Between Us III

5K 485 64
                                    

Aku sama sekali ga suka apapun yang berada di dalam rumah sakit. Terlebih lagi semua peralatan yang sangat lengkap dan berharga untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Dan juga jangan lupakan tempat bedah! Aku sangat membencinya. Menyebalkan sekali jika kulihat terdapat Patient Monitor yang menunjukkan garis naik turun sesuai detak nadi seseorang dengan suara yang cukup nyaring.

Keputusanku sudah bulat. Aku harus mengakhiri semua ini, Agar rasa sakit yang kian kurasakan cepat hilang. Tubuhku mulai lemah dengan sesuatu yang berada dalam diriku yang terus saja menggerogoti kesehatan tubuhku.

Tak ada yang perlu di khawatirkan jika aku tiada. Kuharap itu benar.

Di lantai atas terakhir rumah sakit ini aku berpijak dengan masih menggunakan  pakaian pasien melekat di tubuhku. Menatap sendu ke arah bawah dari ketinggian gedung ini. Terlihat kosong nan sepi, sangat pas jika aku melompat saat ini juga.

Kugenggam kedua tangan ku mengepal di depan dada. Berharap keputusan ku kali ini adalah hal yang paling benar. Dan memohon pada Tuhan agar memaafkanku atas keputusan yang aku ambil ini. Aku menyanyangi keluargaku dan juga…. Karina.

Semoga reinkarnasi itu nyata ada nya. Dan berharap agar aku dan Karina disatukan kembali dalam keadaan yang baik.

Kupejamkan mata ku mengambil nafas pelan dan meyakinkan diri sendiri bahwa ini keputusan yang benar.

‘Ga sakit kan kalo aku lompat?’

Selalu kalimat itu yang terpikir oleh ku jika tetap bersikeras ingin melompat dari gedung ini, namun waktu ku tak banyak. Aku harus mengakhiri semua ini.


‘Yakinkan dirimu Minjeongg!’



Satu….


Dua….


Tig…….











“MINJEONG-AA !!!!!!”











“huh” Gadis muda itu membuka mata nya dengan nafas yang tersengal-sengal. Pandangan nya masih buram dan kepala nya sangat berat.

“Minjeong-a…”


“Apa dia baik-baik saja?” Tanya seorang wanita yang sangat cemas pada Winter.

“Masih terlihat pucat tapi syukurlah dia siuman”

“Ningning cepat segera hubungi dokter” titah Karina yang sedari tadi terus saja mengkhawatirkan gadis itu yang terbaring lemah di ranjang dengan lengan nya di infus dan pernafasan nya dibantu oleh tabung oksigen.

“Eungh” Lirih gadis itu sambil menggeleng menahan nyeri di kepala.

“Minjeong-a.. Kenapa? Ada yang sakit?”

“Ningning cepatlah panggilkan dokter!” Namun tiba tiba genggaman Karina ditahan oleh Winter, Karina bahkan memperhatikan Winter menggelengkan kepala nya. Gadis itu tak ingin menemui dokter. Ia sangat membenci seseorang dengan pekerjaan berjasa itu.

“Apa harus kupanggilkan?” Ningning sempat menoleh pada Karina yang tengah menatap Winter.

“Jangan.. Winter kayak nya ga mau”

“Tapi dia baru aja siuman” Ningning mengkhawatirkan nya.

“Winter nya ga mau, jangan dipaksa.”

Karina menatapnya lekat, menggenggam erat jemari Winter yang sudah 4 hari ini tak sadarkan diri setelah kejadian pada hari itu. Ia bahkan menyesal dengan perbuatan nya. Namun Ningning sudah menduga jika hal buruk akan menimpa Winter. Dan benar saja dugaan nya.

WINRINA || Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang