Pagi harinya
Alesha perlahan membuka matanya saat cahaya matahari yang menembus kaca menerpa wajahnya, ia menatap Rama yang masih terlelap disampingnya dengan memeluknya erat. Melihat keadaan mereka yang hanya menggunakan selimut pun membuatnya tersadar jika semalam terjadi sesuatu diantara mereka. Ia tersenyum seraya memegangi dada bidang suaminya, tentu sebuah kesalahan bodoh sudah ia lakukan semalam. Namun Alesha tak akan menyesali itu jika semua ini menjadi jalan satu-satunya untuk melancarkan semua tujuannya.
"Kamu terlalu naif sayang, aku gak akan mungkin membiarkan usaha aku sia-sia untuk merebut perusahaan Papa hanya karena keputusan sepihak kamu," ujar Alesha berdecak, tentu saja membuat keluarga Rama hancur seperti yang dilakukan mereka pada orang tuanya dulu menjadi prioritasnya. Walau ia harus terluka mempertahankan pernikahan ini, tapi semua itu tak memupuskan harapannya melihat Rama menderita. Walau Alesha harus berpura-pura untuk mencintai suaminya, terlalu sulit bagi Alesha melupakan semua penderitaan orang tuanya. Cepat atau lambat dendam yang sudah lama tertanam di hatinya harus segera terbalaskan, hingga semua hak milik keluarganya kembali padanya.
"Selamat pagi sayang, permainan akan segera dimulai," bisik Alesha di telinga suaminya, dengan hati-hati ia melepaskan tangan Rama yang masih melingkar dipinggangnya dan berjalan dengan perlahan menuju ke kamar mandi membersihkan dirinya.
*
Ruang Makan
Semua orang sudah berkumpul di ruang makan tak terkecuali Alesha, sejak pagi ia sudah bangun menyiapkan menu-menu sarapan di atas meja. Sikap Alesha yang tak biasa ini pun cukup menarik perhatian mertuanya, melihat kesibukan Alesha yang sangat padat selama ini membuat mereka juga mengerti dengan kondisi menantunya itu, tentu menjadi hal yang sangat membahagikan bagi mereka karena Alesha masih mau meluangkan waktunya bersama keluarga.
"Ini semua kamu yang masak sayang?"
"Iya Ma, dicobain ya Ma, Pa. Ini nasi goreng spesial khusus buat kalian,"
"Kayaknya enak nih,"
"Iya Sha, Papa jadi lapar"
"Ini Alesha juga sudah buatin kopi susu untuk Papa dan teh hijau untuk Mama, diminum ya Ma, Pa," tawar Alesha seraya memberikan semua itu ke mertuanya, senyum sumringah pun di berikan sang mertua pada Alesha. Beberapa kali pujian terlontar dari mulut mereka mengenai sarapan yang dibuat oleh menantunya ini.
"Hmm enak banget Sha, kamu pintar masak juga ya,""Iya nih sayang, enak banget masakan kamu hehe" puji Mama mertuanya.
"Kita memang gak salah pilih untuk menjodohkan kamu dan Rama, selain cantik, sukses. Kamu juga pintar masak, ya gak Pa?"
"Iya Ma, Rama memang beruntung,"
"Hmm Mama, Papa suka ya makanannya?"
"Iya sayang," puji mertuanya.
"Nanti Alesha akan sering buatin sarapan untuk kalian,"
"Beneran loh sayang, masakan kamu memang enak banget. Mama sampai ketagihan nih" senyum Mama mertuanya bahagia.
"Iya Sha, Papa setuju sama Mama kamu,"
Alesha pun melirik keduanya dengan tajam, tentu bersikap manis seperti ini membuatnya begitu muak. Tawa yang ditunjukan mereka pun tak pernah mungkin ia hapus saja di benaknya saat kematian orang tuanya dulu, mungkin keduanya tak pernah menyadari jika orang yang di banggakan mereka ini adalah orang yang akan menghancurkan hidup mereka. Luka itu begitu dalam tertanam di hati Alesha mengingat penderitaan orang tuanya, karena kelicikan mereka jugalah ia terkurung di neraka seperti ini. Hidup dalam lingkaran orang-orang yang begitu ia benci sungguh membuatnya tersiksa, tapi mengalah untuk sementara pada egonya mungkin pilihan yang tepat sekarang sebelum semua tujuan itu bisa ia capai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Lebih Dari Dendammu
RomanceKematian orang tuanya yang tak wajar membuat Alesha Renata memutuskan untuk menikah dengan Rama Valendra, putra dari orang yang telah menghancurkan kehidupan keluarganya. Keinginan untuk membalas dendam pun menjadi tujuan utama Alesha, hingga keragu...