Eps. 1

20 11 1
                                    

"Lo dijemput Key?" tanya Lia teman sebangku Key.

"Nggak, supir gw masih sakit, abang gw lagi ke luar kota" jawab Key mengemasi buku-bukunya sambil berpikir akan pulang dengan siapakah dirinya.

"Jadi lo pulang sama siapa?" tanya Yeri yang kebetulan bangkunya berada pas di belakang bangkunya Key dan Lia.

"Belom tau nih, paling pesen grab aja atau gojek yang lebih murah" jawab Key.

"Pulbar sama cowok lo aja, buat apa punya cowok kalo nggak dimanfaatkan buat hal - hal yang positif" ujar Sisi yang merupakan teman sebangku Yeri.

"Nah iya tuh, bareng gw aja sekalian gw nyamperin Rendy" ajak Lia.

"Ya udah deh iya" jawab Key.

"Udah Si?" tanya Jeno yang menghampiri bangkunya Sisi dengan senyuman.

"Udah kok Je, kuylah pulang. Bye.. bye.. my ciwi-ciwi" ucap Sisi dengan semangat 86.

"Kita duluan ya Key, Li, Yer" Pamit Jeno pada Key, Lia, dan Yeri.

"Yoi" jawab Yeri.

"Ati-ati ya lo bedua" pesan Lia

"Jan ngebut-ngebut Jen" pesan Key

"Siapp" jawab Jeno

Tak lama setelah Jeno dan Sisi pergi datanglah Mark yang menghampiri Yeri,

"Yok pulang" ajak Mark pada Yeri dan dibalas anggukan oleh Yeri.

"Gaes.. Gw sama Mark duluan ya" pamit Yeri lalu menarik tangan Mark.

"Kita duluan ya, jangan lupa tutup pintu kelas okey" pesan Mark

"Iyaaa" jawab Key dan Lia serentak. Karena memang di kelas ini hanya tersisa Key dan Lia.

Gw iri liat Sisi sama Yeri, mereka beruntung banget punya pacar yang boyfriendable banget, kapan gw kayak mereka ~ batin Key.

"Yok ke kelas sebelah" ajak Lia

.

.

.


"Hai Ren" sapa Lia pada Rendy.

"Hai beb, eh ada lo Key" jawab Rendy semangat.

Rendy sengaja agak nyaring ketika menyebut nama Key, agar Vero yang sedang sibuk dengan ponselnya dapat mengetahui bahwa ada kekasihnya disini. Padahal Rendy sudah melihat Lia dan Key sebelum mereka berdua masuk ke dalam kelas Bahasa.

"Lo belum pulang?" tanya Vero spontan karena melihat kekasihnya yang tiba-tiba ada dikelasnya.

"Belom, emm.. gw mau minta tolong sama lo buat anterin gw balik, soalnya bang Sean lagi di Surabaya, supir gw juga masih sakit. Jadi-" ucap Key

"Gw gak bisa, gw mau anterin Nancy balik, soalnya udah janji duluan sama dia. Jadi lo pesen gojek atau grab aja ya, gw duluan" potong Vero lalu pergi begitu saja meninggalkan tiga orang manusia yang masih terpatung dengan pernyataannya.

Deg. Sabar Key sabar lo masih kuat kok :) ~ batin Key

"Gila tuh si Vero!" kesal Rendy yang ingin mengejar Vero namun ditahan oleh Key.

"Udah Ren.. gw gapapa kok. Gw bisa naik gojek pulangnya" ucap Key yang mencoba tetap tersenyum tetapi Rendy dan Lia tau kalau itu hanya senyuman palsu.

"Key.." panggil Lia yang merasa iba.

"Oh iya plis banget ya Ren, Li. Tolong jangan kasih tau yang lain tentang ini, apalagi Haekal" ucap Key memohon dan diangguki dengan berat hati oleh Lia dan Rendy.

"Eh gw kedepan gerbang duluan ya mau nyari sinyal" ucap Key berlari pergi meninggalkan Rendy dan Lia.

Sebenarnya Key bukan ingin ke depan gerbang melainkan ke toilet untuk mengeluarkan air matanya yang sudah tidak dapat ditahan lagi. Sakit. Sesak. Dilema. Itulah yang merasuki hatinya.

Kenapa sesakit ini jatuh cinta,,, gw capek, gw capek sama keadaan dimana gw punya pacar tapi selalu memprioritaskan sahabatnya daripada gw. Buat apa coba lo macarin gw kalo cuman buat status doang?! ~ keluh Key dalam hatinya.

"Mata gw bengkak lagi nih, ah elah pake nangis segala sih gw" monolog Key sambil bercermin di cermin toilet.

Lalu Key beberapa kali membasahi mukanya agar tidak terlihat kentara jika ia habis menangis.

Key melihat arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jarum jam tersebut menunjukkan pukul 16.30 WIB. Itu artinya sudah 30 menit ia di dalam toilet.

Key sudah memesan gojek dari tadi tapi belum dapat juga. Akhirnya Key memutuskan untuk ke depan gerbang terlebih dahulu.

"Loh neng kok belom pulang? Hari ini kan gak ada ekskul apa-apa" tanya Pak Satpam.

"Ehh iya Pak, ini saya lagi mesen gojek tapi belom dapet-dapet" jawab Key jujur.

"Ya ampun kesian bener si Eneng, ya udah duduk aja nih di pos satpam. Bapak mau ngecek kelas-kelas dulu ya Neng" ujar Pak Satpam.

"Iya Pak. Makasih ya Pak" ucap Key tersenyum.

"Santai aja atuh Neng, kalo minum ambil aja Neng ada aqua gelas di dalem" pesan Pak Satpam

"Iya Pak makasih" jawab Key lagi.

"Duh, gimana nih, kok gak dapet-dapet daritadi mana sisa 1 persen nih baterainya, kampret gw lupa ngecas tadi pagi. Ya.. ya.. yah mati dong hp gw hwaaaa.. mama tolongin Key, pulang pake apa nih! Hwaaa.." ucap Key mencak-mencak menangis layaknya anak kecil

Tin...Tin...Tin..

"Ishh siapa sih?! Loh.." kaget Key saat orang itu membuka kaca helmnya.

.

.

.






SKIP di RUMAH KEY

"Thanks ya Ucul. Btw mok mampir gak nih?" tanya Key, pada seseorang yang dipanggil Ucul olehnya.

"Gak usah deh Cil, gw langsung balik aja" jawab cowok beseragam putih abu-abu itu.

Namanya Samsul Devano,
panggilannya bisa Sam atau Dev atau Devan. Namun Key dan Sam sudah memiliki nama khusus buat mereka masing-masing yaitu Ucul untuk Sam dan Bocil untuk Key. Ucul diambil dari kata Samsul, sedangkan nama Bocil karena tinggi badan Key tak melebihi tinggi badan Sam dan juga kelakuan Key yang terkadang suka absurd.

"Ya bagus deh, gw kan cuman basa-basi doang" jawab Key langsung ditoyor pelan oleh Sam.

"Lo mah main toyor-toyor aja, sakit tau!" sewot Key mengelus-elus kepalanya yang ditoyor Sam

"Lebay lo, ya udah gw balik dulu yaw" ucap Sam lalu meninggalkan pekarangan rumah Key dengan melajukan motor scoopy coklat miliknya.

"Ati-ati Cul.." teriak Key. Rumah Sam tidak terlalu jauh dari rumah Key hanya berbeda blok saja, Key di blok A dan Sam di blok C.

.

.

.





Author hanya mengingatkan bijak - bijaklah dalam memilih bacaan, okeyy... 💚 sorry kalo ceritanya kurang nge-feel, jangan lupa tinggalin jejak kalian dengan komen di kolom komentar yaaaa

Love Affair : My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang