🐣 PART 18

3.6K 194 0
                                    

🌴🅂🄴🄻🄰🄼🄰🅃 🄼🄴🄼🄱🄰🄲🄰🌴

Sudah tiga hari Guntur di rawat di rumah sakit Sejahtera. Dan tiga hari itu juga Guntur merasakan bagaimana sifat posesif Bulan yang datang tiba-tiba.

" Guntur mau apa bilang sama Bulan." Ujarnya masih sibuk menata buah-buahan yang di bawakan oleh Indah.

" Enggak usah sayang nanti kamu capek."

Dan tiga hari itu juga Bulan merasakan Guntur yang semakin bucin padanya. Pemuda itu terkadang tersenyum sendiri memperhatikan dirinya dan kadang memanggilnya dengan sebutan sayang, baby, dan masih banyak lagi.

Bulan memang senang tapi agak terdengar aneh di telinganya saat Guntur memanggilnya begitu.

" Guntur apa-apaan sihh! Guntur kan lagi sakit jadi Bulan mau rawat Guntur." Gadis itu juga semakin cerewet sekarang.

" Aku lagi enggak mau apa-apa." Jawab Guntur, memang ia sedang terpikirkan apa-apa.

" Bulan kupasin apel ya?" Tawar Bulan, ia tidak perlu meminta persetujuan dari pemuda itu, toh juga Bulan menawarkan dengan nada memaksa.

Dengan telaten Bulan mengupas buah apel itu. Ia meringis pelan saat pisau itu menggores jarinya untung tidak mengeluarkan darah. Tapi ia berusaha diam agar Guntur tidak mengetahuinya, bisa heboh pemuda itu.

" Guntur harus makan buah biar cepat sembuh."

Guntur memperhatikan Bulan yang menyuapinya buah apel. Astaga ia tidak membayangkan jika gadis itu nanti menjadi istri kecilnya.

" Makasih."

Beberapa saat setelah selesai memakan apel Bulan mengeluarkan banyak sekali susu kaleng dari dalam nakas rumah sakit.

" Guntur mau minum susu naga gak? Bulan buka in ya."

Belum sempat Guntur menolak gadis itu sudah membukanya dan memberikannya pada Guntur.

Gadis itu juga mengelap sudut mulutnya yang terkena noda susu. Guntur dapat melihat sisi mandiri dan keibuan dalam diri tunangannya itu.

" Guntur mau makan bubur? Ini tadi udah di kasih makanannya sama suster."

" Udah Lan, aku udah kenyang." Tolak Guntur sambil membenarkan posisi duduknya.

Ia sudah sangat kenyang belum lagi gadis dengan sweater pink itu terus menyuruhnya untuk makan.

" Aduhh Guntur jangan bandel dong! Bulan mau Guntur cepat sembuh." Ujar Bulan sedikit menaikkan nada bicaranya, ia juga mengerucutkan bibirnya membuat Guntur ingin sekali mengurung gadis itu.

Ceklek.....

" Permisi, saya mau mengganti infus pasien dengan yang baru." Ujar suster yang datang dengan senyumannya.

Bulan pun memberikan ruang agar suster tersebut dapat mengganti infus dengan mudah.

Bulan memutar bola matanya malas melihat Guntur yang tampak memperhatikan suster tersebut.
Huh rasanya Bulan terserang rasa cemburu.

Guntur Milik Bulan [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang