Mungkin memang sudah takdirnya, bahwa hari Minggu adalah hari terpadat dari enam hari lainnya, itulah mengapa aku selalu memilih stay dirumah atau nongkrong di Uniquely. Sama seperti tempat lainnya, Biosokop CGV juga ramai, meski tidak sampai berjubel untuk mengantre, tetapi setiap kursi tunggu masuk studio penuh diduduki. Ada sepasang kekasih, keluarga, dan sekumpulan teman yang akan menonton siang ini. Untung saja aku dan Jio datang kesini lebih awal, jadi masih dapat tempat duduk, tidak capek berdiri sampai mba-mba cinema crew mempersilahkan masuk.
Saat di Uniquely, Jio tiba-tiba berkata ingin menonton setelah kami berdua kehabisan topic untuk berbincang. Ia mengajaku dengan alasan kalau hari ini Nobita mau nikah sedang tayang premier, "Yuklah, Ell. Temenin kondangan." Rajuknya padaku, dan aku mengiyakan pintanya. Dulu saat aku tau kalau Jio ini fans Doraemon, aku sempat bertanya-tanya kok bisa ya cowok semaskulin Jio suka Doraemon, kenapa enggak Naruto aja atau Avengers deh biar lebih keren. Tetapi Jio adalah Jio, dan aku suka itu.
Jam menunjukan pukul 14.25 saat aku melirik ke arlojiku, lima menit lagi giliran rombonganku dan Jio yang masuk ke studio 4. Aku mendadak geming saat baru saja melihat kesebelahku, Jio tampak tenang, aku sampai bertanya-tanya pada diriku sendiri, Jio apa engga gugup ya?. Meski aku tahu Jio itu manusia paling santuy seantreo Jogja, tapi apa ya blas ngga ada rasa deg-degan ketemu aku lagi, padahal kan terakhir ketemu sudah lama sekali, waktu itu di benteng Vendebrug. Aku tersenyum sumir, aku lupa kalau disini cuma aku yang gagal move on tuh.
"Yuk, El."
Aku mendongak lalu ikut bangkit disampingnya. Saat akan melangkah memasuki studio, aku tertegun saat merasakan telapak tangan seseorang menyentuh pergelangan tanganku. Aku menurut saja saat Jio berjalan lebih dulu untuk menuntunku agar segera masuk, Kok bisa sih aku anteng-anteng aja pas digandeng Jio? Gimana kalau orang-orang disini ngiranya aku ini pacar Jio? Tetapi pikiran dan hatiku ternyata memberikan reflek berbeda. Kalau pikiranku berkata Engga papa kok, El. Dia cuma takut kamu ilang. Hatiku malah terasa sakit, geganggamnya seakan memberiku harapan, padahal sudah aku ketahui, ini hanya perasaanku saja.
_____________________
Aku dan Jio sudah berada didalam dingin dan remangnya studio cgv, duduk di seat E yang mana tempatnya tidak terlalu belakang dan tidak terlalu depan. Dapat aku rasakan, rendahnya suhu air conditioner diruangan ini tak membuat tanganku berhenti berair sejak Jio menggandengku masuk ke sini, rasanya keringatku terus bercucuran, aku terlalu gugup. Sampai saat Jio sadar dan bertanya padaku, "El, kamu sakit?".
Aku gelagapan dan bingung, lalu hanya bisa menggeleng dan mencoba tetap tenang.
"Kalau kamu sakit ayo pulang aja." Katanya sekali lagi, lalu tangannya mencoba menyentuh dahiku---mungkin untuk memastikan aku beneran sakit atau tidak---, tapi aku menghindar.
Aku gorogi Jio, bukan sakit. Jawabku dalam hati.
"Engga Ji ya ampun" aku terkekeh, setelahnya aku berakting kepanasan dengan mengipaskan tanganku. "ACnya nih kurang dingin jadinya aku keringetan"
"Are you seriouslly?"
"Iya Ji. Udah tuh fokus nonton doraemonnya udah mulai." Jawabku mengalihkan perhatiannya.
Setelahnya lampu penerangan studio mati, kemudian pemutaran film dimulai.
____________________
Empat puluh menit berlalu, Jio masih fokus mengikuti jalan cerita doraemon stand by me 2, sedangkan aku sama sekali tak bisa menikmati. Dari tadi yang muncul dikepalaku hanyalah Jio, Jio, dan Jio, seseorang yang tengah asik nonton disebelahku ini, tenang sekali dia. Hampir dari awal duduk sampai sekarang, pikiran dan hatiku sudah sama kacaunya. Kalau tadi pikiranku masih bisa berfikir jernih, kini ia ikut-ikutan ngga masuk akal. Sebab sedari tadi aku hanya diam, sambil mendengarkan pikiran dan hatiku yang jauh merambang. Tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang jatuh membasahi jaketku, padahal sedang tidak hujan pun studio ini tidak mungkin bocor, tidak ada scene sedih sedari tadi. Buru-buru aku menghapusnya, takut ketangkap basah.
Sejenak, aku ingin marah kepada diriku sendiri, sebab tak menjaga dinding pertahanan yang sudah ku bangun dengan susah payah, tetapi roboh dengan sekali dorong hanya dengan karena senyum dan sapa. Ternyata keputusanku untuk bertemu bukanlah keputusan yang baik, karena pada akhirnya aku malah semakin kesakitan dan tak mau melepas.
Bersambung ..............
_______________________
Jadi gimana menurut kalian ?
Jio sama Elle nonton berdua wkwkwk
Menurut temen-temen, nanti Elle sama Jio apakah bakalan kembali bersama ?
Tunggu next partnya ya, mungkin akan ada 4 atau 5 part lagi.
Thankyou sudah membaca ceritaku. Love.

YOU ARE READING
Au Revoir
Short StorySelama ini hanya aku yang menggenggam terlalu erat, hingga akhirnya aku sadar, aku kesakitan dan berdarah-darah. Terimakasih Jio, untuk kesempatan bertemu dan setiap kalimat penjelasanmu. Au Revoir. ft. Ten Lee cover pict by pinterest