05

236 30 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••


Hari sudah berganti lagi.

Untuk hari ini, Rose bekerja setengah hari saja. Jadi setelah itu dia memilih untuk mampir ke kafe dulu kemudian pulang ke rumah.

Malamnya, ayah meminta Rose untuk tidak pergi ke kamar dulu setelah makan malam selesai. Dia meminta Rose untuk menunggu di ruang tengah karena ingin membicarakan sesuatu.

Jadilah di sinilah Rose sekarang, ruang tengah.

Rose menunggu orang tuanya dengan memainkan ponsel. Dan saat orang tuanya datang, Rose langsung menyimpan ponselnya di saku.

Ibu duduk di samping Rose, sedangkan ayah duduk di sofa yang berada di depannya.

"Ada apa ?" Tanya Rose karena ibu maupun ayah tak kunjung bicara.

"Ayah tau kau tidak suka basa basi. Jadi ayah akan langsung ke intinya saja"

Rose hanya diam dan mendengarkan.

"Demi kebaikan mu, ayah akan menjodohkan mu dengan putra dari teman ayah"

Rose membulatkan matanya. "Apa ? Di jodohkan ? Ayah bercanda ?"

"Tidak, ayah memang akan segera menjodohkan mu"

Rose menatap sang ayah dengan tatapan tak terima. Kemudian dia menoleh pada ibu. "Ibu, apa yang ayah katakan ? Aku tidak mungkin di jodohkan kan ?"

"Tidak sayang, itu memang benar. Kau akan segera di jodohkan"

Kemudian Rose kembali menatap ayahnya. "Ayah, apa yang ayah lakukan ? Aku tidak mau di jodohkan!"

"Ini demi kebaikan mu"

Rose menggeleng. "Kebaikan apanya ? Aku tidak ingin menikah"

"Selama ini kau selalu menolak saat ada pria yang ingin lebih mengenal mu. Jadi ayah tak punya pilihan lain selain menjodohkan mu dengan pria pilihan ayah. Karena kau harus menikah"

"Ayah-"

"Ayah tidak meminta banyak. Ayah hanya ingin kau setuju untuk menikah dengan pria pilihan ayah saat ini"

"Tapi ayah-"

"Lagi pula ayah pun tidak mungkin menjodohkan mu dengan sembarang pria. Dia memiliki latar belakang yang bagus"

"Ayah, aku tidak mau"

"Kau tidak mau menuruti permintaan ayah mu ini ?"

Selama beberapa saat Rose terdiam. "Ayah.."

Ayah pun berdiri. "Cobalah. Pria ini pasti akan cocok dengan mu, Rose" kemudian ayah langsung pergi dari ruang tengah dan meninggalkan putri beserta istrinya.

Rose menunduk dan menutupi wajahnya.

"Sayang, coba dulu saja ya. Ibu yakin kau pasti akan menyukainya, percayalah"

Rose menggeleng. "Tidak ibu. Aku tidak akan menyukainya"

"Rose..."

"Aku tidak bisa menerima pria lain di hati ku, ibu"

Ibu pun mengusap kepala Rose. "Rose, ibu juga sudah pernah bertemu dengannya. Dan dia adalah pria yang sangat baik, sopan, dan juga ramah. Jangan lupakan, dia juga tampan dan berasal dari keluarga baik-baik juga berada"

"Aku tidak menginginkan itu. Yang aku inginkan hanya dia, ibu. Hanya dia. Sejak dulu sampai sekarang, hanya dia"

Tanpa menyebutkan namanya pun, ibu bisa mengetahuinya.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang