Part 21 [END]

2.6K 114 4
                                    

1 bulan kemudian ...

Jungkook mengerjapkan matanya. Ia kemudian menatap sekelilingnya. Ternyata dia berada dikamarnya. Ia menoleh ke sampingnya namun tak ada seorangpun disana.

”Apa Anna yang mau rujuk denganku hanya mimpi?”

Jungkook berjalan menuju ke arah dapur begitu mendengar suara ribut-ribut disana.

Suasana masih cukup gelap karena masih pukul 5 dini hari. Jungkook tersenyum begitu melihat seorang wanita tengah memasak dengan posisi membelakanginya.

Jungkook dengan cepat berjalan mendekati Anna lalu memeluknya dari belakang. Arm sling di Tangan Jungkook memang sudah dilepas seminggu yang lalu.

”Kenapa, Jung?”

Jungkook semakin mengeratkan pelukannya. Anna hanya bisa berdecak sebal kemudian ia mematikan kompornya dan bergeser ke arah Wastafel membuat Jungkook juga ikut bergeser.

Anna mencuci tangannya sebentar lalu berbalik menatap Jungkook membuat pelukan Jungkook terlepas. Jungkook sempat dibuat terpanah dengan kecantikan Anna. Bahkan belum mandi saja Anna sudah sangat cantik.

”Cantik.”

Anna tersenyum miring, ”Aku tau.”

Jungkook mengusap rambut Anna, ”Terimakasih sudah memberiku kesempatan.”

”Dan kalau sampai kau menyia-nyiakan kesempatan yang ku berikan. Aku tidak akan pernah mau menerimamu kembali.”

Jungkook mengangguk mantap lalu memeluk tubuh Anna.

---

4 tahun kemudian ...

”Eomma ... hiksss ... hiksss ... Zian mau ketemu sama Eomma ... hikss ... hikss ... Zian kangen ... hikss”

Bocah laki-laki berusia lebih dari 3 tahun itu menangis sesenggukan sambil memeluk nisan ibunya. Meski tak pernah bertemu ibunya karena sang ibu meninggal saat melahirkannya, namun Zian yakin, ibunya adalah wanita yang hebat.

Jimin mengelus punggung Zian, kemudian perlahan menarik tubuh Zian untuk dia dekap.

”Zian ...”

”Appa ... hikss ... hiksss ... Eomma jahat ... hiksss ... Eomma tidak sayang pada Zian.”

Jimin melepas pelukannya. Ia kemudian menghapus air mata Zian yang terus menangis.

”Eomma sayang sama Zian. Siapa yang bilang Eomma tidak sayang? Eomma sangat menyayanginya Zian, bahkan rela mengorbankan nyawanya sendiri demi Zian.”

”Jadi ... Zian yang bunuh Eomma ... hiksss.”

”Ssstt ... bukan Zian. Udah jangan nangis, masa Jagoan Appa nangis sih.”

Zian menghapus jejak air matanya cukup kasar. Ia memanyunkan bibirnya, ”Zian sayang Appa.”

Zian memeluk Jimin sangat erat, Jimin tersenyum tipis lalu membalas pelukan putranya. ”Appa juga sayang sama Zian.”

Meski sudah lebih dari 3 tahun kepergian Nara, namun hati Jimin masih terasa nyeri jika mengingat sosok Nara.

Namun yang ia rasakan, tak seberapa dengan yang dirasakan putranya. Jika tak ada Anna, mungkin Zian tak akan pernah merasakan kasih sayang hangat dari sosok seorang ibu.

Jimin tak mau merepotkan Anna lagi. Terlebih Anna sedang hamil 3 bulan. Ia akan mengurus Zian sendiri mulai sekarang.

---

”Coba ikuti Appa.”

Zian mengangguk. Sepertinya suasana hati bocah itu sudah kembali membaik.

ISTRI MESUM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang