Part 4

351 45 5
                                    

Jawabannya sederhana,
Gue nggak cinta sama LENGKARA

Jangan Lupa vote dan komen

"Cewek lo lagi di UKS" Devan dan Gavin sama-sama menatap Fabian untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Sedangkan orang yang diajak bicara hanya diam tanpa berminat dengan informasi yang disampaikan salah satu anggota Ravenfield itu.
"Dihantam ketembok sama Agatha" Lanjut Fabian membuat Devan dan Gavin sama-sama melongo ditempat mereka. Jauh berbeda dengan Alvares yang masih cuek.

Fabian lalu duduk disamping Alvares yang masih memiliki tempat kosong. Hubungannya dengan Alvares memang cukup dekat namun ia jarang bersama ketiga pria itu saat diluar sekolah atau diluar kegiatan geng Ravenfield.

"Lo harus ingatin dia buat ngerawat lukanya setiap hari karena kalau udah sibuk kerja tuh cewek jadi lupa segalanya" Kali ini ucapan Fabian berhasil mengundang perhatian dari pria disampingnya.

"Lo kenal Lengkara?" Tanya Alvares dengan kening berkerut.
"Kok bisa?" Sambung Devan penasaran.
"Dia adiknya Karina" Tiga pria itu langsung terdiam. Mereka mengenal Karina sebagai mantan pacar yang sering Fabian bawa ketempat nongkrong geng Ravenfield. Bahkan semua anggota pun tau bagaimana bucinnya Fabian terhadap gadis itu hingga mereka putus pun Fabian belum membawa gadis lain.
"Sejauh mana lo tau tentang Lengkara?" Kini Gavin yang bersuara.Meski begitu, Alvares dan Devan juga sama-sama penasaran akan hal itu. Semuanya terlalu mendadak hingga Alvares mengambil keputusan tanpa mencari tau bagaimana kehidupan Lengkara yang sesunggunya.
"Gue nggak bisa jawab yang detailnya tapi lo udah milih cewek yang tepat sih" Alvares mendelik sebal. Bukan itu jawaban yang ia harapkan dari Fabian.

Devan tersenyum tipis. Dari jawaban Fabian barusan ia bisa mengambil kesimpulan jika Lengkara adalah perempuan baik-baik. Yang artinya ia memiliki keputusan tepat untuk tertarik pada gadis itu.

"Kenapa lo nggak sama Lengkara aja? Dia cewek baik kan?" Tanya Alvares dingin.
"Tipe ceweknya Fabian kan yang lebih tua. Kayak Karina gitu" Sambung Gavin membuat ia dihadiahi tatapan tajam dari Fabian. Ia memang belum sepenuhnya melupakan Karina namun bukan berarti tipe idealnya harus selalu sama dengan mantan pacarnya itu.
Ia hanya butuh perempuan yang mampu membuatnya jatuh cinta lagi.
"Jawabannya sederhana, gue nggak cinta sama Lengkara" Jawab Fabian singkat namun berhasil membukam mulut-mulut pria didekatnya.

***
Lengkara melangkah keluar dari UKS dan berjalan menuju kantin. Pilihannya jatuh pada kantin yang bisa menghemat pemgeluarannya mengingat sebentar lagi pasti dirinya akan dihubungi oleh Karina untuk membayar biaya kuliahnya.

Kadang Lengkara membenci kehidupannya sendiri. Ia berjuang, ia lelah dan tersakiti namun bukan untuk dirinya sendiri. Buah kerja kerasnya dinikmati oleh orang lain yang adalah saudara kandungnya.
Bekerja untuk membiayai sekolah Karina sedangkan dirinya sendiri harus menanggung malu setiap ditegur oleh guru karena biaya sekolah yang menunggak.
Gaji sang ibu pun tidak perna ia nikmati sepeserpun karena akan diberikan semuanya pada Karina juga. Katanya Karina perlu hidup dengan keperluan lebih agar tidak dipandang sebelah mata dinegeri orang. Lalu bagaimana dengan dirinya? Ia juga butuh dihargai.

Lengkara melangkah memasuki kantin yang tidak begitu ramai. Hanya ada kumpulan pria yang sudah biasa Lengkara lihat saat ia mendatangi kantin. Tatapan gadis itu hanya fokus pada makanan yang berjejer pada tempat penjual hingga tanpa disadari seorang pria sedang berjalan kearahnya.

"Makanannya dibungkus aja" Lengkara menoleh kearah pemilik suara yang kini berdiri dibelakangnya dengan tatapan yang fokus pada sang penjual. Wajah datar dari pria yang kini berstatus sebagai pacarnya itu membuat Lengkara tidak bisa membantah.

LENGKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang