Saat keduanya selesai bercinta, Davit mencium puncuk kepala Vina dengan penuh cinta.
Vina memang sudah lelah tapi ia masih memiliki sedikit energi saat ini untuk membicarakan hal penting ini.
"Mas, aku sudah tidak memakan pil KB selama 1 bulan ini! Jadi..." Vina melirik mata coklat Davit sambil tersenyum. "Kalau aku hamil, maukah mas hamil lagi?" Dahi pria itu berkerut.
Sebenarnya Davit tidak suka hamil, walaupun ia tidak menyesal telah melahirkan Arka, hasil buah cintanya dengan Vina. Ia juga tidak trauma karena hamil atau malu, bagaimana pun jika ini bisa membuat tenang dan bahagia Vina yang ingin hamil untuk pertama kalinya, Davit akan rela.
"Oke."
...
Dengan Janji Davit sebelumnya, Vina dengan semangat untuk memeriksakan dirinya ke dokter, Vina juga membeli banyak taskpeck untuk memeriksa dirinya setiap hari.
Pagi itu, Vina seperti biasa memeriksa apakah ada perubahan, saat ia selesai dengan setiap prosedur yang ada, setelah beberapa saat ia dengan gembira menerjang Davit yang sedang tidur dengan nyaman.
Erghhh...
"Davit!"
"Ah." "Kenapa, Vin?" Davit yang masih setengah tersadar mencium singkat bibir Vina sebagai ucapan selamat pagi.
Vina tersipu, ia lalu mengeluarkan teskpeck yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya, memberikan benda itu dengan semangat pada Davit. "Ini!"
Davit yang masih mengantuk, segera terbangun saat melihat ada 2 garis di teskpeck yang di berikan oleh Vina.
"Vina?" Tanya Davit dengan wajah tak percaya.
Vina mengangguk, Vina dengan haru mengelus perutnya yang berisi buah hatinya dan Davit. "Aku sangat bahagia!"
Davit mencium puncuk kepala Vina, membawa sang istri ke dalam pelukannya. "Sebaiknya kita memeriksakannya ke dokter hari ini. Sekaligus untuk menepati janjiku padamu."
"Kamu yakin? Sebenarnya, aku jadi ragu lagi. Kamu pasti kesulitan berkerja jika harus hamil lagi."
Davit menggelengkan kepalanya sambil menciumi puncuk kepala Vina. "Tidak. Aku senang bisa berbagi perasaan yang sama denganmu, hanya mungkin kita membutuhkan pengasuh untuk Arka. Kita tidak bisa selalu menitipkannya pada orang tuaku atau orang tuamu setiap waktu."
"Oke."
Cup.
"Terimakasih, mas Davit!"
Davit melihat jam sudah sudah menunjuk ke arah jam 6 pagi, ia berniat lari pagi selagi ada waktu.
Vina memilih pergi ke dapur untuk memasak untuk kedua orang prianya.
Setelah berlari sekitar setengah jam, Davit naik lagi ke lantai 2 untuk mandi.
Saat ia turun Vina sudah siap dengan aneka ragam makanan di atas meja makan.
Davit yang menggendong Arka yang tahun ini sudah berumur 4 tahun akan masuk TK untuk pertama kalinya hari ini.
Anak itu, memakai rompi hijau dengan dalaman putih dan celana selutut berwarna hijau, mata anak itu tertutup terbuka sesekali. Mengantuk.
Saat Vina melihat Davit menggendong Arka dengan penuh kasih sayang, ikatan yang di bawa oleh ibu yang melahirkan anaknya sendiri memang berbeda. Vina diam-diam iri.
Walaupun Arka menyebutnya mama, tetap saja Davit yang melahirkan Arka.
Saat memikirkan hal itu, Vina tanpa sadar mengelus perutnya yang masih rata.
"Vina!" Vina dengan segera mengambil Arka dari gendongan Davit, memeluk sang anak sambil menciumi pipi sang anak. "Arka sayang, selamat pagi!"
"Pagi, mama!"
...
Setelah selesai berkerja, Davit dengan segera menjemput Vina dari kantornya. Mereka pun pergi ke rumah sakit bersama.
Setelah beberapa pemeriksaan yang Vina ikuti dengan disiplin, sekarang mereka sedang duduk untuk mendengar penuturan sang dokter.
"Bagaimana kakak Vidi?"
"Kamu baik-baik saja Vina? Tapi kamu tidak bisa berkerja berlebihan seperti sebelumnya. Karena usianya baru 3 minggu lebih, ini adalah masa-masa yang rentan untuk keguguran."
"Mn."
Berpindah mata, Vidi melihat ke arah Davit yang sedari tadi hanya diam.
"Kamu yakin ingin hamil lagi, tuan Davit?"
"Ya."
"Baiklah, anda bisa ikut saya!"
Setelah serangkaian prosedur dan penyuntikkan kini Davit hanya bisa terbaring lemah di ranjang putih rumah sakit selama beberapa jam untuk pemulihan.
"Mas, kamu ga papa?"
"Mn. Hanya saja, saat pertama kali aku hamil Arka, aku baru tau caranya seperti ini."
"Maaf." "Apa kamu masih marah?"
"Tidak." "Hanya sedikit terkejut saja. Vina, apa kamu tidak percaya pada cintaku yang rela mengandung untukmu 2 kali?" Tanya Davit dengan wajah serius.
Vina menggeleng cepat, ia berkata dengan wajah cengengesan. "Ti-tidak. Aku minta maaf, aku janji aku tidak akan pernah merahasiakan apapun lagi darimu!" Ujarnya dengan jari tengah dan jari telunjuk nya membentuk V.
"Mn."
...
Tbc.
Bye. Bye.
Sorry lama ga update.😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Egoistis
Short StoryVina Linear x Davit Jesopch Vina adalah cewek egois, dia tidak mau di bawah orang lain sampai kapanpun juga. Dia ingin selalu menjadi dominan. Dibalik wajah cantik dan polosnya, Vina terobsesi untuk memanjakan pasangannya, dan setiap kali Vina memil...