🐣 PART 06

5.4K 285 1
                                    

🌴 🅂🄴🄻🄰🄼🄰🅃 🄼🄴🄼🄱🄰🄲🄰🌴

Hari ini Bulan tampak sekali bersemangat. Ia sudah bangun sejak pagi dan bersiap.

Lidya mengajak Bulan untuk pergi ke pasar tradisional membeli sayur mayur dan beberapa keperluan lainnya.

Biar pun menjadi ibu-ibu sosialita, Lidya lebih suka belanja sayur di pasar karena harganya yang murah dan jika beruntung datang tepat waktu kita bisa mendapatkan sayuran segar yang baru di panen.

" Bu, Guntur enggak ikut?" Tanya Bulan.

" Ikut kok, Guntur udah di depan manasin mobil." Jawab Lidya membuat Bulan tersenyum senang.

" Kamu mau kemana sayang?" Bagas menghampiri istrinya dan juga Bulan yang hendak keluar dari rumah.

" Aku mau ke pasar mas." Jawab Lidya.

" Uang bulanan nya kurang enggak? Biar mas transfer." Lidya tersenyum, suaminya memang idaman.

" Masih ada kok uang bulanan kemarin, lagian aku mau belanja ke pasar bukan swalayan." Ujar Lidya, lagi pula di pasar tidak ada metode transfer-transferan.

" Ihhh ayah Bagas sama ibu Lidya romantis dehh Bulan jadi iri." Pekik Bulan tampak gemas dengan tingkah pasangan paruh baya itu.

" Sudahlah, ayo kita berangkat. Aku berangkat ya mas."

" Hati-hati." Lidya meraih tangan suaminya untuk berpamitan.

" Ayah Bagas, Bulan pamit ya."

" Iya hati-hati."

Kedua wanita itu masuk ke dalam mobil yang sudah ada Guntur di dalamnya yang akan menjadi sopir.

" Tur kita ke pasar yang dekat stasiun ya." Ujar Lidya, Guntur pun mengangguk dan melajukan mobilnya.

Di perjalanan hanya ada suara sumbang dan nyaring Bulan yang bernyanyi. Walaupun wajah Bulan cantik, imut dan menggemaskan tetapi berbanding terbalik dengan suara gadis itu saat menyanyi.

Suaranya terdengar tidak beraturan, dan terkadang nyaring di nada-nada tinggi.

" SEANDAINYA KAUUU TAUUU KUU TAK INGIN KAUUU PERGIIII......"

Gadis berkaos kuning cerah itu bernyanyi dengan botol minum sebagai mic.

" MENINGGALKAN KU SENDIRI BERSAMA BAYANGAN MUUUU....."

" Nanti sakit tenggorokannya, mending diem." Sebenarnya itu hanya alasan Guntur saja, jujur suara Bulan itu benar-benar memekakkan telinga.

Berbeda dengan Lidya yang duduk di belakang menikmati suara Bulan sambil memainkan ponselnya. Ia tengah meng-scroll aplikasi belanja dimana banyak diskon di sana.

Bulan membuka kaca mobil menikmati angin pagi, rasanya dingin dan segar. Gadis itu kembali terfokus pada lagunya.

Berhubung sedang lampu merah dan menuju lampu hijau masih lama ia mencari lagu yang pas.

" Bulan mau ganti lagu lain." Ia menekan-nekan tombol hingga menemukan lagu yang sepertinya ingin ia nyanyikan.

Nada-nada awal begitu terdengar menenangkan, Bulan pun tengah bersiap untuk bernyanyi.

Guntur Milik Bulan [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang