🐣 PART 05

5.7K 296 0
                                    


🌴🅂🄴🄻🄰🄼🄰🅃 🄼🄴🄼🄱🄰🄲🄰🌴

" Ayah...ayah.. jangan pergi...."

Jam menunjukan pukul enam, waktu sore menjelang malam. Bulan juga belum bangun dari tidurnya sejak siang tadi. Sedari tadi gadis berpiyama Hello Kitty itu terus mengigau.

Guntur yang baru saja menumpang membersihkan diri di kamar mandi langsung duduk di pinggir ranjang memperhatikan Bulan yang tidurnya tampak gelisah.

" Lan bangun, aku disini."

Mata bulat yang terlihat sayu itu terbuka perlahan-lahan. Ia langsung menghambur ke pelukan Guntur dan memeluknya erat.

" Kenapa heumm?"

" Ayah mana? Bulan mau sama ayah."

" Ayah kan masih di kantor, ibu juga tadi nyusul ayah ke kantor nganterin berkas." Jawab Guntur sambil memperbaiki posisi bantal Bulan agar nyaman.

Saat sakit seperti ini Bulan biasanya lebih dekat dengan ayahnya-Pandu dan dirinya. Maklum saja karena orang tua Bulan selalu memanjakan anaknya sejak dulu.

Drettt....dretttt....

Guntur meraih ponselnya di nakas untuk menerima panggilan yang ternyata dari Indah-ibu Bulan.

" Hallo Bu."

" Guntur, ibu sama ayah enggak bisa pulang karena harus ke Malaysia sekarang. Perusahaan di sana lagi bermasalah, ibu titip Bulan sama kamu ya. Tadi ibu juga udah bilang sama Lidya, tolong bilang ke Bulan ya. Kamu tau sendiri kan kalau Bulan enggak bisa di tinggal."

" Iya Bu, biar Guntur jelasin ke Bulan."

" Makasih ya nak."

" Sama-sama Bu."

Tut....Tut.....

" Siapa? Ibunya Bulan atau Ibunya Guntur?" Tanya gadis itu.

" Ayah Pandu sama ibu enggak bisa pulang karena ada masalah di Malaysia. Sementara kamu tinggal di rumah aku dulu." Jawab Guntur.

Melihat wajah Bulan yang tiba-tiba tertunduk lesu rasanya Guntur tidak tega. Guntur yakin gadis itu akan menangis sebenar lagi.

" Hiks.... Bulan mau sama ayah....hiks."

Benar dugaan Guntur, gadis itu langsung menangis tersedu-sedu. Terakhir Bulan melihat ayahnya itu tadi malam. Tadi pagi saat sarapan ayahnya sudah pergi ke kantor duluan, Bulan belum sempat bertemu dan sekarang ayah dan ibunya akan pergi.

" Enggak usah nangis." Guntur menarik gadis itu kedalam pelukannya. Kening Bulan yang menyentuh rahang tegas Guntur terasa hangat. Guntur pun baru menyadarinya.

" Bulan mau sama ayah hiks....ayah belum pamit sama Bulan..hiks..." Mungkin saat ini yang di butuhkan Bulan hanyalah pelukan hangat pengganti ayahnya-Pandu.

Guntur menggendong Bulan seperti koala. Gadis itu reflek melingkarkan tangannya di leher Guntur dan menyembunyikan wajahnya di cengkuk leher pemuda itu karena masih menangis.

Guntur Milik Bulan [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang