Mabuk

10.4K 234 9
                                    

'Selama ini aku begitu percaya dengan Elsa. Tetapi hari ini kamu menghancurkan semuanya' Nino merunduk menelungkupkan mukanya di atas stir.

'Seberapa banyak kebohonganmu yang belum terkuak, Elsa'

'tulit...tulit..tulit'

Dering di ponsel Nino. Ia merogok saku jasnya.

'Elsa'
Nino mematikan gawai.

"Kali ini aku gak bisa maafin kamu Elsa." Nino mengepalkan tangannya, menggenggam stir kemudi. Rahangnya mengeras. Ingin rasanya ia meluapkan emosi. "Kesalahan kamu terlalu berat untuk bisa dimaafkan" nafasnya naik turun terasa berat. "Bahkan aku jijik tiap mengingat kejadian itu".

***

Andin dan Aldebaran masih bermalas-malasan di atas peraduannya. Semalam adalah malam yang sangat indah bagi sepasang suami istri yang baru saja merasakan indahnya pernikahan.

"Aku gak nyangka Elsa senekat itu, Mas"

"Saya sudah pernah bilang berkali-kali. Jangan pernah percaya dengan wanita licik itu. Dia bisa nekat demi mengejar keinginannya. Dan..salah satunya menutupi kehamilannya di masa lalu"

Aldebaran tersenyum Lega. Satu teka-teki tentang kehamilan Elsa bersama Ricky adalah rekayasa  untuk mematahkan alibi bahwa Elsa memang mengandung anak Roy.

"Kalau Elsa sampai menutupi kehamilannya dengan Roy sampai sebegitunya, berarti ada hal besar lain yang dia sembunyikan." Spekulasi Aldebaran membut

Aldebaran dan Andin saling berpandangan. "Sepertinya Elsa sangat takut kita membahas tentang kehamilan Elsa dengan Roy. Karena itu bisa mengarah ke pelaku pembunuhan."

"Tapi kita gam punya bukti pasti, Ndin"

"Bener, Mas. Lipstik di mengelak. Semua alibi dia bantah." Andin menggigit bibir bawahnya.

"Kamu gak usah mancing-mancing gitu kenapa?!"

"Maksud kamu apa sih mas?"

Aldebaran tergoda, Baginya gigitan di bibir bawah Andin terlihat sangat seksi. Aldebaran mendekatkan wajahnya hendak mencium. Andin terkejut melihay tingkah suaminya. Ia membelalakkan mata, serta memundurkan kepala.

"Kamu ngapain, Mas?" Andin dengan senyum nakalnya. "Ketagihan ya mas?"

"Kamu apaan sih, Ndin." Aldebaran salah tingkah dan kembali bersandar.

"Gak mau lanjutin mas?" Andin menggoda.

Aldebaran tampak kesal. "Begini mas?" Andin mendaratkan kecupan lembut di bibir suaminya.

"Nagih" sindir Aldebaran.

"Iya! Kenapa? Kalau aku sih jujur, Mas. Gak kayak kamu."

"Kamu nantang saya" Aldebaran menggulingkan tubuh Andin. Mensejajarkan posisi tepat diatasnya.

Andin mengalungkan tangan di leher Aldebaran, menarik ke arahnya, menghujaninya dengan ciuman. Ia sangat menikmati setiap sentuhan yang Aldebaran berikan. Sentuhan yang kini akan selalu ia inginkan.

"Lakukan, Mas. Aku menginginkannya" bisik Andin di telinga Aldebaran. Suaranya lirih agar suara desahannya tak terdengar hingga keluar kamar.

Aldebaran memilin buah dada Andin. Menyesapnya, mencium setiap lipatan. Tubuh Andin yang selalu wangi membuatnya betah berlama-lama untuk bercumbu. Lidahnya terjulur, naik turun seolah sedang menikmati es krim.

Andin mengerang merasakan kenikmatan. Mengetahui itu, Aldebaran merasa menjadi pemenang. Ia merasa sangat diinginkan oleh istrinya. Tak mau menyia-nyiakan begitu saja, lidahnya terus turun hingga pangkal paha. Dimana ia akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa.

Jarinya bereksplorasi, mencari titik baru, dimana Andin akan menyukainya.

'hhmmmmfh...' Andin merintih... Aldebaran menjulurkan lidahnya ke area wanitanya. Andin semakin menggelinjang. Hasratnya semakin memuncak. Nafsunya harus segera di salurkan.

Aldebaran membuka dan setengah melipat lutut Andin. Ia mendekatkan kejantanannya ke tempat semestinya. Lagi-lagi rajawali mendarat sempurna disertai dengan desis kenikmatan sepasang suami istri yang tengah dimabuk cinta dunia.

***

Ikatan Cinta ArmadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang