2. Aku Membenci Kamu

3.6K 91 4
                                    

Para tamu bertepuk tangan dengan meriah menyambut kedatangan Alesha dan Sinta di pembukaan cabang butik mereka, tak henti ucapan selamat diberikan kepada mereka di usia keduanya yang masih sangat muda pun telah memperoleh pencapaian yang luar biasa dalam dunia fashion.
Rama begitu bangga dengan Alesha istrinya, ia bahagia melihat kesuksesan Alesha, beruntungnya tadi ia tidak terlambat mengantarkan istrinya itu di acara pentingnya ini, ucapan tulus pun ia berikan pada wanita yang ia cintai itu.

"Selamat ya sayang, semoga usaha kalian sukses," Rama memeluk istrinya itu.

"Iya terima kasih,"

"Selamat Sin, sukses buat bisnisnya," tak lupa Rama memberi selamat pada sahabatnya itu.

"Iya Ram sama-sama. Gue gak salah deh partneran dengan Alesha, istri lo selalu punya ide yang cemerlang. Jadi banyak pelanggan yang suka sama rancangan Alesha,"

"Semua berkat lo juga Sin, lo juga punya ide yang brilian," puji Alesha.

"Tapi tetap aja gue gak nyangka Sha, di usia yang masih muda lo bisa punya ide yang sangat cemerlang tentang bisnis fashion, hebat lo. Oh ya Ram, gue dengar lo sama Alesha mau liburan ya?"

"Iya Sin sekalian nih gue minta izin lo selama dua minggu buat Alesha cuti, gakpapa kan?" pinta Rama.

"Iya gakpapa, lagian Alesha juga butuh refresing tu. Biar dia gak fokus mulu sama kerjaan," ujar Sinta melirik gadis itu, reaksi Alesha pun terlihat dingin pada Sinta.

"Jadi boleh Sin?" tanya Rama meyakinkan.

"Boleh dong Ram masa gak sih, ya kan Sha?" Sinta melirik Alesha yang tersenyum masam menatapnya. Alesha masih tak menyangka hal jika Sinta begitu semangat menyetujui ide Rama. Sedangkan pekerjaan yang menunggu mereka di butik masih terlalu banyak.

"Sayang kamu gak keberatan kan? Sinta sudah mengizinkan kamu cuti," ujar Rama berharap istrinya itu bersedia.

"Hmm iya thanks Sin," jawab Alesha datar, raut wajahnya pun terlihat begitu malas saat ini.

"Sekali lagi thanks ya Sin, lo memang sahabat gue yang pengertian banget," puji Rama saat hatinya begitu lega mendengar Alesha juga setuju dengan idenya.

"Sama-sama Ram, pokoknya kalian have fun ya, biar istri lo juga gak jutek mulu nih. Karena lo sibuk terus, sudah saatnya kalian menghabiskan waktu berdua hehe," goda Sinta.

"Apaan sih Sin," ujar Alesha manyun.

"Sudah Sha pake gengsi segala, lagian lo juga butuh liburan banget biar gak bete terus dan lo biar punya waktu yang lebih banyak juga buat Rama kan? Biar gue cepat dapet ponakan nih," ujar Sinta kembali mencoba menggoda Alesha.

"Doain aja ya Sin," Rama merangkul pundak Alesha seolah menunjukan harapan yang sama.

"Hmm aku ke toilet dulu Ram, permisi," Alesha menyingkirkan tangan Rama. Ia melenggang pergi menuju ke toilet dengan tatapan penuh tanya di benak Rama, entah kenapa Alesha selalu berusaha menghindar jika orang disekitar mereka membahas mengenai kehadiran anak.

Sikap Alesha yang seperti ini pun membuat Rama bingung. Memang sebelum menikah ada kesepakatan diantara mereka untuk menunda sementara memiliki anak, dengan alasan usia mereka yang masih sangat muda. Namun hal itu tak menjadi alasan sepenuhnya yang mengganjal di hati Rama, ia merasakan sikap Alesha semakin berubah terhadapnya seakan ada jarak yang buat Alesha padanya.

"Apa cinta itu sudah memudar di hati Alesha untuknya?" pertanyaan yang selalu melintas di benak Rama saat Alesha bersikap dingin padanya, tapi Rama berusaha membuang jauh semua fikiran buruknya itu. Seharusnya ia tak pernah beranggapan seperti itu terhadap istrinya, Rama pun menyesap minuman ditangannya dengan semua pertanyaan yang masih memenuhi fikirannya. Kesibukannya yang padat beberapa minggu ini pun juga tak menutupi kemungkinan jika Alesha begitu kecewa padanya.

Cintaku Lebih Dari DendammuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang