Bertemu dengan tubuh asli

14.7K 1.9K 97
                                    

Naya duduk bersandar pada pohon di belakangnya, jika kalian pikir Naya benar-benar melanjutkan perjalanannya ke skolah? Kalian salah besar, emang dasarnya si Naya badung, makanya dengan seenak jidat ia bolos.

Rumah? Aish, kalian salah besar jika Naya berpikir akan pulang, Saat ini ia duduk sendiri menikmati angin sepoi-sepoi di tepi danau.

"Huftt... hidup gue sebagai anak kecil gini ribet juga ya?!" gumamnya.

"Gue fikir bisa leye-leye di kasur, peluk-pelukan sama guling tiap hari, tapi apa?! Gak beda jauh sama hidup gue dulu!" monolognya menatap langit yang begutu cerah.

"Tanpa gue duga, hidup keluarga si Kaira banyak teka-tekinya anjir! Arghh... niat hati mau buat pembalasan sama keluarga itu, malah gue yang pusing sendiri anjir!" keslanya sambil mengacak rambutnya, terlihat sangat frustasi kawan.

"Kejadian dulu?! Apa maksud nya anjim! Aing pusing!" kesalnya sambil mencak-mencak.

"Terlebih menghilangkan kebiasaan gue yang kayak remaja menjadi anak-anak? Tidak semudah itu ferguso!"

"Tau lah, dari pada pusing mikirin keluarganya si Kaira, mending gue nelepon si Leon!" ungkap Naya, merongoh handphone nya.

Tak berapa lama, panggilan pun tersambung.

"Ada apa Nay?" tanya Leon tanpa berbasa basi.

"Lo lagi apa?" tanya Naya.

"Lagi boker, ya lagi kerja lah! Gak tau apa gue ini holang sibuk!" sombong Leon di sebarang sana.

"Sombong amat!"

"Gak mau tau, sekarang lo ke danau Cendana, jemput gue!" ujar Naya.

"Mau kemana emang?" tanya Leon.

"Temuin dia!" ucap Naya.

"Dan satu lagi, gue udah nemuin dalangnya," lanjutnya, setelah mengatakan itu Naya langsung mematikan sambungan telepon, membuat orang di sebarang sana sedang mencak-mencak tak lupa sumpah serapah yang dia lontarkan.

Naya menghela nafas berat, ahh rasanya setelah menjadi anak kecil kembali, beban hidup Naya bukannya berkurang malah bertambah.

Memejamkan matanya, menikmati setiap angin yang menyapu wajah cute nya, melupakan sejenak masalah besar yang akan menimpanya nanti dimasa depan, mungkin?

***

Dengan kecepatan super, Leon melaju membelah jalanan ibu kota, tak peduli sang Asisten yang terus memaki dirinya.

Yah, sebenarnya tadi sebelum ia mendapatkan telepon dari Naya, ia sedang membaca materi yang akan di bahas saat meeting nanti.

Tapi saat sedang fokus-fokusnya membaca, ponselnya berdering dan tertera nama Naya di sana, tanpa berlama-lama ia pun mengangkatnya, setelah mendengar penuturan Naya, ia melempar berkasnya begitu saja, meraih kunci motor dan bergegas untuk pergi.

Tentu saja sang Asisten yang melihatnya tak tinggal diam, ia terus meneriaki nama Leon, tapi sial, suara emas nya tak dihiraukan begitu saja oleh Leon.

Sang Asisten hanya bisa bersabar sambil mengelus dadanya, meredam emosi agar tak meledak saat itu juga, bagaimana tidak, bos nya itu suka sekali nyelonong pergi begitu saja, dan mengalihkan tanggung jawabnya padanya?! Bisa stres lama-lama!

Tapi apa sih yang enggak buat cuan!

Tak berapa lama, Leon tiba di danau Cendana, tempat yang di ucapkan oleh Leon.

"WOI NAYA!" teriak Leon bak kaleng rombeng.

"Bsjwvsjsh!" kaget Naya mengucapkan kata-kata alien, huftt... tak bisakah ia tenang sebentar? Baru juga ia tidur sudah di kagetkan saja!

TK; Transmigrasion Kanaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang