Part 13 Tsalatsa Asyaroh

4.9K 319 24
                                    

Happy Reading

Bang Riyadh __________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bang Riyadh
__________________________

Masih di gedung yang sama tapi di ruangan yang berbeda, Riyadh juga menerima para tamu untuk laki-laki. Sejak tadi dia selalu menghubungi kakak perempuannya menanyakan keadaan sang istri. Dia selalu berpesan agar istrinya tidak boleh banyak jalan atau terlalu lama berdiri, membuat Alhanouf kesal dengan tingkah adiknya yang terlalu protektif terhadap istrinya. Jelas Riyadh tidak bisa melihat istrinya sekarang karena Nuni sudah berada di ruangan bersama tamu perempuan. Tadi dia sempat menemani istrinya saat masih di kamar khusus untuk pengantin di gedung ini.

"Ni selamat ya atas pernikahan kamu, aku turut senang," kata salah satu teman Nuni dari Indonesia yang bekerja di sini juga, mereka semua hadir di pesta ini.

"Terimakasih semuanya" Nuni lalu memeluk satu persatu temannya. Tadi setelah di kenalkan pada para tamu mertuanya, Nuni minta izin menemui teman-teman.

"Tapi kita kita ga bawa amplop loh Ni. Kita cuma mau numpang makan doang, haaaa" kata Wulan teman Nuni dari kota yang sama dengannya.

"Iya Ni. Ga apa-apa kan" sahut yang lain

"Enggak apa-apa kok. Nikmati aja pesta ini." Nuni merasa tidak enak dengan temannya, dia sama sekali tidak menginginkan amplop dari teman-temannya.

"Caya dah yang udah jadi Nyonya Riyadh, fullus nya banyak" kata Rita, membuat Nuni tersenyum malu.

"Ini udah berapa bulan Ni, katanya kembar ya" Rita mengusap perut Nuni.

"Jalan lima bulan, iya ada dua nih. Alhamdulillah "

"Hebat ya mas duda, langsung jadi dua. Dulu harus menunggu tiga tahun baru punya anak. Eh setelah lahir anaknya juga pergi ikut ibunya," seketika Nuni teringat Ebtisam anak yang dia asuh sejak bayi. Seandainya dia masih hidup mungkin rumahnya akan lebih ramai dengan banyaknya anak-anak.

"Ni gimana malam pertama sama mas duda," goda Wulan membuat Nuni merona malu mengingat kejadian malam pertamanya.

"Sakit" jawab Nuni. Membuat teman-teman nya tertawa, karena mereka semua sudah menikah hanya Nuni yang belum. Memang Nuni sudah nikah tapi dulu belum sempat melakukan malam pertama suaminya sudah meninggal dunia duluan.

"Gede ya" Tanya Rita

"Gede apa?" Tanya Nuni polos

"Itunya mas duda" lalu Nuni mengerti apa yang temannya tanyakan.

"Ya ga tau kan aku baru pertama lihat dan satu-satunya. Jadi ya seperti itu." Nuni memang belum melihat selain punya suaminya sekarang, jadi dia tidak dapat membedakan besar kecilnya.

"Polos banget sih teman kita ini" Lalu mereka melanjutkan obrolan tak penting lainnya, mereka juga menanyakan bagaimana Nuni hamil jauh dari suami. Terlihat madam Hayat memanggil Nuni dari kejauhan.

"Aku kesana dulu ya menemui tamu yang lain. Kalian nikmati aja semuanya, oke," Nuni segera menghampiri ibu mertuanya.

"Aku antar" kata Wulan. Kini tinggal beberapa teman Nuni yang masih duduk di meja undangan.

"Eh pasti si Nuni hamidun sebelum nikah sama si Riyadh," ujar Wati teman Nuni yang tidak menyukainya sejak dulu.

"Sembarangan kalau ngomong, jangan fitnah orang mbak Wati" bela Rita.

"Lihat aja sendiri perutnya udah besar gitu padahal mereka baru nikah," keukeuh Wati.

"Kan dia hamil kembar. Wajar dong, itu udah lima bulan jalan makanya perut Nuni besar kaya gentong" Rita tak terima temannya di fitnah.

"Sebelum nikah kan mereka udah tinggal bersama, si Nuni juga sering di belikan barang-barang mewah sama si Riyadh pasti dia sudah di coblos terlebih dulu,"

"Astagfirullah mbak. Kalau omongan mbak ga bener itu termasuk fitnah mbak,"

"Ya bisa aja kita kan enggak tahu apa yang mereka lakukan," ujar Wati

"Justru karena kita ga tahu,lebih baik diam," Rita juga tidak menyukai Wati dari dulu.

"Ayo kita pergi cari tempat duduk lain," Kemudian tiga teman Nuni itu pergi meninggalkan Wati sendirian.

"Wati leish ugud wahdik"(Wati kenapa duduk sendiri)" Tanya Asma, dia juga ikut hadir di pesta ini. Dari tadi dia hanya memperhatikan Nuni dari jauh.

"Mafi muskilah habbo ugud li wahdi," kata Wati santai.

"Awal intum takalam an Nuni, Isyh bi ha,"(tadi aku dengar kalian membicarakan Nuni, ada apa dengannya)" Asma penasaran.

"Ohh .. Nuni hamil qobla jawaz min Riyadh"(Nuni hamil sebelum menikah dengan Riyadh)" kata Wati.

"Min jedd"(serius)" Wati mengangguk.

'Hadza khabar adzim' (ini berita besar)' batin Asma sambil tersenyum semeringai.

Yatba'
Bersambung

Yang penasaran sama kisah Riyadh dan Nuni selanjutnya, part lengkap hanya ada di Ebook di playstore Untuk link pembelian ada di bio profile akun Wattpad ku ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang penasaran sama kisah Riyadh dan Nuni selanjutnya, part lengkap hanya ada di Ebook di playstore
Untuk link pembelian ada di bio profile akun Wattpad ku ini

Atau bisa menghubungi langsung penerbitnya di Wattpad/ Ig :Eternity Publishing
WA +62 888-0900-8000

Mohon tidak melakukan pembelian melalui indomart/alfamart, jika ada kendala bisa langsung menghubungi nomor penerbit di atas

Tersedia juga dalam bentuk pdf. Wa ( 08881979769)

11 April 2021

THB

Duda Araban (Jilid 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang