Keesokkan paginya Vina membawa Davit ke kantor urusan sipil, untuk mengurus pernikahan dadakannya dengan Davit.
Vina bermaksud untuk menikah lebih dulu, baru dia pulang dan memberi tahukan orang tuanya. Davit juga setuju, orang tuanya sekarang ada di luar negeri, hanya sepupunya yang ada disini jadi ia tidak repot-repot untuk memberitahu mereka.
...
Plak...
Vina mendapatkan tamparan panas dari si mamah yang lagi emosi berat, katanya si mamah juga lagi hamil muda emosinya lagi ga stabil biasanya si mamah tuh kalem banget.
"Jadi, kamu mau menikah dengan pria hamil ini!" Teriak si mamah emosi. Ia menatap nyalang Davit yang hanya bisa duduk terpaku di tempat ia duduknya.
Aish. Si mamah deh.
Vina buru-buru menarik tangan si mamah menuju dapur.
"Mah, sebenarnya! Anak yang di kandung Davit itu, adalah anakku!" Bisik Vina pelan karena tak ingin di denger siapapun selain sang mamah.
Mamah Joel sempet bingung, sampai setelah loading matanya seketika melotot ke arah sang yang memiliki wajah nan polos tapi kelakuan macam iblis. Ngidam apaan sih dia waktu dulu. Iya Mamah Joel, hajar mah.*Choco.👍
Plak. *Sini elo thor!😇🤜👊
"Gimana bisa apa kamu punya itu?" Tanya si mamah bingung, pasalnya ia tak tau kalau sang anak memiliki barang begitu di tubuhnya yang notabenenya perempuan. Apa anaknya melakukan operasi merubah jenis kelamin macam berita yang rame di tv itu?
"Enggaklah mah, aku..."
Setelah mendengar penjelasan Vina si mamah yang tadinya pengen marah sekarang jadi mandek. Pengen marah tapi ke siapa? Wong anak sendiri penyebabnya.
"Jadi mamah jangan marah sama Davit lagi, ya?"
Si mamah memijat-mijat dahinya yang berdenyut sakit. "Kamu ini Vin! Gimana kalau Davit tau kelakuanmu?"
"Nanti kalau kandungan Davit sudah stabil aku pasti akan bilang?"
Mamah Vina hanya melambaikan tangannya, ia rasanya mual dan ingin muntah karena memikirkan tingkah laku putrinya yang sebentar lagi jadi kakak dan sekaligus ibu bagi anak yang di kandung Davit sekarang. Tapi tingkahnya tak mencerminkan sikap yang pantas sebagai kakak maupun seorang ibu.
"Ah. Kamu yang Vin! Anak orang kamu jadikan bahan percobaan untuk keegoisan kamu sendiri."
"Mah~..."
"Sudahlah. Mamah cape, Vin!" Mamah memijat pelipisnya sambil berkata dengan nada lelah. "Mamah juga lagi hamil pula, ga bisa deh mamah marahin kamu kayak biasanya."
Vina hanya cengengesan karena tau mamanya sudah merestuinya, si papa? Ah papah tuh pasti nurut apapun kata mama.
"He he. Mamah jaga adik bayi aja, mamah kan ga muda lagi harus lebih hati-hati. Soal Davit mamah tenang aja aku pasti jelasin padanya dengan baik-baik."
Setelah mendapat restu dari keluarga Linear. Vina pun membawa Davit ke keluarga Josepch.
Tidak seperti keluarga Linear yang awalnya menentang, keluarga Josepch lebih fleksibel. Karena Davit sejak remaja sudah mandiri, keluarga tidak hanya tidak menentang tapi juga memberi restu dan selamat pada mereka.
Tapi, soal kehamilan Davit masih menjadi rahasia. Vina tidak ikut campur toh itu keluarga Davit bukan keluarganya yang tidak suka ribet.😂😂😂
Mungkin saja Davit akan memberitahu mereka nanti saat dirinya sudah siap.
"Davit, bagaimana dengan bajunya. Apa membuatmu sesak atau tidak nyaman? Mual, pusing?"
"Tidak. Mual dan pusing sudah mulai berkurang sejak masuk bulan kedua."
"Oh. Oke. Kamu jangan lelah, untuk para kolega atau pun mitra serahkan saja padaku! Aku sudah menghafal semua nama dan perusahaan mereka. Kamu hanya perlu duduk dengan santai, jaga bayi kita dengan baik."
"Mn."
Sesuai janji mereka, Vina berjalan ke sana kemari untuk berbicara dengan para kolega baik dari pihaknya ataupun pihak Davit. Sedangkan Davit sendiri hanya duduk-duduk sambil makan makanan yang ia sukai sejak hamil.
Setelah jam 10 malam, semua undangan sebagai besar sudah pulang hanya sisa kerabat dari kedua keluarga yang malam ini rencananya akan menginap di hotel milik keluarga Josepch.
"Kamu lelah, Vit?"
"Tidak. Seharusnya aku yang bertanya, apa kamu tidak lelah Vin?"
"Tidak. Aku sangat bersemangat, sekarang kita sudah menikah dan sebentar lagi kita akan punya bayi." Vina menciumi puncuk kepala Davit. Setelah itu ia singkap baju Davit sebatas di bawah dadanya Vina menghujani perut rata Davit dengan ciuman juga.
Davit hanya tertawa geli dengan telinga memerah saat melihat kelakuan Vina saat menciumi perutnya.
Saat kehamilan Davit memasuki 4 bulan baik Davit dan Vina sama-sama tegang. Apalagi melihat perut besar Davit yang tidak bisa lagi ditutupi dengan pakaiannya.
Minggu lalu, Davit datang ke rumah tua untuk memberitahukan orang tuanya tentang dia yang sedang hamil. Vina sebagai istri selalu setia di samping Davit dan memberi pria hamil itu semangat.
Keluarga Davit awalnya terkejut melihat bahwa Davit bisa menerima kondisi tubuhnya sendiri, ayah dan ibunya hanya bisa memberi mereka semangat dan dukungan.
Setelah pulang, jam menunjuk pukul 10 malam. Vina dan Davit bergiliran mandi sebelum masuk ke dalam selimut.
Vina ragu-ragu, sudah 3 bulan mereka menikah dan kandungan Davit sudah stabil. Ia tidak bisa mengulur-ulur waktu lagi.
"Davit! Ada sesuatu ingin aku katakan padamu, aku merahasiakan ini karena aku takut kamu berpikir aku egois atau bahkan gila!"
"Eh. Apa yang kamu katakan, aku-..."
"Aku?! Aku yang membuat kamu hamil dan anak itu, anak itu benar-benar anak kita, bukan para penculik yang membuatmu hamil tapi aku, Vina Linear! Kamu bisa memarahi dan memukulku sesukamu, tapi, tapi tolong jangan tinggalkan aku atau jangan limpahkan amarahmu pada anak kita."
Keluar!
"Vit?"
Aku bilang keluar, Vina!
"Baik. Hiks. Hiks. Hiks."
Baik Vina maupun Davit menangis pilu di tempat tidur masing-masing.
Davit di tempat tidur utama menangis karena merasa di permainkan oleh wanita yang ia cintai.
Ia tidak menyangka wanita ia cintai bisa segila ini untuk memilikinya. Hingga, hingga bisa menanam benih pada dirinya. Walaupun dia juga menyelamatkannya dari kegelapan tapi wanita itu juga yang mendorongnya ke dalam kegelapan.
Tapi tidak bisa di pungkiri bahwa ia mencintai Vina, ketulusan Vina dan rasa cinta Vina yang gila padanya sejak awal membuatnya merasa aman. Vina hanya mencintainya dan lagipula hanya dia yang bisa mengandung anak Vina. Buktinya adalah perutnya yang membuncit, ada anaknya dan Vina di sana.
Wanita itu juga sudah mengatakannya sejak awal. Ia menginginkan pria yang bisa memberinya anak. Awalnya Davit pikir wanita itu hanya bercanda ia tidak menyangka hal itu benar dan yang lebih tidak bisa ia percaya adalah Vina mengatakan pada saat pertama kali mereka bertemu dan saat itu ia jelas sudah mengandung anak mereka.
Di kamar tamu, Vina sedih dan terpukul sekaligus ada rasa takut di hatinya kalau-kalau Davit ingin pergi meninggalkannya bersama dengan anak mereka.
Tidak. Ia ingin bersama Davit dan anak mereka. Jika, jika Davit tetap ingin pergi! Maka, maka di pasti akan menguntit pria itu kemanapun dia pergi!
Vina sudah berpikir dengan gila saat memikirkan Davit yang ingin pergi meninggalkannya.
...
Panjang ga? Sebenarnya cerita ini masuk ke ranah dewasa, tapi aku bakal revisi supaya bisa dibaca segala umur.😘😘😘
Tbc.
Bye-bye.
![](https://img.wattpad.com/cover/265642206-288-k93305.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Egoistis
Short StoryVina Linear x Davit Jesopch Vina adalah cewek egois, dia tidak mau di bawah orang lain sampai kapanpun juga. Dia ingin selalu menjadi dominan. Dibalik wajah cantik dan polosnya, Vina terobsesi untuk memanjakan pasangannya, dan setiap kali Vina memil...