[On going]
[Update sesuai mood]
17+
Fungsi kehidupan itu hanya dua.
Pertama, membuat orang lain tersiksa
Kedua, membuat orang lain bahagia
Aku jelas ada di nomor pertama.
~Erina
Note:
● ini kisah anak yang memiliki trauma dalam hidup.
● author j...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_______
Sore hari
"Assalamualaikum, sayang aku pulang." Salam Bagas ketika masuk ke dalam rumahnya.
"Udah pulang, Mas? Mau dibikinin apa?" Tanya Sang Istri lembut. Bagas melihat bibir mungil istrinya itu.
Cup
Senyuman singkat terpancar di wajah Bagas ketika melihat istrinya mematung ketika ia menciumnya tiba tiba.
"Kamu belum salim, lho, sama Mas." Goda Bagas. Istrinya hanya mengulum senyumnya saja.
Ia segera mencium tangan Bagas lalu Bagas mencium puncak kepala Istrinya lembut.
"Mas ga mau apa-apa. Mas mau ke rumah sahabat cewek, Mas. Katanya dia butuh teman cerita dia telpon pagi tadi. Mau ikut?" Istrinya Bagas mengangguk saja. Bagas mengacak-acak rambut Sang Istri lalu jongkok di depan perut Istrinya.
"Hai anak Papa. Gimana kabarnya? Mau ketemu sama Tante Nana, tidak? Nanti kita bakal ketemu Tante Nana, kok. Sabar, ya..." ucap Bagas berbicara sendiri di depan perut buncit Istrinya.
Sunny mengunci pintu dan mengikuti langkah Bagas menuju mobil yang terparkir di luar rumah.
"Mas, aku mau nanya, deh." Tanya Sunny. Bagas hanya menengok ke arah Sunny sambil tersenyum singkat.
"Sahabat kamu itu cantik, ya?" Bagas hanya mengangguk. Sunny mulai merasa murung, bagaimana jika ia di tinggalkan oleh Bagas? Bagaimana jika sahabatnya yang di pilih oleh Bagas? Pikiran negatif terus bermunculan di otaknya.
"Jangan berpikir macam-macam, sayang." Ucap Bagas sambil mencubit hidung Sunny gemas. Seakan-akan tau yang dipikirkan oleh Istrinya itu.
Sunny hanya tersenyum simpul. Kemudian Bagas memakirkan mobilnya dan berjalan beriringan bersama Sunny menuju rumah kecil Nana.
Nama asli Bagas itu Marvell Bagaskara. Tapi ia tidak suka di panggil dengan nama Marvell. Katanya terlalu lebay makanya ia maunya di panggil Bagas saja.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Nana melihat Bagas pun langsung memeluk Bagas sambil menangis tersedu-sedu di dada Bagas.
Sunny melihat itu udah menahan rasa dongkol dan kesal. Memangnya dia tidak melihat Sunny apa?
"Eh, sorry refleks" Nana melepaskan pelukannya dari tubuh Bagas. Nana melihat seorang lagi di belakang Bagas.
"Dia istri kamu?" Bagas hanya mengangguk. Nana hanya menutup mulutnya tak percaya, sahabatnya sudah besar ternyata. Hahaha. Orang perut Sunny sudah seperti orang bunting. Eh, emang udah bunting mungkin kali.
"Nana" ucap Nana sambil mengulurkan tangannya ke depan untuk berjabat tangan dengan Istri Bagas.
Sunny menjabat tangan Nana dengan gemetar. "Sunny" Nana tersenyum simpul.