Takdir sialan✓

37.5K 3.8K 195
                                    

Naya menatap intens bayangan di cermin, ia melambaikan tangannya begitupun bayangannya, lantas ia joget-joget dan lagi-lagi bayangan dicermin itu mengikuti lagi.

Naya berhenti dan menatap pucat cermin di depannya.

"SETANNNNNNN!!!"
___________________

Dengan langkah seribu, Naya langsung berlari tak tentu arah, intinya ia harus kabur dulu, kan gak lucu nanti di kejar setan unyu, takut khilaf ngunyel-nguyel pipinya sampe kayak prekedel.

Dokter, Suster dan beberapa orang yang mendengar teriak Naya langsung masuk ke ruang rawat Naya dengan tampang khawatir.

"TOLONGIN ADA SETAN DI KAMAR MANDI!" teriak Naya dengan rasa takut yang menyelimutinya.

Segera, orang-orang yang ada di ruangan pun menghampiri Naya dengan wajah meminta penjelasan.

Melihat ada orang, Naya berlari tak lupa tiang infus yang sedari tadi ia geret kesana kemari, menyembunyikan diri di balik seseorang. Tapi kok?

'Lahh anjir ini kenapa tinggi gue cuman sebatas paha dia? Gue kan tingginya 175 cm kenapa sekarang jadi pendek bet?!' tanyanya dalam benak, jujur ia sangat sulit memahami situasi macam apa yang saat ini dia alami.

Tapi karena rasa takut lebih mendominasi, ia hanya diam sambil mencengkram kuat jas yang di pake orang di depannya.

"Kai kamu kenapa?" tanya Dokter yang binggung.

'Kai... Kai... Kai Gue Kanaya anjir!' batin Naya mencibir, ingin rasanya ia menghujat!

Tapi sudah lah, saat ini Naya tak memikirkan itu, yang ia pikirkan saat ini adalah  bagaimana mengusir setan imut itu.

"I-itu, ada setan di kamar mandi! Mana lucu banget tapi nyeremin!" jawab Naya sedikit tergugup, oh ayolah Naya juga manusia biasa, memang ia bisa mengalahkan 10 preman sekaligus jika sudah berantem tapi kalo soal hal-hal ghaib ia lebih milih menjauh lalu kabur!

"Mana ada setan di sini," ujar Dokter itu.

"Coba aja liat kalo gak percaya!" ucap Naya sambil mendorong-dorong orang di depannya untuk mengecek.

"M-maaf kag—" ucapan Naya terhenti, entahlah lah, tiba-tiba bibir nya seakan-akan di lem oleh perekat yang sangat kuat. Ini aneh! Sungguh sangat aneh!

Tadi ia bisa berbicara dengan normal, tapi apa yang barusan saja terjadi?!

"M-maaf," cicit Naya.

'Loh... Loh... Gue bisa ngomong lagi?! Ini gue kenapa anjir?!' batin Naya kebingungan.

Orang di sana menatap tajam Naya seakan-akan siap menerkamnya kapan saja, membuat Naya mengenyit heran.

'Dih apa sih nih bapak-bapak?! Orang cuman dorong gitu doang sampe segitunya?!' maki Naya, tentunya ia hanya membatin.

Tak urung, orang tersebut tetap mengecek ke kamar mandi, ia menatap sekeliling namun tak ada yang aneh.

Orang itu kembali lagi sambil menggeleng tanpa mengucap sepetah kata pun.

TK; Transmigrasion Kanaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang