti seorang sahabat, tak canggung ataupun saling memandang kasta, memang itu yang di harapkan Kanaya.

"Bukan ngusir Non, cuman ngasih tau," ujar Bi Inem.

"Iya... iya Bi Inem yang aduhaiii," ujar Naya dan langsung lari terbirit-birit dengan kekehannya.

"Aya-aya bae si Non mah ihh!" kesal Bi Inem melanjutka kegiatannya.

[ada-ada aja]

Sesampainya di depan, Naya langsung menyapa Mang Ujang yang lagi menyuci mobil di pekarangan rumah.

"Mang Ujang rajin bet dah!" ucap Naya.

"Ehh Non udah bangun, tumben banget biasanya masih meluk guling," ujar Mang Ujang dengan sedikit kekehan.

"Tau aja Mang Ujang kalo Naya sering tidur sampe siang! Cenayang ya?!" tuduh Naya sambil melotot tak percaya.

"Ya gak lah Non! Enak aja!"

"Iya deh iya," pasrah Naya.

"Oh ya Non mau kemana?" tanya Mang Ujang yang baru menyadari bahwa Naya sudah rapih dan wangi.

"Mau jogging lah Mang! Biar sehat!" jawab Kanaya dengan bangga.

"Semangat larinya Non!" ucap Mang Ujang memberi semangat.

"Siap Mang!" seru Naya, ia pun langsung berlari keluar rumah dan mulai mengelilingi komplek.

Ia malas jika harus ketaman, sudah jauh memakan waktu pula!

Dengan senandungan kecil di setiap langkahnya, Naya tak henti-hentinya terseyum entahlah kesambet apa dia di pagi hari ini.

Baru beberapa menit berlari, Naya sudah merasa kelelahan, gini nih kalo orang jarang olahraga, berlari beberapa meter saja berasa sudah berlari berkilo-kilo meter!

Ia pun memutuskan untuk berehat di depan rumah seseorang, baru saja ia akan mendudukan diri, tapi, kesialan melandanya kali ini.

GUKKK... GUKKK... GUKKK...

Suara lolongan anjing membuat Naya berdebar tak karuan, ia pun membalikan badan dan di suguhkan penampakan menakutkan.

Anjingnya serem kagak ketulung woi!

Anjing itu pun sudah siap dengan ancang-ancang nya untuk mengejar Naya.

TK; Transmigrasion Kanaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang