07

303 48 7
                                    

happy reading!




"Apa apaan ini hyung?" tanya Younghoon yang kini berdecak pinggang sambil menatap kakak sepupunya yang tengah mengunyah popcorn.

"Akhirnya kau datang juga. Ayo cepat bantu aku menghabiskan semua makanan ini." ucap Sangyeon dengan mulut penuh popcorn sambil menepuk sisi kiri sofa, memberi isyarat agar Younghoon duduk di sampingnya membuat yang lebih muda hanya bisa menggelengkan kepala.

Popcorn, piring kotor, sampah minuman, dan sampah makanan berserakan diatas meja dan karpet ruang tamu. Membuat siapapun yang melihat keadaan Sangyeon sekarang tidak akan percaya fakta bahwa pria itu adalah seorang dokter. 

"Untuk apa kau membeli makanan sebanyak ini?" tanya Younghoon ikut mendudukkan diri di atas sofa. Sementara yang diajak berbicara terlihat tak berniat untuk menjawab. Kedua matanya terpaku bahkan tidak berkedip pada layar televisi di depannya yang saat ini tengah menayangkan acara infotainment.

Titt

"YAKK! Kenapa dimatikan?!" protes Sangyeon berusaha merebut remote control dari tangan Younghoon.

"Apa acara gosipmu itu lebih penting?"

"Ya, ya, okay." dengus Sangyeon.

"Kau tahu?" Sangyeon menggantungkan kalimatnya sejenak untuk meneguk minuman cola yang entah sejak kapan ada ditangannya.

"Untuk yang pertama kalinya dalam setahun ini jadwal praktekku kosong. Aku merayakannya dengan membuat pesta kecil-kecilan bersama beberapa rekan kerjaku di rumah sakit."

"Tak kusangka ternyata kalian para dokter memiliki gaya hidup yang tidak sehat seperti ini." kekeh Younghoon.

"Kau harus tahu kenyataannya kalau kami tidak sesehat seperti yang kau pikirkan." ucap Sangyeon sedikit tertawa.

"Bagaimana perusahaanmu?" tanya Sangyeon sembari kembali membuka kaleng cola berikutnya dan meneguknya.

Younghoon membuang napas panjang seraya menyamankan punggungnya pada sandaran sofa, "Pekerjaanku bertambah dua kali lipat dari biasanya, tapi beruntung besok Hyunjae sudah kembali dari cuti bulan madunya."

"Ah, aku jadi ingin menikah." 

"Jika kau memiliki kekasih sebaiknya cepat kau nikahi dia. Ingat, umurmu hampir menyentuh kepala tiga hyung." ucap Younghoon sedikit menyikut Sangyeon yang sedang senyum-senyum sendiri.

"Kau juga Younghoon-ah,"

"Sudah saatnya kau cari pengganti Changmin. Kau butuh seseorang untuk menemanimu."

Perkataan Sangyeon membuat Younghoon sontak bangkit dari posisi nyamannya, "Apa maksudmu pengganti Changmin?" Younghoon sedikit menaikkan nada bicaranya, "Tidak ada satu orang pun yang bisa menggantikan Changmin."

Melihat reaksi Younghoon, Sangyeon hanya bisa menggaruk-garuk kepala. Sangyeon menyesal sudah mengatakan itu, seharusnya ia bisa menahan diri hingga tiba saatnya Younghoon sudah siap membuka hatinya untuk orang lain.

Younghoon segera berdiri lalu menyambar kaleng bir diatas meja tapi pergerakannya ditahan oleh Sangyeon.

"Kau tidak boleh minum, Younghoon-ah."

"Aku ini orang dewasa kau tidak bisa melarangku seenakmu seperti waktu kita kecil dulu." balas Younghoon.

"Apa kau tidak ingat kalau kau masih minum obat?"

"Tskk, asal kau tahu, sudah tiga hari ini aku tidak meminum benda itu lagi."

"Lalu apa kau pikir setelah tiga hari itu kau bisa minum sesukamu?"

recall | bbangnyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang