Selama ini hanya aku yang menggenggam terlalu erat, hingga akhirnya aku sadar, aku kesakitan dan berdarah-darah.
Terimakasih Jio, untuk kesempatan bertemu dan setiap kalimat penjelasanmu.
Au Revoir.
ft. Ten Lee
cover pict by pinterest
Aku benar-benar tak berani menatap ke arah manapun selain ujung sepatu ketsku, sejak keluar dari studio pun aku sama sekali tidak menjawab ataupun menyahut ucapan Jio. Hingga pada akhirnya Jio menyadari itu, sampai diujung gedung ia memberhentikan langkahnya yang otomatis akan aku ikuti karena posisiku mengekor dibelakangnya.
"Elle"
Aku masih geming, menunduk semakin dalam.
"Are you okay?"
Pundakku langsung bergetar hebat, tangisku pecah. Sesak yang ku tahan sejak tadi akhirnya meledak, tak sanggup ku pendam lebih lama lagi. Aku tak peduli jika saat ini ada banyak pasang mata yang menatapku heran, aneh, dan kasihan. Bahkan beberapa dari mereka terlihat bebisik-bisik. Hingga akhirnya Jio merengkuhku, meredam tangisku di dadanya, membiarkan kemejanya basah karena air mataku yang tak mau lekas berhenti. Sambil mengusap punggungku, ia bisikan kalimat "It's okay Elle, everything gonna be okay". Kalimat yang sering aku dengar delapan tahun yang lalu, setiap aku dapat remidi, setiap aku kalah lomba, dan setiap aku ketakutan. Aku semakin terisak dibuatnya. Tapi Jio tetap tak melepaskan peluknya, ia menungguku sampai benar-benar tenang.
"Jio, aku kangen kamu."
_______________________
Sebelum pergi ke Jwalk Mall, aku dan Jio memutuskan untuk meninggalkan salah satu mobil kami di Uniquely, katanya biar mengurangi kemacetan dan populasi udara. Setelah perdebatan yang cukup lama, aku mengalah untuk meniggalkan mobilku dan ikut dia.
Setelah adegan aku menangis tadi, Jio memutuskan untuk membawaku keluar Mall dan memilih café yang tidak terlalu ramai. Katanya aku perlu waktu untuk menenangkan diriku, sambil memesan makanan berat untuk makan siang yang sudah kami lewatkan beberpa jam yang lalu. Aku jadi sedikit canggung karena secara tidak langsung aku sudah mempermalukanya ditempat umum. Aku yakin sekali bahwa tadi banyak orang yang kasak-kusuk membicarakan aku dan Jio, sudah dipastikan mereka beranggapan yang tidak-tidak setelah melihat aku menangis seperti itu kan.
"Jio, maafin aku ya. Pasti tadi kamu malu banget." Aku mengucapkan ini tanpa berani menatap matanya, terlalu malu.
Tapi Jio malah terkekeh, lalu mengacak rambutku.
"I know you better, Ell. Udah lama banget tapi kamu juga engga berubah"
Setelah berkata seperti itu, Jio kembali melahap nasi gorengnya, dan aku juga kembali menghabiskan omeleteku. Masih merasa sangat malu.
"Elle" Kali ini terdengar begitu lembut, lalu aku mendongak sambil menyuapkan satu potongan omlete kemulutku.
Ia tersenyum manis, lalu ibu jarinya terulur menyentuh ujung bibirku. Klise sekali seperti drama yang sering aku tonton setiap malam.
"Aku juga kangen kamu."
Aku membelalak, menatapnya penuh tanda tanya.
"Pas nangis kamu sempet bilang kalau kamu kangen aku, sama El. I miss you a lot" Jawabnya, menatap netraku begitu teduh.
Aku geming, kedua mataku kembali terasa panas. Ada sedikit rasa lega yang aku rasakan, terimakasih Jio, ternyata aku tidak rindu sendirian.
"Maafin aku ya El. Maaf kalau misalkan tiga tahun ini aku jadi alasan kamu sedih atau nangis."
Aku hanya bisa senyum, ku tatap kedua matanya yang tersirat sebuah kecemasan. Jio raih tanganku, lalu ia genggam.
"Aku mau cerita banyak ke kamu, dan aku bakalan jawab semua pertanyaan yang mungkin selama ini ganggu kamu."
Is that the time?
Bersambung........
__________________________
Yeay akhirnya update ;0
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.