17. Perceraian!

344 15 0
                                    

Tatapan Alesha berubah sendu melihat kehadiran suaminya di kantor, dari dalam mobil ia terus memandangi sosok yang begitu ia rindukan itu. Tubuh Rama yang terlihat lebih kurus pun seakan menunjukan beban yang mungkin dirasakan oleh suaminya. Alesha semakin bersalah karena telah menyakiti hati suaminya, andai saja ia bisa melupakan dendamnya mungkin kehidupan rumah tangga mereka masih dapat dipertahankan.

"Aku tau kamu kecewa sayang, tapi aku gak mau terus menyakiti kamu kalau terus menyimpan dendam ini selamanya,"

Alesha tak pernah menyangka jika kejujurannya akan menjadi bumerang di pernikahan mereka, tapi ia tak ingin Rama terus terluka karena dendamnya selama ini. Hatinya begitu perih saat mengetahui orang yang ia cintai mengajukan gugatan cerai padanya. Walau perih yang ia rasakan saat ini begitu menganga, tapi ia mengerti rasa sakitnya mungkin tak sebanding dengan luka yang dirasakan oleh Rama. Air matanya pun tak bisa terbendung mengingat ketulusan suaminya selama ini.

"Aku merindukan kamu sayang, aku ingin kamu kembali," lirih Alesha.
Dave yang berada di samping Alesha pun turut prihatin dengan keadaan wanita yang begitu ia cintai, melihat Alesha yang selalu murung akhir-akhir ini membuatnya terenyuh.

Dave tau cinta yang dimiliki Alesha untuk Rama begitu besar, harapannya saat ini bisa mengembalikan senyum di wajah Alesha seperti dulu walau ia menyadari tak mungkin bisa memiliki Alesha.

Dave sangat mengerti jika tak mudah bagi Alesha menghadapi bebannya seorang diri terutama disaat kondisinya sekarang yang tengah mengandung.
"Sha, aku antar kamu ke dalam ya," tawar Dave.

"Gak usah Dave, aku bisa sendiri,"

"Tapi Sha,"

"Ini masalah aku dan Rama, aku bisa menghadapi semua ini sendiri," Alesha segera keluar dari mobil pemuda itu.
Dave seakan berat untuk merelakan Alesha pergi sendirian menemui Rama, ia tak bermaksud untuk mencampuri masalah mereka. Namun, kondisi Alesha yang sempat drop akhir-akhir ini membuanya khawatir, entah apa yang terjadi dengan Alesha jika Rama masih tetap bersikeras pada pendiriannya untuk bercerai dengan Alesha. Ia pun tak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Alesha.

"Sha, aku akan selalu mensupport kamu," ujar Dave memberikan semangat.

"Thanks Dave,"

"Kamu pasti bisa melewati semua ini," lirih pemuda itu.

"Aku tau ini terlalu berat untuk kamu Sha, tapi aku mengerti sekarang kebahagiaan kamu hanya pada Rama," batin Dave saat memandangi punggung Alesha yang perlahan memasuki kantor Rama.

*

Alesha terlihat pasrah saat memasuki kantor suaminya yang ada dibenaknya saat ini bertemu dengan suaminya itu membicarakan masalah rumah tangga mereka. Walau kemungkinan terburuk akan terjadi, namun keinginannya untuk mempertahankan rumah tangga mereka masih menjadi harapan besar baginya.

Kehadiran Alesha di kantor menarik perhatian semua karyawan perusahan, mereka pun sudah mengetahui gosip yang beredar tentang perceraian Bosnya yang marak di perbincangan. Alesha tertunduk menanggapi ucapan mereka yang seakan ditujukan padanya.

"Pagi Bu Alesha,"

"Pagi, bisa saya bertemu dengan Pak Rama di ruangannya," ujar Alesha pada sekretaris suaminya.

"Hmm Pak Rama sedang ada meeting Bu. Maaf sebelumnya, untuk saat ini Pak Rama tidak bisa diganggu," ujar sekretaris itu terlihat tak enak.

"Tapi Mbak, saya ingin bertemu suami saya sebentar saja," pinta Alesha.

"Maaf Bu pesan dari Pak Rama untuk saat ini beliau gak bisa diganggu,"

"Mbak, saya gak akan lama. Saya cuma mau berbicara sebentar saja sama suami saya. Saya mohon izinkan saya masuk ke dalam," pinta Alesha bersikeras.

Cintaku Lebih Dari DendammuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang