Foto

8.8K 179 7
                                    

Malam semakin larut. Nino masih membenamkan pikiran pada Elsa. Ponsel masih dimatikan. Ia tahu pasti, Elsa tak akan berani pulang di kondisi seperti ini. Perlakuan istrinya  kali ini tak bisa ia tolerir. Sudah beberapa kali Elsa membohonginya. Menutup semua kebohongan dengan sejuta kebohongan lainnya.

Nino sejenak duduk mematung di pinggir tempat tidurnya, kemudian beranjak mengambil koper di samping lemari, bermaksud mengemasi barang-barang milik Elsa.

Beres! Semua barang Elsa sudah masuk ke koper. Nino merasakan matanya perih. Ia berjalan ke wastafel kamar mandi, mencuci muka agar perih di matanya berkurang.

'Aku gak boleh memikirkan hal yang tak pantas dipikirkan'. Nino mengambil laptop di laci nakas di sisi tempat tidur. Ada beberapa pekerjaan yang belum terselesaikan.

Tangan kanan memegang mouse, dan tangan lainnya meraih tas kerja, Nino mengambil hardisk eksternal dan menyambungkannya ke lubang USB.

My Computer > Drive (H)
📁 File Papa Surya
📁 My Wedding
📁 With Andin
📁 Pindahan Rumah
📁 Kantor

"Kantor" Drag and drop. Nino menyeret file yang tadi sudah tersimpan filenya di PC ke folder kantor.

Salah! Karena pikiran yang kalut, justru file itu masuk ke folder 'pindahan rumah'. Nino membuka folder tersebut dan men-scroll ke bawah. Belum menemukan file tadi, justru sepasang netranya berhenti di foto keluarga saat masih beristri Andin. Ia ingat betul, itu foto saat pindaham rumah. Foto yang pernah Elsa kirimkan ke Mama sarah.

Tapi yang menjadi pertanyaan, kenapa foto itu sangat jauh berbeda dengan foto yang Elsa berikan beberapa waktu yang lalu. Di foto tersebut Mama Sarah tidak memakai anting. Untuk memastikan, Nino mencari foto dari angle lain, angke yang memperlihatkan sisi telinga satunya.  Dan..benar! Mama Sarah memang saat itu tidak memakai anting. Ia yakin, saat itu Elsa telah membohonginya.

"Apa-apaan ini?"

'baik, aku tidak akan menanyakan kepada Elsa. Aku yakin Elsa pasti gak akan menjawab jujur. Biar aku yang akan mencari tahunya sendiri'

Nino mengirim file foto Mama Sarah dari dua angle yang berbeda ke ponselnya.

***

'tok..tok..tok..'

Pak Surya dan Bu Sarah yang sedang sarapan berpandangan. Sementara Elsa masih mengurung diri di kamar.

"Siapa pagi-pagi begini, Ma?"

Bu Sarah mengedikkan bahu "aku juga gak tau, Pah"

"Biar papa yg bukain, Ma" Pak Surya memundurkan kursi dan menuju pintu depan.

'nino' Pak Surya mengerutkan dahi.

"Ada apa, No? Silakan masuk."

"Pagi, Pa. Terimakasih. Tapi aku hanya ingin mengembalikan barang-barang Elsa." Nino mendekatkan koper biru itu ke Pak Surya. "Maaf, Pa. Aku tidak bisa lagi melanjutkan pernikahanku dengan Elsa. Terlalu banyak kebohongannya. Tapi, kebohongannya kali ini tak bisa dimaafkan"

"Baiklah kalau itu keputusan kamu, No. Papa gak bisa ikut campur. Papa minta maaf atas tingkah laku Elsa yang sudah di luar batas."

"Gak, Pa. Itu bukan kesalahan papa. Aku yang salah. Selama ini tidak bisa menjaga dan mendidik Elsa menjadi istri yang baik."

Hening

"Hmm..ada yang mau aku tanyakan, Pa."

"Apa itu, No?"

Nino mengeluarkan ponsel, membuka gallery dan menunjukkannya ke Pak Surya.

"Ini Pa."

"Mama Sarah tidak memakai anting pada waktu pindahan rumah setelah pernikahanku dengan andin. Benarkah begitu, Pa? Apa memang ini fotonya?"

Pak Surya mengernyitkan dahi. Mencoba mengingat kejadian yang diabadikan di foto tersebut.

"Iya, No. Papa ingat betul. Saat itu mama memang pakai baju itu. Tapi.... Untuk anting, papa agak lupa."

"Atau... Mau kamu coba tanyakan sama mama?"

"Ada apa ini? Pa? No?" Bu Sarah melihat Pak Surya dan Nino bergantian.

"Ini ma, Nino menanyakan mama pakai anting atau tidak pada saat Andin pindahan ke rumah nino"

'Deg!'

Bu Sarah tak menyangka aka ditanya hal ini di depan suaminya.

***

Ikatan Cinta ArmadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang