Part 12 Itsna Asyaroh

5.1K 331 10
                                    

Happy Reading

Hari jumat adalah waktu yang tepat bersantai di rumah. Karena di Saudi hari jumat dan sabtu itu weekend, sehabis menjalankan sembahyang subuh Riyadh dan Nuni kembali tidur.

"Sobahul kheir," (selamat pagi)" Sebenarnya Riyadh sudah bangun dari tadi tapi dia enggan kemana-mana malah memperhatikan istrinya yang masih tidur.

"Sobahul nur," jawab Nuni dia tersenyum melihat suaminya.

"Keif halik "(apa kabar)" Riyadh mengecup singkat bibir istrinya.

"Miah," (baik)" setelah makan malam kemarin mereka langsung tidur. Bangun hanya untuk salat subuh kemudian tidur lagi.

"Sa'ah kam "(jam berapa)" Tanya Nuni.

"Asyaroh ila robba' " (jam sepuluh kurang seperempat)" jawab Riyadh.

"Abgo futur?"(mau sarapan)"Tanya Nuni lagi

"Baden, mo jo'an"(nanti. Belum lapar)" Riyadh lalu duduk di samping Nuni. Di sibakkan baju Nuni sampai ke atas dadanya. Lalu dia mencium perut buncitnya yang terdapat dua bayi mereka. Riyadh sangat gemas melihat perut Nuni yang sangat besar.

"Habibi " (sayang)" ujar Nuni saat Riyadh masih mencium perutnya.

"Hemm..fiki syai"( Ada sesuatu)" Riyadh terlihat panik. Nuni menggeleng.

"Abgo hadzak"( mau itu)" jawab Nuni. Riyadh mengernyitkan keningnya.

"Isyh tabgoin"(mau apa)" Riyadh bingung. Dengan malu-malu Nuni menunjuk milik Riyadh yang telah berhasil menanamkan benihnya. Riyadh tersenyum ini kali pertama istrinya minta.

Tanpa banyak kata Riyadh langsung membuka pakaiannya. Dulu waktu istri pertamanya hamil, sejak usia kehamilan istrinya memasuki bulan ke empat dia sudah tidak lagi berhubungan badan karena istrinya sering sakit-sakitan. Padahal dia sudah banyak membaca tentang cara berhubungan saat hamil agar tetap aman, dan baru kali ini dia akan mempraktekannya.

Pagi itu untuk yang pertama kali mereka melakukannya di kamar baru mereka. Riyadh sangat hati-hati karena tidak ingin menyakiti istri dan anak-anaknya. Ternyata berhubungan saat hamil mempunyai daya tarik tersendiri batin Riyadh. Setelah puas mereka lalu mandi bersama. Baru setelah itu turun untuk sarapan.

Saat turun Nuni hanya melihat ibu mertuanya.

"Salam " Nuni menyapa ibu mertuanya.

"Ahlan habibti" madam Hayat tersenyum melihat menantu barunya yang lebih segar pagi ini.

"Riyadh sahi,"(Riyadh sudah bangun)" Tanya Madam Hayat.

"Khalas "(sudah)" jawab Nuni sekarang dia akan menyiapkan sarapan untuknya dan Riyadh.

"Ahlan yumma,"Riyadh mencium pucuk kepala ibunya. Itu kebiasaannya saat bertemu ibunya.

"Ruhi afturi "(sarapan sana)" perintah madam Hayat.

"Wen abuya"(dimna ayahku)" Tanya Riyadh karena tak menemukan ayahnya.

"Weddi ukhtik ila baitha"(mengantar saudarimu ke rumahnya)" jawab madam Hayat

Riyadh mengangguk mengerti kemudian memakan sarapannya.
Malam ini mereka akan mengadakan pesta penyambutan pengantin baru. Mereka sudah menyewa gedung untuk melangsungkan acara. Segala persiapan sudah beres. Nanti sore mereka akan berangkat. Mereka sudah menyiapkannya sebulan lalu saat Nuni di nyatakan boleh berpergian jauh. Kedua mertua Nuni itu akan mengundang orang banyak, mereka akan mengenalkan Nuni sebagai istri Riyadh sekaligus syukuran kehamilan Nuni.

Duda Araban (Jilid 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang