🐣 PART 13

4K 214 0
                                    

🌴🅂🄴🄻🄰🄼🄰🅃 🄼🄴🄼🄱🄰🄲🄰🌴

Setelah puas dengan liburan di Semarang akhirnya mereka kembali pulang ke rumah masing-masing.

Guntur tidak pulang, ia akan menginap di kediaman Panji tentunya rumah gadisnya. Semua itu permintaan Bulan yang ingin di temani Guntur.

Tentu saja pemuda itu tidak menolak sama sekali. Justru ia sangat senang, huhh rasanya ia ingin segera menikahi tunangannya itu.

" Guntur bobok sini sama Bulan."

Guntur melepaskan bajunya dan mengganti dengan kaos oblong. Ia mengambil posisi di samping ranjang dimana Bulan terbaring.

" Bulan mau peluk Guntur."

Aksinya itu ternyata terlambat karena Guntur lebih duluan memeluk tubuh kecil itu dengan dekapan hangatnya.

" Guntur wangi Bulan suka." Puji gadis itu menghirup dalam aroma maskulin tersebut.

" Jangan mulai Lan." Geram Guntur saat gadis itu menggosok-gosokkan hidungnya di dadanya.

" Mulai apa?" Bulan masih setia menggerakkan hidungnya.

" Lan udah!"

Guntur menindih tubuh Bulan dengan bertopang pada kedua tangannya. Huh jika begini Guntur bisa lepas kendali.

" Guntur dah gak sayang lagi sama Bulan? Kok di peluk aja gak mau!?"

Gadis itu bangkit dari tempat tidur berjalan keluar dari kamar dengan wajah masam. Tidak lupa kakinya yang dihentak- hentakan itu menambah kesan seperti anak kecil.

Bulan kesal, ia berjalan menuju dapur dan membuka lemari pendingin. Matanya tertuju pada puding mangga disana.

" Huhhh Bulan kesel sama Guntur!" Ujarnya sambil memasukkan satu sendok puding ke mulutnya.

" Masak peluk doang gak boleh!"

Pipinya menggembung lucu dan bergoyang seiring mengunyah puding. Namun mata bulatnya menangkap mie instan di atas meja.

Mata nya berbinar dan segera mengambil mie tersebut. Jarang-jarang sekali di rumahnya ada mie. Panji dan Indah memang melarang Bulan untuk mengonsumsi makanan instan banyak-banyak.

" Wahhh Bulan mau masak ini aja ah, Guntur juga pasti lama turunnya." Gadis itu tertawa kecil dan bergegas merebus air.

Sesekali memantau keadaan takut ketahuan. Air sudah mulai mendidih, ia memasukkan mie perlahan ke dalam nya.

" Ngapain?"

Bulan terperanjat kaget dan tak sengaja menyenggol panci tersebut.

" AAAAAAAAAKKKK....."

Bulan menangis saat tangannya tersiram air panas. Ia langsung bergerak seperti cacing kepanasan dan mengibaskan tangannya.

Guntur sama paniknya, ia langsung mematikan kompor dan meraih pundak gadis itu agar berhenti.

Guntur Milik Bulan [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang