5.Melahirkan

2.6K 29 0
                                    

Jring2, update nih. Siapa yang masih nungguin.😏😏😏 Lapak ini sepi pengunjung nih. Pada ga ada komen kah.😌😌😌 Ga papa deh, aku juga bikin cerita ini karena iseng pengen bikin aja. Ga ada maksud apa-apa, apalagi ini cerita orisinil dari pikiran aku sendiri. Soalnya, ini kayaknya pertama kali aku bikin cerita tanpa bawa2 anime atau komik deh.🤔🤔🤔

So, happy reading, my reader...😘😘😘 Choco Sayang banget buat kalian pembaca setia cerita ini.😍😍😍

...

Davit POV

Hari-hariku dan Vina sangat bahagia, terutama Vina yang selalu mengabulkan apapun yang aku inginkan.

Tapi diluar aku selalu tersenyum pada padanya. Tapi di dalam hatiku aku sedikit minder, sekarang perutku sudah tidak memiliki kotak-kotak lagi dadaku juga akan mengeluarkan susu bahkan bisa membesar seperti wanita setelah melahirkan dan menyusui.

Saat aku pergi ke kantor para karyawan akan melihatku dengan tatapan aneh, walaupun mereka tidak berani secara langsung menggunjingku, aku tau mereka sering mengejekku di belakangku.

Sekarang aku memiliki perut besar, karena badanku masih ramping dan hanya perutku saja yang bertambah besar wajar saja mereka menganggap ku aneh.

Bukannya tidak ada pria dengan perut buncit hanya saja mereka itu gendut dan jelek tidak seperti sosokku yang masih tetap tampan.

Sekarang jasku tidak bisa di kancing lagi sejak usia kandunganku masuk 4 bulan, perutku bisa di katakan lebih besar dari wanita hamil di bulan yang sama.

Menurut dokter Vidi anak di perutku cukup besar, makanya hampir setiap malam Vina akan menggunakan tangannya untuk memperbesar jalan lahirku agar nanti aku bisa melahirkan dengan lancar.

Tak mau melihat berbagai pandangan aneh itu, aku dengan segera menaiki lift khusus CEO untuk langsung ke lantai paling atas, yakni ruanganku.

Setelah sesampainya di ruanganku, aku langsung duduk di kursiku. Melihat banyak dokumen yang perlu di periksa aku mengelus perutku sesekali untuk menghilangkan tegang.

Setelah jam 12.30 siang, aku hampir menyelesaikan semua pekerjaanku. Akhirnya aku bisa beristirahat menyadarkan diriku sambil memijat pinggangku yang sedikit kram.

"Erghhh..." "Sayang kamu menendang lagi? Apa kamu lapar?"

Seolah mengerti ucapanku, bayi dalam perutku segera menendang tanganku.

"Oke."

POV Davit end

...

Waktu dengan cepat berlalu sekarang kandungan Davit sudah masuk bulan kesembilan mendekati HPL, Davit dan Vina sudah mengambil cuti sejak 3 hari yang lalu. Saat Davit mendapat kontraksi palsu pertamanya di tengah malam. Keduanya meminta agar orang tua mereka bersedia mengurus perusahaan selama mereka cuti.

Sekarang keduanya sedang santai di rumah sambil menonton TV, Davit sedang asik menonton karton Spongebob dan Vina di sampingnya dengan rajin mengelus perut besar Davit yang agak turun.

Kenapa mereka masih di rumah saat Davit mau lahiran? Alasannya sebenarnya datang dari Davit. Davit berkata kalau ia hanya ingin di temani Vina di rumah saat melahirkan, lagipula menurutnya jalan lahirnya sudah cukup besar karena Vina selalu memainkannya hampir setiap hari.

"Ergh."

"Kenapa, kontraksi lagi?" Vina bertanya dengan cemas melihat wajah berkeringat suaminya. Davit.

Davit merenggangkan pinggangnya agar bisa bersandar pada sofa, ia lalu mengelus perutnya yang tegang dan semakin turun.

"Mn."

EgoistisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang