11 : Cepat Sembuh Yuan

3.6K 339 63
                                    

Suara bersin dan ringisan kecil memenuhi kamar Johnny di jam 3 pagi. Yuan tiba-tiba demam dan mengeluh pusing. Johnny baru saja akan tidur saat pintu kamarnya di ketuk oleh anak bungsunya. Yuan datang dengan wajah pucat dan hidung yang sudah meler, Johnny segera mengecek suhu tubuh Yuan. Ternyata dia benar-benar demam dengan suhu tubuh mencapai 38 derajat. Johnny sudah bisa memprediksikan hal ini akan terjadi, 2 hari yang lalu Yuan di siram oleh air belum terkena pukulan kursi, pasti tubuhnya lelah sampai membuat dia demam.

"Minum obat ya?". Johnny bertanya sambil menempelkan plester penurun demam.

Yuan menggeleng. "Dingin Papa..".

Johnny pun meraih remote AC kemudian menaikan suhu agar Yuan tidak kedinginan. Kadang jika demam begini sebagai orang tua Johnny sering kebingungan apalagi menghadapi Yuan yang sulit meminum obat. Dia mengusap kepala Yuan yang terasa panas berharap bisa membuat Yuan cepat tidur, Johnny tidak tega jika harus melihat anaknya kesakitan seperti ini.

"Pusing Papa...".

"Ssshhh tidur yaaa, Papa disini".

"Papa, enggak bisa nafas".

"Iyaaa sayang iyaaa, enggak apa-apa tidur aja".

"Papa sakit".

"Iya, Papa disini, Yuan tidur aja nanti sakitnya Papa usir".

Igauan dan keluhan seperti itu terus berlanjut sampai jam 4 pagi, Johnny baru bisa tidur dengan nyaman setelah Yuan tenang. Dia paham pasti rasanya tidak enak, belum lagi nafas Yuan tidak bisa berjalan seperti biasa karena tersumbat. Johnny kembali mengusap kepala Yuan jika dirasa anaknya tidak tenang, kegiatan itu terus berlanjut sampai Johnny tidak sadar dia sudah tidur nyenyak.

Rasanya Halim perlu melakukan selebrasi karena dia menjadi manusia pertama yang bangun di Minggu pagi. Jam sudah menunjukan pukul 9 pagi tapi belum ada tanda-tanda Yuan ataupun Johnny berkeliaran dirumah. Halim berjalan ke kamar Yuan tapi tidak menemukan adiknya disana. Jujur dia merasa kurang enak badan hari ini, tapi dia sudah memastikan tubuhnya baik-baik saja, hanya rasanya memang dia kurang fit saja. Tadinya Halim sudah panik karena Yuan tidak ada di kamar, tapi dia berpikir mungkin saja Yuan tidur bersama Daddy.

"Dih enak banget meluk-meluk Yuan enggak ngajak aku". Halim langsung menggerutu saat dia membuka kamar Johnny. Dia memutuskan untuk tidur di samping ranjang Yuan yang kosong. "Eh? Kok panas?". Tangannya langsung terasa panas saat Halim menyentuh lengan Yuan. "Pasti sakit..".

"Kakak?".

"Pagi Daddy". Halim tersenyum.

"Pagi juga jagoan". Johnny mengucek matanya. "Jam berapa ini?".

"Jam 9".

Johnny mengusap wajahnya sebentar sebelum dia duduk dan mengumpulkan nyawa. Hari sudah siang, dia harus segera memasak sarapan. "Disini dulu sama Yuan ya? Daddy mandi sama masak dulu".

"Yuan sakit?".

"Iya, malem demam terus kayaknya flu juga. Titip ya Kak". Johnny akhirnya bisa bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Halim mengusap-ngusap kepala Yuan dengan tatapan khawatir. Meskipun bukan pertama kali dia demam, tapi rasanya Halim sering tidak tega saat adiknya sakit. Yuan sakit pasti karena kejadian beberapa hari yang lalu. Terkunci di kamar mandi yang dingin, disiram air, belum lagi memikirkan masalah yang terjadi dengan Bagas sampai terkena pukulan kursi. Anak itu pasti lelah jadi Tuhan memberinya sakit agar Yuan bisa beristirahat. Sekarang dia hanya bisa berdoa semoga Yuan bisa cepat sembuh dan menjalani harinya seperti biasa lagi.

"Pagi...". Halim langsung tersenyum saat melihat mata Yuan yang terbuka.

"Kakak...".

"Kenapa? Sakit ya?". Yuan mengangguk dengan dahi yang merengut. "Tidur aja sampe nanti Daddy selesai masak".

Johnny and His 2 Children || YangyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang