Pipipip Calon Istri~

12.5K 1.8K 218
                                    

Karena tak memungkinkan untuk Naya membolos kembali, akhirnya dengan niat yang hanya sebesar upil, Naya berangkat ke sekolah, tentunya dengan rasa malas yang selalu menempel pada dirinya.

Dengan gontai, Naya duduk di kursianya, sesampainya di kelas Naya langsung menelungkupkan wajahnya ke meja, argh semalam ia hanya tertidur beberapa jam saja kawan!
Naya hendak menutup matanya dan berlayar ke alam mimpi, bak di sambar petir di siang bolong, suara melengking seseorang membuat Naya hampir terkena serangan jantung.

"KAIRAAAAAAAA...!"

"Asjskwbwk... Anjim untung gue gak jantungan!" batin Naya mengelus dadanya.

Naya menatap sengit orang yang meneriakinya, percayalah tatapan Naya kali ini seperti singa yang siap menerkem mangsanya? Mengerikan woahh jelas!

"APA?!" teriak Naya kelas, argh... Sial ia malah membentak Ruby yang tak tahu apa-apa karena emosinya yang tak stabil.

Mata Ruby seketika berkaca-kaca dan sedikit terisak menahan air matanya.

Naya merutuk dirinya sendiri, 'Hadeh, Naya bego! Kenapa gue bentak si Ruby sih?!' batin Naya kesal merutuk dirinya sendiri.

"Emm... Ruby gu-ck. aku minta maaf," ucap Naya menyesal.

"HUAAAA... KAIRAAA," teriak Ruby memeluk Naya sambil nangis mombay.

"Hah... Hah?" kaget Naya yang tak mengerti kenapa Ruby bisa nangis bombay begini?! Padahalkan ia sudah minta maaf.

"HUAAA KAIRAA...," teriaknya lagi, untung saja kelas masih sepi, jika tidak? Naya tak bisa membayangkan malunya seperti apa.

"Weh lu kenapa dah?!" tanya Naya menggunakan kembali logatnya sambil menepuk-nepuk punggung Ruby.

"Hiks... Hiks... Ma-ma aku marah-marah mulu... HUAAAA...," isaknya yang semakin lama semakin keras.

Dengan tak berperasaan, Naya membekap mulut Ruby menggunakan tangannya, mengiringnya ke taman yang terdapat ayunan dan mainan lainnya.

Keduanya duduk di ayunan, "Kenapa nangis?" tanya Naya to the point.

"Hiks... Mamah marah-marah mulu sama aku," ucapnya di iringi dengan iskan.

"Emang lo buat salah apa?" tanya Naya lagi.

"Lo?" cicit Ruby yang rupanya tak mengerti.

"Lo itu kamu, paham?" jawan Naya, Ruby yang ditanya mengangguk lantas menggeleng.

Hadeh, Naya cuman bisa tepok jidat kawan menghadapi bocah kayak Ruby yang polos-polos bego.

"Ya udah skip lah kalo gak ngerti!" kesal Naya.

Naya diam begitupun Ruby, Niat hati Naya menunggu Ruby bercerita tapi menunggu sekian lama belum di respon juga, kayak nunggu si doi, udah di kasih kode keras masih aja pura-pura bego dan pura-pura gak peka, kebanyakan pura-pura itu cape kawan!

"Cerita ngapa?! Kalo gak mau cerita ya udah gue mau balik kelas!" geram Naya yang hendak turun dari ayunan.

"Ohh ia lupa!" ucap Ruby menepuk jidatnya tak lupa cengiran kudanya.

"Jangan nyengir mulu! Gigi lo kering gue gak tanggung jawab ya!" kelakar Naya, Ruby yang mendengarnya lantas mengatupkan mulut rapat-rapat.

Ruby mulai terisak lagi membuat Naya kebinggungan, ayolah bagimana tak binggung mendapati anak yang super aktif tapi bego kayak Ruby nangis mombay seperti ini?!

"Ma-ma a-aku dari ke-kemarin ma-marahin aku te-terus," ujar Ruby terpotong-potong karena tangisnya.

"Lah? Lo nya nakal sih makanya Mamah lo marah-marah," bukan menenangkan Naya malah berspekulasi membuat Ruby semakin kencang menangis.

TK; Transmigrasion Kanaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang