Sesampainya di dalam mobil, aku bernafas lega dan merasa menyesal. Kenapa aku pergi begitu saja, bukankah selama ini aku yang selalu menangis-nangis, berharap laki-laki itu pulang hanya untuk bertanya padanya. Lantas mengapa aku malah pergi nyelonong begitu aja dan bodohnya lagi mengapa aku harus menolak ajakannya pergi keluar, bukankah itu hal yang bagus untuk mendapatkan penjelasan yang selama ini aku cari-cari.
Aku mengusap wajahku gusar, bingung dengan apa yang baru saja terjadi padaku sore ini.
"Bodoamatlah, aku mau pulang. Pusingggggg"
Sebelum sempat menginjak pedal gas mobil, aku melihat bayangan seorang laki-laki dari spion mobilku, ia berdiri disana bersamaan dengan layar handphoneku yang menyala menampilkan notifikasi direct message instagram. Aku menghirup oksigen banyak-banyak, dan membuangnya sekali hembus. Tidak ingin melihat kearah spion lagi, aku memutuskan untuk segera pulang. Kejadian tiba-tiba hari ini membuat akhir pekan hari pertamaku sangat berantakan ditambah laporan yang juga belum selesai. Aku ingin segera sampai rumah, lalu mandi dan kalau bisa langsung tidur. Berharap ini semua cuma mimpiku saja.
Hikssss
Aku menangis diperjalanan. Mengapa baru sekarang setelah sekian lama sih. Seharusnya tidak usah kembali lagi setelah tiga tahun berlalu. Setelah aku tenggelamkan semuanya, kenapa harus muncul lagi.
"Kenapa?"
Suaraku bergetar.
Fokusku sudah terpecah kemana-mana, aku berdo'a semoga bisa sampai rumah dengan selamat.
_________________
Pagi tiba, aku masih bergelung dibawah selimutku. Semalaman aku tidak bisa tidur sampai pukul 03.00 dini hari, sibuk memikirkan dan menangisi pesan yang ia kirim kemarin. Aku masih belum membalasnya, masih bingung harus menolak lagi atau berubah pikiran. Aku mulai beranjak dari kasurku lalu masuk ke dalam kamar mandi, melihat pantulan diriku dicermin, mataku membengkak dan nampak lingkaran hitam dibawahnya. Sangat kacau.
Setelah menyadari betapa mengerikannya tampilan mukaku, aku langsung rmengambil es batu di frezeer untuk mengompres mata, lalu memilih duduk disini, ditaman belakang. Aku termenung, lalu entah darimana dan bagaimana memori-memori itu muncul lagi satu per satu.
"Aku mau nunggu kamu. Ngga cuma tujuh tahun, aku siap nunggu kamu lebih dari itu" Ucapnya di bawah pohon ketapel dekat lobi sekolah waktu itu.
Aku tersenyum kecut, "Bahkan setelah itu ia lupa sama omonganya yang mau nunggu aku"
Setelahnya muncul bayangan dimana dia menemuiku lagi setelah menghilang dua tahun, dengan sengaja meruntuhkan pertahananku lagi.
"Aku pacaran sama katingku. Aku takut kamu bakalan sakit hati, yaudah aku ngilang aja. Tapi ternyata selama itu aku ngga bisa move on dari kamu, yaudah aku cari pelampiasan deketin cewek sana sini"
Bodoh. Aku merutukinya dalam hati, bagaimana bisa dia bilang seperti itu dengan entengnya didepanku. Apa kamu sengaja?
Air mataku mengalir tanpa permisi dengan begitu deras melewati pipi, lalu kubiarkan jatuh begitu saja ketika bayangan yang paling menyakitkan itu muncul. Adengan dimana aku berlari dengan tangis meraung-raung, menerobos banyaknya pengunjung bandara Adisucipto siang itu, setelah tanpa sengaja membuka story instagram miliknya. 'See You Jogja' tulisnya kala itu dengan latar foto tiket dan koper besarnya.
"Kamu jahat," Aku terisak kembali, bahkan terdengar begitu pilu.
Bersambung ........
********
Makasih buat yang sudah mau baca ceritaku, semoga suka sama cerita ini. Maaf banget ngga bisa kasih picture dichapter ini, soalnya gambar yang mau aku pakai ada dihandphone, terus handphoneku baru konslet hiksss. But, i hope you still enjoy with my update tonight
Bakalan update seminggu dua kali atau engga ya seminggu sekali.
Terharu yang baca udan lebih dari 10.
Next lebih dari 15 aku mau update lebih panjang dehhh xixixixi
see you next chapter ......

YOU ARE READING
Au Revoir
Krótkie OpowiadaniaSelama ini hanya aku yang menggenggam terlalu erat, hingga akhirnya aku sadar, aku kesakitan dan berdarah-darah. Terimakasih Jio, untuk kesempatan bertemu dan setiap kalimat penjelasanmu. Au Revoir. ft. Ten Lee cover pict by pinterest