Between Us XVI

3.2K 348 26
                                    

Saat sopir sudah memberhentikan mobil didepan mansion, Winter langsung membuka seat-belt lalu keluar dari mobil meninggalkan sang sopir tanpa berucap apapun. Ia membuka pintu utama dan langsung masuk ke dalam mansion dengan langkah tergesa-gesa.



“Udah pulang dek…”



Ucapan Freya diabaikan begitu saja oleh Winter, gadis Kim langsung masuk ke dalam kamar yang merupakan kamar Freya juga. Ia membanting tubuh nya ke atas ranjang dan menutupi wajah nya dengan bantal. Hari yang sangat melelahkan karena ia bertemu dengan wanita masa lalu nya itu.



Freya menghampiri Pak Hans yang sedang membawa jinjingan belanjaan nya ke arah dapur dan meletakkan nya di atas meja.



“Pak, Ada apa dengan Winter?”



“A-anu nyonya m-maafkan saya.. Non Winter tadi masuk ke dalam mall sendirian karena non Winter menyuruh saya menunggu saja di mobil. Tapi Non Winter berlari sambil menangis saat setelah berbelanja tadi. Saya tidak tahu Non Winter kenapa” Pria itu masih menundukkan kepala nya.



“Ya sudah pak lebih baik berjaga saja diluar sana. Biar saya menenangkan Winter dulu” Pria itu langsung membungkuk hormat dan Freya pergi masuk ke dalam kamar.



Dengan perlahan Freya membuka pintu kamar lalu menutup nya kembali. Ia mendekati ranjang dan duduk disamping Winter yang tengah menutupi wajah nya dengan sebuah bantal dalam keadaaan terbaring.



“Dek..” Ucapnya pelan.



Freya menepis bantal yang menutupi wajah Winter dengan perlahan, dia tertidur dengan nafas beraturan. Rambut nya sedikit berantakan di sekitar dahi nya dan wajah manis itu terlihat murung dan masam. Mata nya pun sembab.



Ia pun memilih meninggalkan Winter yang sudah terlelap. Meraih sebuah guling untuk ia tempatkan di sisi kiri dan kanan Winter agar ia tidak terjatuh dari atas ranjang. Karena Freya sangat tahu jika Winter tidur tidak hanya satu gaya saja. Gadis itu selalu saja tidak bisa diam ketika tertidur.



Freya memberikan kecupan hangat di kening nya lalu pergi keluar.




Karina dan Ningning bersama bodyguard nya sudah sampai di Daegu setelah empat jam perjalanan berlalu. Sebelumnya Karina membawa terlebih dahulu Ningning ke sebuah klinik terdekat untuk mengobati luka di bagian bibir, kepala dan tangan kiri nya. Namun tangan Kiri Ningning harus diperban dan menggunakan gips karena bagian tersebut mengalami patah tulang ringan akibat ulah Karina yang memukul nya menggunakan balok kayu.



Ningning pun tersenyum senang karena secara tidak langsung Karina masih memperhatikan dan memperdulikan keberadaan nya dengan membawa nya ke sebuah klinik.



Mereka pun melanjutkan perjalanan menggunakan mobil menuju mansion Freya. Karena Ningning yakin jika Winter masih berada disana dengan aman. Karina membawa bodyguard mengiringi nya di belakang sana.



Tinnnnnn… Tinnnnnn… Tinn..


Karina mengklakson mobil nya saat berada di depan masion mewah itu. Namun gerbang tak kunjung dibuka, bahkan tak ada seorangpun yang keluar menemui nya. Karina sangat kesal dan Ningning berusaha menenangkan nya.



“Kendalikan emosi mu Karin, tenang saja. Kekasihmu akan segera kau temui” Ucap Ningning sambil membuka pintu mobil lalu turun dan melangkah menuju gerbang.



Disana sudah ada beberapa bodyguard yang berjaga dengan sangat ketat, sesaat membuat Ningning merasa lega karena penjagaan Freya terhadap Winter tidak main-main. Seorang pria paruh baya namun masih terlihat gagah menghampiri Ningning dan membuka sedikit gerbang nya.



WINRINA || Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang