🐣 PART 23

3.7K 192 0
                                    

🌴🅂🄴🄻🄰🄼🄰🅃 🄼🄴🄼🄱🄰🄲🄰🌴

Sudah dua hari Bulan di rawat di rumah sakit. Kondisinya masih belum sehat seperti biasa.

Semua orang khawatir padanya. Panji dan Indah senantiasa menjaga anaknya apalagi Guntur yang juga tidak pulang ke rumah demi menjaga gadisnya.

Lidya dan Bagas pun juga ikut menjenguk seperti sekarang Lidya tengah menyuapi Bulan buah apel.

Gadis itu katanya ingin di suapi wanita paruh baya yang seumuran dengan ibunya itu.

" Bulan mau buah apa lagi? Nanti biar ibu nitip ayah Bagas kalau pulang kerja mampir sini bawain buah." Tanya Lidya sesekali menyuapi apel.

" Enggak mau buah, maunya pulang." Gadis itu menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri membuat pipi nya bergoyang.

" Besok ya sayang kalau udah sembuh. Kan belum sembuh." Kini Indah membelai rambut putrinya.

" Yaudah Bulan mau Guntur."

Pemuda itu memang sedang keluar membeli sarapan. Tapi sampai sekarang belum juga kembali.

" Ibu telponin Guntur ya? Ini anak emang lama banget sihh cuma beli sarapan aja." Gerutu Lidya memencet tombol sambungan telepon.

Hanya ada nada sambung, Lidya terkadang geram sendiri. Anak tunggalnya itu pasti selalu lama mengangkat telepon.

Beberapa kali mencobanya dan akhirnya terdengar suara di seberang sana.

"Halo Bu? Ada apa?"

" CEPET KE RUMAH SAKIT SEKARANG BULAN---"

tuttt..

Lidya menatap tajam layar ponselnya yang sudah tidak ada sambungan telepon.

"Guntur ini gimana sih! Ibunya belum selesai ngomong main matiin telpon aja." Ujar Lidya kesal.

Bulan hanya tertawa melihat calon ibu mertuanya itu tampak mengomel.

" Sabar Lid mungkin Guntur baru di jalan kan." Ujar Indah.

BRAKK!!

Semuanya terperanjat kaget saat pintu kamar rawat itu terbuka secara kasar. Jangan lupakan Guntur yang langsung menerjang tubuh Bulan dengan pelukannya.

" Kamu gak papa kan? Mana yang sakit?" Deru napas Guntur nampak kasar, seperti seseorang yang baru selesai lari maraton.

Bulan mengedipkan mata berulang kali
" Guntur kenapa? Bulan baik-baik aja kok. Guntur kenapa kok kayak habis di kejar anjing lari-lari?"

Guntur menghembuskan nafasnya lega, ia pikir terjadi sesuatu pada gadisnya.

" Tadi ibu telpon suruh aku ke rumah sakit cepet, aku kira kamu kenapa-kenapa." Jawabnya.

Lidya yang mendengar obrolan itu menjewer telinga anaknya, tidak sakit memang.

" Makannya kalau ibu belum selesai ngomong jangan main di matiin aja telponnya." Ujar Lidya.

Guntur Milik Bulan [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang