Between Us VII

3.3K 396 15
                                    

***

Aku tidak akan pernah siap jika harus meninggalkan nya. Sebab ia telah menjadi bagian dari diriku sendiri. Ia menjadi sangat berarti hingga membuatku takut akan kejujuran. Sungguh aku tak bermaksud membohongi nya. Menyembunyikan kebenaran yang bahkan aku sendiri tak sanggup menahan lebih lama lagi untuk menutupi nya. Ketakutan ku begitu dalam jika harus menerima kekecewaan dari nya. Membuatku mengambil langkah supaya kebenaran itu biarlah terkubur sedemikian dalam. Biarkan aku menjaga mu di samping ku. Mengisi kehidupanmu dengan kebahagiaan.

***

Sore hari nya tiba, Winter dan Karina sedang berada di mobil dalam perjalanan pulang. Karena memang kondisi Winter yang sudah cukup stabil dan diizinkan pulang oleh dokter. Tentu saja yang mengemudikan mobil ini bukan Karina, tapi sopir pribadinya. Ia berada di jok belakang bersama Winter yang kini tengah memeluk nya dari samping sambil mata nya terpejam, mungkin Winter sedang tertidur..

Karina mengusap surai lembut gadisnya, ia menyalurkan perasaan hangat melalui pelukan nya kepada Winter.

“Kak~”

“Kamu ga tidur?”

Winter menggelengkan kepala nya, Karina kira gadisnya sedang terlelap.

“Kita dimana kak”

Winter masih memeluknya, namun Karina tampak berpikir jawaban apa yang kira nya ia ucapkan pada gadis Kim tanpa memberitahu wilayah keberadaan mereka saat ini.

“Kita kan mau pulang”

“Kerumah kakak lagi?”

“Iya sayang, kenapa kok kayak ga seneng?”

“A-aku kangen mama sama papa” Lirih Winter sedikit mengeratkan pelukan nya pada Karina.

Karina tahu betul jika gadis nya sangat merindukan orangtua nya, namun disisi lain ia ingin bersikap egois saja. Ia tak mau jika Winter jauh darinya.

Jika Karina mempertemukan Winter dengan mama dan papa nya sudah bisa dipastikan gadis Kim itu akan meninggalkan nya dan tak mau lagi bersama Karina.

Winter masih terisak, ia hanya mendapat usapan lembut dirambutnya, namun tak mendengar balasan apapun yang keluar dari mulut wanita itu padanya. Winter tak habis pikir pada wanita itu yang terus saja menahan diri nya bersama Karina. Mau sampai kapan Winter terus saja dikurung oleh nya.

Bukan tidak senang ia bisa bersama Karina, namun jika dipikir lebih dalam ini sungguh membuatnya tersiksa.

Karina bahkan bilang pada Winter beberapa waktu lalu bahwa ia mencintainya, jika memang benar begitu harusnya Karina mengizinkan Winter menemui orangtua nya dan memberikan kepercayaan nya pada Winter bahwa ia tak akan pernah meninggalkan Karina. Namun seperti nya Karina mencintai Winter dengan cara nya sendiri.

Winter menghela nafas berat, dan melepas pelukan nya dari Karina. Ia bergeser agak jauh dari tempat nya, memberi jarak antara ia dan wanita itu.

“Sini ngapain ngejauh.. Kamu marah ya sama kakak?”

Karina melihat gadisnya diam dengan sorot mata memandang luar jendela mobil.

“Kakak bakal izinin kamu pulang kerumah tapi ga sekarang”

Winter masih tetap termenung dalam diam, ucapan Karina tak membuatnya senang. Bagaimana pun Winter harus membagi waktu nya bersama keluarga nya sendiri tidak hanya dengan Karina saja. Karena memang ia sudah sangat merasa waktu nya begitu menipis. Winter tak punya banyak waktu hanya untuk sekedar bermain-main saja.

WINRINA || Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang