13. Kado Terindah

162 8 0
                                    

"Aku minta maaf ya Sha, aku harap kamu gak salah paham dengan kejadian tadi. Aku yang terlalu ceroboh, kasihan Rama dia gak salah. Dia sangat mencintai kamu, di hatinya cuma ada kamu Sha bukan aku," lirih Wina.

Alesha terdiam menatap Wina yang begitu sedih, ia tak mengerti apa makna di balik ucapan Wina. Alesha pun sudah terlalu muak dengan semua ini, yang ia butuhkan sekarang hanya menenangkan dirinya dari masalah yang cukup membuatnya lelah. Bayangan tentang perhatian Rama kepada Wina pun terus memenuhi fikirannya, tentu tak semudah itu untuk Alesha menghapus luka yang sudah tertoreh di hatinya.

"Sebaiknya kamu selesaikan masalah ini dengan kepala dingin Ram, aku gak mau Alesha salah paham. Sekali lagi aku minta maaf, sudah mengganggu waktu kalian, selamat malam," pamit Wina.

"Win, sorry," sesal Rama merasa tak enak.

"Gakpapa Ram, kamu juga harusnya lebih mengerti istri kamu. Aku sudah pernah bilangkan biar aku yang jelaskan semuanya ke Alesha, biar dia gak salah paham selama ini. Ya sudah aku pulang ya, have fun buat kalian. Biar kontrak kerjasama dengan klien biar aku yang urus," ujar Wina, ia segera memasuki mobilnya meninggalkan keduanya.

"Cukup semua sandiwara kamu Wina, aku gak akan pernah membiarkan kamu merusak semuanya. Aku gak akan membiarkan kamu menganggu suami aku, dia milik aku dan aku akan menyingkirkan kamu dari hidupnya," benak Alesha masih begitu kesal.

"Kamu sudah mendengar sendiri kan sayang, aku dan Wina gak ada hubungan apa-apa, maafin aku kalau sikap aku sudah mengecewakan kamu," sesal Rama.

"Kamu salah salah berfikiran seperti itu Ram. Justru semuamya semakin jelas sekarang jika Wina memang mencintai kamu. Aku gak mau kehadiran dia merusak rumah tangga kita," batin Alesha dengan sesak.

*

Pagi Harinya

Alesha terlihat fokus mengamati sang surya yang baru terbit dari balkon Villa milik Rama, ia terlihat menikmati indahnya sang surya di depannya. Perlahan Alesha memejamkan matanya membiarkan cahaya yang menenangkan tersebut menerpa kulit putihnya, sejenak fikirannya kembali tertuju pada masalah semalam yang cukup memberatkannya. Sekuat apapun Wina berusaha untuk menjelaskan padanya tapi hal tersebut tak akan membuatnya percaya begitu saja pada kebohongan gadis itu. Sikap Wina yang sangat berbeda terhadap Rama pun semakin meyakinkan Alesha jika gadis itu memang memiliki perasaan khusus pada suaminya, entah apa cara yang harus ia lakukan untuk menjauhi mereka, melihat status Wina yang cukup berperan penting di perusahan pun tak akan mudah baginya untuk menyingkirkan gadis itu dari sisi Rama.

"Cepat atau lambat dia harus pergi dari hidup Rama, aku gak mau dia merusak semuanya dan merebut suami aku dan juga perusahan Papa,"

Walau Alesha sempat meragukan perasaan Rama selama ini, namun ia tak mampu menepis kenyamanan saat bersama suaminya tersebut, entah sejak kapan sekat yang Alesha buat runtuh dengan sendirinya, setiap merasakan perhatian Rama yang tak biasa kepada Wina pun membuatnya terbakar oleh rasa cemburu, ia sendiri sangat membenci situasi seperti ini saat ia tak bisa berbuat apapun.

"Dulu aku memang membenci kamu sayang, tapi aku juga gak bisa membohongi perasaan ini. Aku lebih mencintai kamu, walau luka yang ditorehkan orang tua kamu sangat menyakitkan buat aku, tapi aku janji ini gak akan lama. Biarkan aku menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu," lirih Alesha mengingat orang tuanya.

Kecupan hangat pun mendarat di pundak Alesha yang cukup mengagetkannya, ia terdiam saat Rama memeluknya dari belakang. kembali aliran darahnya mengalir deras saat ketulusan itu bisa ia rasakan, kenapa Rama selalu bisa mengetarkan syaraf-syaraf di tubuhnya, penolakan pun tak bisa Alesha lakukan saat sorot teduh suaminya terus memandanginya.

Cintaku Lebih Dari DendammuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang