Aneh?

12.2K 1.8K 375
                                    

Naya menghembuskan nafasnya secara kasar, ahh sial saat ini ia sedang bad mood!

Bagaimana tidak, saat sampai di rumah, Satria terus nyerocos menanyai punggungnya yang luka dan selalu menawari untuk mengobatinya.

Naya benar-benar tak habis pikir kawan! Satria yang menginginkan Naya menjauh darinya, tapi kenapa Satria pula yang malah mendekat pada Naya?

Keder? Sama Naya juga keder dengan sikap plin-plan Satria.

Naya mengacak rambutnya frustasi, sungguh Naya harus cepat-cepat keluar dari tubuh bocil ini dan kembali ke raganya. Jika tidak, Naya tak tahu sampai mana raganya itu bisa bertahan.

Ya Naya pun tak tahu caranya bagaimana, sungguh kejadian ini benar-benar di luar nalar Naya.

Di pikirkan berkali-kali pun Naya berasa ini hanyalah mimpi, tapi sayang semua itu nyata!

Naya memejamkan matanya dengan posisi terlentang, sepertinya ia harus tidur dulu untuk memulihkan tebangan untuk menghadapi hari esok.

Karna Naya yakin, hidupnya kali ini tak semudah yang orang bayangkan!

***

Saat ini Satria sedang dilanda rasa bersalah, sungguh perasaannya terus tak tenang memikirkan Kaira, adiknya.

Bagaimana bisa ia melukai adiknya itu?! Sungguh Satria sangat menyesal di buatnya, ia tak sengaja membuat Kaira terjungkal.

Ya, Satria sudah meminta maaf berkali kali, menawarkan diri mengobati luka Kaira, tapi sang empu menolak mentah-mentah dan masuk ke kamarnya begitu saja.

Satria juga sudah mencoba menggedor-gedor pintu kamar Kaira, tapi sayang dia tak membukakan pintunya, jangankan membuka pintu menjawab panggilannya saja tidak.

Huftt...

Satria menundukkan kepalanya dengan mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"ARGHHH... SATRIA BODOH!" teriak Satria dengan menonjok udara.

Dengan langkah gontai, Satria menuju kamar Sean yang tak lain Kakak nya.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk," ucap orang di dalam sana.

Satria yang mendengarnya menurut, membuka sedikit pintu kamar Sean, terlihat Sean sedang fokus menatap layar laptop di depannya.

"Bang," panggil Satria saat ia sudah duduk di kasur Sean.

"Hm?" tanya Sean hanya dengan deheman.

"Gue ngelukain Kaira," ungkapnya.

Sean mengeraskan rahangnya, berbalik sepenuhnya ke arah Satria.

"Gue udah bilang bukan? Jaga batasan!" ucap Sean penuh dengan penekanan di setiap katanya.

"Maaf gue kelepasan," ucap Satria menunduk kepalanya penuh akan penyesalan.

"Minta maaf ke dia bukan ke gue," jawab Sean dengan datar.

"Gue udah minta maaf, tapi dia gak mau dengerin gue," ungkapnya lagi.

"Gue gak tau apa yang akan Papa lakuin kalo tau lo udah celakain dia! Cepet minta maaf dan bertanggung jawab lah," ujar Sean, segalanya ia kembali fokus pada layar laptop.

Satria yang mendengarnya hanya menunduk dalam diam.

Ya, dia harus bertanggung jawab!

***

Naya yang tak bisa tidur karena perutnya terus terusan berbunyi pun memilih ke dapur untuk makan.

Saat melintas di depan kamar Sean, sayup-sayup Naya mendengar percakapan mereka.

TK; Transmigrasion Kanaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang