Tertantang

16.5K 310 4
                                    

'mama papa di mana ya' rheyna berjalan ke arah kamar mandi.

'tok..tok..tok..' tak ada sahutan

'tok..tok..tok..mama...papaaaaa' ulangnya sekali lagi.

"Aduuhhh Rheyna, cucu oma.. yuk kita ke kamar"  Mama Rosa tiba-tiba menghampiri.

"Tapi, mama papa gak ada, Oma"

Pandangan Mama rosa mengitari kamar. 'benar, Aldebaran dan Andin kemana?'. Tapi mendengar suara air dari kamar mandi ia tersenyum.

"Mama papa lagi mandi, dear"

"Oo... Mama papa mandi bareng ya, Oma?"

Mama Rosa salah tingkah merasa salah ucap. "Hmmm.. yuk ke kamar sayang. Sudah ma....lam.. waktunya booo...bookk"

'Aaal..Al.. kenapa harus di kamar mandi? Kenapa kamar gak dikunci juga?' Mama rosa geleng-geleng dan tersenyum.

***

Permainan Aldebaran dan Andin berhenti menyadari ada seseorang mengetuk pintu. "Siapa itu, Mas?" Untung saja pintu kamar mandi sudah dia kunci.

"Pintu kamar udah kamu kunci belum, Mas?"

"Kok saya sih, kan saya yang mandi duluan, harusnya kamu"

"Akuu... Aku gak ngunci tadi, Mas"

"Ya berarti kamar kita gak terkunci. Tapi siapa yang berani masuk?"

"Ya, kalau bukan Rheyna ya mama lah, Mas. Tapi tadi Rheyna kan aman sama mama ya"

"Ssssttt..bisa diem gak? Sepertinya sudah gak ada orang"

Tangan Andin terulur mematikan knop shower, agar bisa mendengar suara diluar. "Iya, Mas. Udah sepi"

Mereka kembali berpandangan. "Lain kali kamar itu dikunci, kalau begini kita kaya ke-gap ya, Mas"

"Kamu nyalahin saya?"

"Eh..enggak gitu mas. Maafin yaa.." Andin merayu suaminya yang mulai ngambek. Tangannya aktif di bahu suaminya berusaha 'membangunkan' yang kembali tertidur.

Aldebaran terdiam menikmati Sentuhan tangan istrinya. Ia memejamkan mata. Merasakan kasih sayang dari wanita yang pernah ia sia-siakan.

"Saya mencintai kamu, Andin" Aldebaran kembali melumat bibir istrinya. Menikmati setiap desahan lirih dari mulut wanita yang dicintainya.

Aldebaran menghentikan permainannya. Ia membuka pintu, mengangkat tubuh Andin, berjalan keluar dari kamar mandi, lalu membaringkan tubuh semampai itu di tempat semestinya. Tempat indah tak boleh disia-siakan.

Mengingat kejadian tadi, Aldebaran memutar anak kunci di pintu kamarnya. Tak mau kejadian serupa terjadi lagi. 'ceklekkk'

"Aman!" Ia sumringah.

Aldebaran memandangi tubuh indah istrinya. 'malam ini saya harus lakukan apa yang seharusnya saya lakukan'

Aldebaran mendekati Andin yang tengah tersenyum menantikannya.

"Ayo, Mas!" Ia menarik tangan kekar Aldebaran ke dalam pelukannya. Ia sudah tak sabar. Ia menjatuhkan tubuh tegap itu ke pembaringan, menerpa taburan bunga hingga berjatuhan. Andin menaiki tubuh suaminya. Kali ini bukan jarinya yang berkelana. Lidahnya mewakili jemarinya.

Andin mencium bibir Aldebaran, memainkan dengan lidahnya, serta melumat lembut. Ini yang dia inginkan selama ini, ini yang dia harapkan dari suaminya, ini yang sudah semestinya ia terima sejak pertama menyandang istri Aldebaran Alfahri.

Aldebaran masih tak bergeming dengan perlakuan istrinya. Ia menikmati berbagai gerakan Andin. Ia paham. Istrinya lebih berpengalaman dari pada dia. Semakin panas rasanya, semakin mendekati klimaks, Aldebaran tidak tahan untuk tidak menyentuh area sensitif Andin. Dua daging di dadanya begitu menantang. Ia menjilat bibir, menelan ludah dan menyeruput hidangan di depannya bergantian. Sungguh nikmat.

Andin mengerang, mengeluarkan desahan yang semakin membuat kelelakiannya tertantang. Dia menggulingkan tubuh Andin. Menyibakkan selimut hingga menghempaskan bunga-bunga di atasnya. Aldebaran menyelimuti tubuh Andin dan ikut masuk ke dalamnya. Ia tak ingin berhenti di sini saja. Ia harus menuntaskan tugasnya.

'hmmmf...hmmmfph..hmpfh...puaskan aku, Mas' Andin merintih'

Aldebaran menyeringai. Ia merasa telah dipersilakan untuk memasuki tanpa mengetuk pintu. Ya, sudah saatnya, sudah semestinya rajawali ini memasuki sarangnya, menemui bidadarinya, menciptakan suatu yang indah yang kelak akan hadir ke dunia.

***

Ikatan Cinta ArmadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang