Kalau diminta mengibaratkan rasa bahagiaku itu,
Rasanya jawaban yang paling tepat adalah bagai kapal.Awalnya ketika ia di pelabuhan, diam saja kan?
Hanya bergoyang kecil mengikuti jalannya ombak, tak berarti.
Tapi ketika mulai berlayar,
Itulah saat perjalanan sebenarnya dimulai.Ada kalanya yang dilihat adalah indahnya cakrawala, tiang kapal bermandikan cahaya oranye dari matahari yang hendak tenggelam, diterpa angin sepoi-sepoi sejuk yang menenangkan.
Ada kalanya juga, sang ombak naik begitu tinggi, menyesakkan.
Memporak porandakan kapal, menenggelamkannya.
Menelannya bulat-bulat bagaikan raksasa kelaparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelajahan Pikiranku
PoesíaKalau ku mengucap, tak ada yang mendengar. Tak sudi mereka memasang telinga-telinga pemberian Tuhan itu, Walau tak memakan waktu, tak sudi mereka. Kalau ku bersuara, bak pohon mereka membisu. Tak bergeming, tak menganggap. Hanya batu kerikil di pi...